Berita

adhi massardhi/ist

Fatwa Ulama NU di Balik Kekalahan Foke-Nara

JUMAT, 21 SEPTEMBER 2012 | 15:22 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Fatwa Ulama NU yang diserukan dalam Munas Alim Ulama dan Koferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kempek, Cirebon (14-17/9), yang mengharamkan money politic (politik uang alias suap alias risywah) serta "haram hukumnya memilih kembali pemimpin yang gagal," menjadi salah satu faktor kekalahan pasangan Foke-Nara dalam Pilgub (Pemilihan Gubernur) DKI.
 
Demikian dikatakan Adhie M Massardi, mantan jubir KH Abdurrahman Wahid kepada wartawan di Jakarta siang ini (Jumat, 21/9).
 
Menurut Adhie, Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke) sudah terlanjur dipersepsikan publik sebagai pemimpin yang gagal. Artinya, Foke dianggap mengabaikan kepentingan rakyat, cenderung memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, dan gagal dalam melaksanakan tugas sebelumnya.
 

 
Sehingga memenuhi syarat untuk tidak dipilih kembali, sesuai fatwa yang dibacakan Sekretaris Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Waqi’iyah KH Arwani Faishal dalam sidang pleno terakhir Munas dan Konbes NU 2012 di Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Senin (17/9) itu.
 
Karena fatwa para ulama NU itu memenuhi kaidah sebagai ijma (rujukan penting dalam kehidupan bagi umat Islam setelah Al Quran dan Sunnah), Adhie yang juga koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini percaya kaum Nahdliyin diam-diam mengamalkan pandangan para kiai itu dalam Pilgub DKI.
 
Oleh sebab itu, meskipun telah melakukan kampanye ekstra gencar dalam berbagai cara, dengan uang melimpah karena konon mendapat suntikan dana besar dari sejumlah "naga pengembang" di  DKI, Foke-Nara kembali bisa dikalahkan oleh pasangan Jokowi-Ahok.
 
"Saya juga percaya, fatwa risywah (uang suap politik haram) juga sudah disosialisasikan oleh kaum Nahdliyin dalam pemilu kada Jakarta. Sehingga money politic atau ‘serangan fajar’ tidak jalan. Kalau sudah begini, insya Allah, NU akan kembali menjadi lokomotif perubahan mental dan moral bangsa," tutur aktivis anti-korupsi ini.[dem].

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya