Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra
“Buat apa minta maaf, he-he-he. Kalau ucapan seperti itu ngÂgak perlu minta maaf. Saling mengerti saja. Itu kan ada aksi dan reaksi. Mereka kan yang biÂkin aksi. Saya hanya bereaksi saÂja,â€kata Yusril Ihza Mahendra keÂpada Rakyat Merdeka, di JaÂkarta, kemarin.
Menurut bekas Mensesneg itu, kiÂcauannya di twitter mengenai grasi kepada koruptor itu karena omongan Wamenkumham Denny Indrayana yang menyeÂrang orang dan membuat kegaduhan politik.
“Kalau mengikuti logika yang diÂtulis Denny dalam twitternya bahwa advokat yang membela koruptor adalah koruptor. Maka setiap hakim yang membebaskan koruptor adalah hakim koruptor. Kalau diteruskan, maka presiden yang memberi grasi kepada koÂrupÂtor adalah presiden koruptor,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anda diminta membuktikan ucapan Anda di twitter, siapÂkah?
Soal bukti membuktikan, kita ikuti logika Denny saja yang mengatakan, advokat yang memÂbela koruptor adalah koruptor, apakah itu perlu pembuktian. Itu kan nggak perlu pembuktian. Itu hanya stigma dan propaganda politik.
Konsekuensi dari ucapan itu, ya presiden yang memberi grasi koruptor itu presiden koruptor. Ini bukan wilayah hukum, tapi wilaÂyah propaganda politik. Maka jaÂngan mempropagandakan orang dong. Kalau mereka nggak mau diÂserang, jangan menyerang orang lain.
Sepertinya Anda terpancing dengan ucapan Denny IndraÂyana ya?
Banyak orang bilang ngapain saya meladeni. Tapi dalam ilmu proÂÂpaganda politik itu keboÂhoÂngan yang diulang-ulang bisa memÂÂbuat orang percaya. Itu kan proÂpaganda.
Misalnya, ada orang yang biasa memimpin doa, lama-lama ada yang memanggil pak kiai. Maka dia menjadi kiai walaupun ilmuÂnya alakadarnya.
Kalau terus menerus saya dibiÂlang sakit hati atau balas dendam, maka lama-lama orang akan menilai saya seperti itu. Padahal tidak sama sekali.
Anda kesal dengan kicauan Denny Indrayana?
Berkali-kali rezim ini mau mengerjain saya dengan berbagai cara. Tapi nggak berhasil. KemuÂdian menuduh saya menghalang-halangi pemerintah dalam memÂberantas korupsi dan membantu koruptor. Ada stigma yang dibuat pemerintah untuk saya.
Saya melihat Denny itu hanya pionÂnya saja. Meski demikian saya beritikad baik. Saya ingin meÂluÂruskan apa yang dilakukan itu.
Meluruskan apa?
Denny harus menyadari imÂpliÂkasi dari ucapannya itu. Mereka ini melakukan propaganda dan agitasi. Saya paham itu. Saya ini mengajar propaganda politik dan perang urat saraf. Kalau saya memakai ilmu yang saya miliki, saÂya pikir mereka kelabakan. Kalau teknik itu saya gunakan, saya bisa porak-porandakan peÂmeÂrintah.
Saya melakukan ini hanya warning saja. Tapi kelihatannya sudah banyak yang kebakaran jenggot.
Anda dinilai balas dendam kepada SBY karena dipecat dari kabinet?
Balas dendam itu kan stigma baru lagi. Saya tahu ada yang meÂnuÂduh bahwa saya sakit hati kaÂrena dipecat SBY. Propaganda poÂlitik itu sebenarnya bukan keÂbenaran tapi menciptakan stigma-stigÂma kepada lawan.
Itu salah satu penyakit pemeÂrinÂtah ini. Orang suka menyerang orang lain semaunya. Ketika diÂbaÂlikkan argumennya, mereka nggak bisa jawab. Malah mencipÂtaÂkan stigma, itu kultur yang buruk.
Anda merasa dirugikan?
Tentu saya merasa dirugikan karena terus menerus menciptaÂkan stigma untuk saya. Padahal saya tidak pernah menciptakan stigÂma pada orang lain. Kalau berÂdebat dengan orang, saya ronÂtokkan argumentasinya dan meÂlawan pikirannya tapi saya tidak melakukan stigma-stigma orang itu dengan stigma tertentu.
Perlu diketahui, sejak 2004 meÂreka selalu menciptakan stigma bahÂwa saya ini koruptor tapi meÂreÂka kan sudah punya KPK dan nggak ada buktinya. Setiap hari di twitter ada tuduhan-tuduhan ini dan saya tahu bahwa mereka ini style-nya orang suruhan.
Sebelumnya Anda tidak perÂnah membalasnya?
Mereka ini kan menyerang teÂrus dan memaki-maki saya. jawaÂban saya tidak pernah diperÂhatiÂkan dan dipertimbangkan. Tapi mereka menyerang saya terus. ini membuktikan mereka tidak punya ide untuk membantah saya.
Kalau misalnya mereka meÂnemÂbak sepuluh kali kepada saya, dan saya tembak balik satu kali, mereka tidak merubah straÂtegi tembakannya, karena hanya prajurit.
Sebenarnya ada upaya sisteÂmatik untuk mengerjai saya dan nggak pernah bosan. Saya serang balik, mereka sudah kebakaran jenggot.
Ucapan Anda di twitter diniÂlai menghina Presiden, tangÂgapannya?
Saya tidak ada maksud mengÂhina Presiden. Sama sekali tidak ada. Tapi tolong juga jangan mengÂÂhina saya.
Sebenarnya ada apa Anda sering berseteru dengan Denny Indrayana?
Saya pikir dia hanya pion. SeÂjak dari Pukat UGM sampai seÂkaÂrang kerjaannya begitu. Ada kerÂjaan sistematik untuk memÂbunuh karakter saya dengan terus menciptakan perang urat saraf dan stigma. Saya juga nggak ngerÂti. Ada apa sih sebenarnya.
Waktu saya mencalonkan diri seÂÂbagai presiden, tiba-tiba diliÂbatÂkan kasus Sisminbakum. KeÂmuÂdiÂan menciptakan stigma unÂtuk memÂbunuh karakter. SebenarÂnya seÂÂÂlaÂma ini saya malas bereakÂsi. Tapi kalau begini terus, ya saya coÂba balikin. Saya menggunakan senÂÂjata-senjata yang mereka paÂkai.
Saya ini belum menggunakan senjata saya sendiri. Tapi semuaÂnya sudah goyah. SBY harus berÂsikap tegas kepada pembantunya yang hanya membikin kegaduhan di negara ini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59