Berita

barack obama

Kekerasan Akibat Kebijakan Diskriminatif Tidak Kalah Berbahaya

KAMIS, 27 SEPTEMBER 2012 | 01:14 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Beberapa kepala negara, mulai dari Presiden AS Barack Husein Obama sampai Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, mengecam diskriminasi, konflik, dan semua bentuk kekerasan. Mereka optimis tentang masa depan yang damai.

Harapan tersebut tentu menjadi mimpi semua pihak. Namun pada kenyatannya konflik dan kekerasan dimana-mana, mulai kekerasan langsung, seperti perang di Suriah dan di Palestina sampai kekerasan tak langsung seperti intoleransi dan kebijakan yang diskriminatif.

Di saat pemimpin dunia bicara perdamaian, sekelompok orang melakukan demontrasi yang menuntut kebebasan dan demokrasi. Ada sekelompok orang yang menyebut dirinya penganut Falun Gong, menuntut pemerintah China terbuka dan demokratis. Ada yang menuntut pemerintah Iran bertanggung jawab atas hilangnya beberapa aktivis muslim yang menuntut kebebasan, ada sekelompok yang menuntut pemerintahan Mesir tidak diskriminatif. Masing-masing berdiri di seberang gedung PBB yang sedang melaksanakan hajatannya.


"Inilah paradoks wacana. Di dalam gedung berbicara kebebasan dan perdamaian, sementara di luar diskriminasi dan otoritarianisme masih terjadi" ujar A. Bakir Ihsan, dosen ilmu politik FISIP UIN Jakarta yang ikut hadir dalam sidang ke-67 Majelis Umum PBB kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (26/9).

Menurut Bakir, masalah kekerasan jangan hanya dilihat secara verbal, tapi juga kekerasan tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat karena adanya kebijakan yang diskriminatif atau menguntungkan sebagian orang atau kelompok.

"Ini tidak kalah berbahayanya karena masyarakat kehilangan haknya sebagai warga negara," imbuh dia.

Karenanya, menurut Bakir, langkah awal untuk menciptakan perdamaian adalah sejauhmana kebijakan negara betul-betul membuat masyarakat merasa aman dan nyaman.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya