Misbakhun
Misbakhun
‘’Saya sudah memaafkan orang-orang yang telah melakukan kriminalisasi terhadap saya. Tapi saymau mengadu ke PBB ini agar stop rekayasa hukum. Ke depan tidak terjadi seperti ini lagi,’’ ujar bekas anggota DPR Misbakhun kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, kasus MisÂbakhun pertama kali mencuat MaÂret 2010 di tengah ramainya pengusutan kasus Bank Century. KeÂtika itu Misbakhun termasuk saÂlah satu legislator yang tergaÂbung dalam inisiator Pansus AngÂket Bank Century di DPR.
Saat ini Misbakhun berencana menggugat SBY ke Komisi HAM PBB setelah dia dibebasÂkan MA lewat Peninjauan KemÂbali dari kaÂsus pemalsuan dokuÂmen letter of creÂdit (L/C) PT SeÂlaÂlang Prima InÂterÂnational di Bank Century senilai 22,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 202 miliar.
Misbakhun selanjutnya mengaÂtakan, penegak hukum telah melanggar HAM terhadap warga negara dan anggota DPR yang bertungas mengawasi pemerintah.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anda menilai ada rekayasa hukum?
Ya. Saya dimasukkan ke penÂjaÂra dengan rekayasa hukum. SeÂbab, saya kritis kepada pemerinÂtah soal bail out Bank Century. PeÂmerintah telah melanggar HAM, seÂhingga harus bertanggung jawab.
Apa buktinya kalau ada rekayasa?
Ini sudah jelas sekali. Saya suÂdah punya bukti-bukti yang kuat. Hanya dalam satu hari, Presiden SBY telah mengeluarkan izin unÂtuk memeriksa saya sebagai anggota DPR.
Itu menunjukkan adanya rekaÂyasa politik dan hukum untuk meÂmasukkan saya ke penjara. Ini jelas-jelas pelanggaran HAM. Makanya saya mau adukan ke Komisi HAM PBB.
Kapan disampaikan pengaÂduannya?
Rencananya setelah mendapatÂkan salinan putusan PK dari MA. KeÂmudian kami pelajari bersama peÂnasihat hukum. Setelah itu diÂperÂsiapkan visa dan bukti-buktinya.
Anda langsung ke Komisi HAM PBB?
Saya merencanakan akan pergi langsung ke Jenewa bersama pengaÂcara saya Pak Yusril Ihza Mahendra.
Apa yang Anda inginkan?
Saya menginginkan pelanggaÂran HAM ditangani PBB untuk diÂbentuk Tim Pencari Fakta (TPF) mencari fakta kebenarannya.
Saya tidak punya dendam dan sakit hati. Saya hanya ingin memÂberikan pelajaran kepada yang berÂkuasa bahwa kekuasaan jaÂngan disalahgunakan. Saya ingin agar penguasa tidak melakukan hal serupa ke depan.
Apa rencana itu didukung PKS?
Sampai saat ini sikap partai masih menunggu putusan resmi PK. Ini bukan dalam posisi menÂdukung atau tidak mendukung.
Apa Anda balik ke DPR?
Balik atau tidaknya, saya seÂrahÂkan kepada DPP PKS dan Fraksi PKS di DPR. Sebab, posisi saÂya di DPR sudah diisi orang lain. Apa pun keputusan DPP PKS maupun Fraksi PKS, saya terima dengan legowo.
Apa tidak menuntut Badan Kehormatan DPR yang memÂberhentikan Anda?
Saya serahkan pada mekanisÂme saja. Yang jelas, dalam PK itu Âdijelaskan bahwa saya telah diÂbebaskan dalam dakwaan, diÂkembalikan nama baik saya, direhabilitasi harkat dan martabat saya, dan dikembalikan ke keduÂdukan semula. Mekanisme itu saya serahkan ke DPP PKS dan Fraksi PKS.
Anda masih tetap menjadi kader PKS?
Ya. Alhamdulillah saya masih tetap di PKS.
Masih aktif di dunia politik?
Saya masih mengurusi bisnis, tapi tidak meningÂgalÂkan dunia poÂlitik. Sebab, poÂliÂtik yang memÂbesarkan nama saya.
Tidak mungÂkin saya meÂningÂgalkan duÂnia politik. SaÂya tetap berÂpolitik dan menÂjalankan bisnis untuk meÂnopang kehiÂdupan keluarÂga saya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59