Berita

ilustrasi/ist

Ironi Tempe Lokal yang Seunik Keju Perancis

SABTU, 28 JULI 2012 | 12:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Secara global, Indonesia harusnya mampu memanfaatkan tempe sebagai komoditas unggulan yang teknologinya dipatenkan dan diekspor.

"Tempe adalah makanan unik sekali. Siapa lagi ciptakan teknologi tempe selain Indonesia?" kata pakar tempe asal Inggris, Jonathan Agranoff, yang hadir dalam diskusi "Memble Tanpa Kedelai" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7).

Bahkan, dia menyamakan keunikan santapan tradisonal itu dengan keju ala Perancis yang diciptakan dengan cara dan kreasi yang unik.


"Itulah keahlian ahli-ahli fermentasi dari orang Jawa. Keahlian itu bisa ditularkan ke Belanda, Jepang dan lainnya," ucap Jonathan.

Dia tambahkan, di Amerika Serikat dan Australia, tempe adalah makan mewah karena sulit dibuat. Produk itu digemari para pengemar makanan sehat yang tidak memakan daging.

Kualitas protein tempe pun sudah disamakan dengan santapan jenis daging-dagingan. Bangsa Jepang sampai memiliki hari khusus untuk tempe dan hasil-hasil penelitian tempe diklaim pihak asing.

"Formula pada tempe  lebih cepat memulihkan daripada rehidrasi oral atau infus. Asam amino dalam tempe jauh lebih unggul. Ini kecanggihan fermentasi," papar dia lagi.

Pokoknya, imbuh Jonathan, panjang sekali daftar keunggulan tempe. Hal itu mestinya membuat rakyat Indonesia bangga pada penciptaan teknologinya yang orisinal.

Namun, kebanggan itu seakan tenggelam di balik hiruk pikuk politik, sampai akhirnya krisis bahan baku tempe tak terelakkan.

Apa boleh buat, kini Indonesia harus mengimpor kedelai sebanyak kurang lebih 1,7 juta ton tiap tahun untuk menutupi kebutuhan kedelai Indonesia yang sebesar 2,4 juta ton per tahun. Padahal, Indonesia memiliki 14 varietas kedelai berkualitas. Ironi tempe di negeri agraris.

"Indonesia harus bangga punya tekonologi unik tempe dan harus dipatenkan. Jangan nanti dikuasai Malaysia atau negara lain yang bisa gunakan kesempatan Indonesia sebagai pasar tebesar tempe di dunia," imbaunya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya