Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu
“Wisatawan asing saat ini suÂdah memahami bahwa keruÂsuÂhan biÂsa terjadi di mana saja. Cara mengantisipasinya tidak mengunÂjungi daerah konflik tersebut,’’ ujar Mari Elka Pangestu kepada Rakyat Merdeka, di kantornya, Rabu (1/8).
Selain itu, lanjutnya, KemenÂpaÂrekraf selalu menjelaskan kepada neÂgara asal wisatawan asing bahÂwa Indonesia dari segi keamanan jauh lebih baik setelah bom Bali.
‘’Buktinya, kita saat ini sudah keluar dari travel warning di 2008. Australia juga sudah menguÂrangi sedikit kategori bahaya. Mereka menurunkan tingkat kita menjadi peringkat tiga, sama dengan ThaiÂland. Artinya, aman untuk dikunÂjungi,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukankah sulit meyakinkan negara asal wisatawan asing?
Tidak. Sebab, dunia banyak mengalami isu keamanan. SelaÂma orang yang melakukan perjaÂlaÂnan mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya, terÂmasuk latar belakangnya, selama itu juga kunjungan wisatawan tidak akan berkurang. Lagi pula Indonesia adalah negara kepuÂlauan yang cukup besar. Tidak mempengaruhi objek wisata lainnya jika suatu daerah mengaÂlami konflik.
Apa upaya Kemenparekraf meningkatkan jumlah pengunÂjung wisatawan asing?
Tentu kita berusaha meningÂkatÂkan jumlah pengunjung melaÂlui promosi dan meningkatkan konektifitas, yakni meningkatkan jumlah penerbangan langsung ke daerah wisata yang ada di seluruh Indonesia.
Saat ini rute penerbangan HaneÂda-Denpasar dibuka setelah peristiwa tsunami Jepang. PeÂningÂkatan penerbangan harus diÂlakukan agar minat ke Indonesia juga mengalami pertumbuhan.
Apa saja promosinya?
Kita melakukan beberapa keÂgiatan besar. Misalnya, di BelanÂda selama 6 bulan kami menamÂpilkan rumah adat dan produk Indonesia. Kita juga ikut dalam Internasional Turism Fair dan beberapa pameran lainnya di ChiÂna, Jepang, dan lainnya.
Kemenparekraf saat ini juga memÂÂpromosikan di negara asal wiÂsatawan asing dan mengunÂdang opeÂrator tur untuk melihat langÂsung daerah pariwisata Indonesia.
Berapa target pengunjung yang mau dicapai?
Rencananya mencapai 8 juta wisatawan asing untuk tahun ini. Sedangkan untuk ekonomi kreatif kita berharap pertumbuhannya di atas rata-rata pertumbuhan ekoÂnoÂmi nasional, sehingga peranÂnya dalam PDB bisa mencapai 7,6 persen atau bahkan bisa naik menjadi 8 persen di 2014.
Yang harus dilakukan KemenÂparekraf adalah memahami minat di negara asal pengunjung dengan demikian promosi yang dilaÂkukan bisa efektif. Cara promoÂsinya berbeda-beda.
Wisatawan asing mana yang paling banyak berkunjung ke Indonesia?
Yang masuk lima besar wisaÂtawan asing yang sering berkunÂjung ke Indonesia adalah SingaÂpura, Malaysia, Australia, China, dan Jepang
Apa minat mereka berkunÂjung ke Indonesia?
Australia suka yang outdor seperti tracking, menyelam dan budaya. Kalau wisatawan asing dari Asia lebih suka pantai, belanÂja, dan makanan.
O ya, saat ini ekonomi kreatif seÂÂperti apa yang dikembangÂkan?
Ekonomi kreatif itu kan bagaiÂmana kita mendapat nilai tambah dari pengetahuan dan teknologi yang sudah ada tanpa menciptaÂkan sesuatu yang baru. Artinya deÂngan kerajinan yang ada, deÂngan kreatifitas, dapat memberiÂkan nilai tambah bagi masyaraÂkat.
Contohnya batik. Delapan atau sepuluh tahun lalu begitu-begitu saja. Batik dipakai untuk acara resmi atau ketika ada kegiatan adat. Tapi dengan adanya gerakan mengenakan batik di acara resmi, semua daerah kini memiliki baÂtik. Bahkan daerah lainnya seperti Papua juga punya batik dengan corak daerahnya.
Sekarang ini apa saja yang dikembangkan?
Indonesia saat ini mempunyai komitmen untuk mengembangÂkan ekonomi kreatif. Ini sebagai potensi untuk bisa bersaing deÂngan produk luar negeri.
Apa saja potensi itu?
Kita memiliki akar budaya yang sangat banyak seperti keraÂjiÂnan tekstil, tenun, lukisan, seni pertunjukan, musik, film, ukiran, dan lainnnya. Banyak sekali waÂriÂsan budaya memiliki nilai tinggi yang bisa dikembangkan.
Apa ada pembinaan kepada masyarakat?
Itu memang bagian dari proÂgram kerja kami dan KemenÂpeÂrin, Kementerian UMKM, dan KemÂdag. Biar bagaimanapun maÂsalah ekonomi kreatif ini sangat erat kaitannya dengan pariwisata. Wisatawan asing selalu mencari cinderamata dan oleh-oleh khas daerah tersebut. Makanya kami selalu memantau ekonomi kreatif yang ada di daerah wisata terÂsebut. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59