Berita

Jusuf Kalla

Wawancara

WAWANCARA

Jusuf Kalla: Saya Mau Kembali Ke Myanmar, Ini Merupakan Inisiatif PMI.

RABU, 15 AGUSTUS 2012 | 08:16 WIB

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla meminta Presiden Myanmar U Thein Sein untuk segera menyelesaikan tragedi Rohingya.


Sebab, kalau tidak cepat ditun­taskan, dikhawatirkan bisa meng­arah ke masalah agama.

‘’Itu yang saya minta saat ber­temu dengan Presiden Myanmar U Thein Sein beserta menteri­nya,’’ kata Jusuf Kalla kepada Rak­yat Merdeka, Minggu (12/8).

“Saya datang sebagai Ketua Umum PMI dan sudah berkoor­dinasi dengan Organisasi Kerja sa­­ma Negara-negara Islam (OKI). Kami ingin melihat dan mem­bantu menyelesaikan masa­lah ke­manu­siaan di Rohingya,” pa­parnya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Apa kesepakatan yang sudah dicapai?

Pertemuan antara PMI, OKI, dan pemerintah Myanmar pun men­capai kesepakatan. Yaitu, pe­merintah Myanmar sepakat me­nyediakan 8.000 rumah bagi pengungsi korban konflik komu­nal di negara tersebut.

Dalam pertemuan itu ada be­berapa hal yang dibicarakan. Ka­mi pun mendengarkan keterang­an dari sudut pemerintah di sana. Kami tetap saling menghormati. Bah­kan, saya diperbolehkan lang­sung melihat kondisi daerah kon­flik tersebut.


Bagaimana kronologi keja­dian itu menurut pemerintah Myanmar?

Keterangan dari pemerintah di sana yang disampaikan ke saya bahwa kejadian ini sebetulnya su­dah mulai sejak Juni. Terjadi ke­ru­suhan atau kriminal antar ma­syarakat. Di situ ada pemerko­saan dan perkelahian.

Kemudian terjadi balas den­dam, sehingga banyak yang ter­bunuh. Orang Rohingya yang pa­ling banyak korbannya. Tapi ada juga orang Budha di sana yang me­­n­inggal. Makanya kasus ini hen­­daknya cepat dituntaskan. Se­bab, dikhawatirkan masalah ini dibawa ke agama.


Solusi apa yang Anda tawar­kan ke pemerintah Myanmar?

Saya bilang ke mereka harus cepat diselesaikan. Kalau tidak cepat diselesaikan bisa mengarah ke agama. Tapi untuk saat ini ke­a­da­annya sudah mulai membaik.

    

Apa tanggapan Presiden Myanmar atas solusi yang Anda tawarkan itu?

Dia memahami keinginan saya,  lalu berjanji akan cepat menga­man­kan dan menyelesaikan ma­salah ini. Presiden Myanmar me­minta kami untuk membantu. Ma­kanya, dia meminta mente­rinya untuk mengawal saya waktu mendatangi lokasi kejadian.


Anda datang atas inisiatif sendiri?

Inisiatifnya dari PMI. Memang  pemerintah Myanmar juga me­minta saya untuk datang ke sana. PMI bersama OKI sangat mem­bantu baik membantu makanan, peru­mahan, dan lainnya.


Anda datang atas inisiatif sendiri?

Inisiatifnya dari PMI. Memang  pemerintah Myanmar juga me­minta saya untuk datang ke sana. PMI bersama OKI sangat mem­bantu baik membantu makanan, peru­mahan, dan lainnya.


Berapa lama konflik itu?

Konfliknya itu hanya dua hari. Dibanding dengan keributan yang pernah terjadi di Poso dan Am­bon, tentu ini lebih ringan. Sebab,  Poso dan Ambon itu kon­fliknya hingga dua tahun.

   

Anda yakin bisa mendamai­kan konflik di Myanmar?

Kita semua harus bekerja sama. Dengan pengalaman saya, keja­dian di Myanmar itu tidaklah ter­lalu besar. Saya yakin bisa segera pulih lagi.

Kita menyarankan ke pemerin­tah di sana agar segera meng­harmonikan warganya, didamai­kan secara baik, dan memper­bai­ki ekonomi karena daerah miskin.


Banyak yang mengharapkan Anda bisa menyelesaikan kon­flik di Myanmar, tanggapan Anda?

Saya berencana mau kembali lagi ke sana. Ini merupakan ini­sia­tif  PMI. Sebab, kami  betul-be­tul  ingin membantu agar ma­syarakat di sana bisa bahagia, kem­bali hidup seperti biasa.

   

Kapan Anda ke sana lagi?

Anggota PMI masih berada di sana. Kemungkinan mereka satu minggu di sana. Kemudian balik lagi ke Indonesia. Selanjutnya mem­buat perencanaan dulu. Sete­lah itu akan kembali lagi ke sana.

   

Bagaimana dengan sikap pemerintah kita?

Sebagai negara Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya In­donesia ikut membantu. Saya pun meminta pemerintah untuk se­gera membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Myanmar.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya