Berita

presiden sby/ist

Cuma Punya Anak Buah dan Musuh, SBY Benar-benar Lonely...

JUMAT, 20 JULI 2012 | 17:10 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sejatinya, tidak ada teguran tegas yang keluar dari mulut Presiden SBY kepada para menteri yang sibuk berpolitik. Sebaliknya, SBY selalu menunjukkan kelemahannya dalam hal manajerial kabinet.

Pengamat politik Adhie Massardi menanggapi permintaan SBY kepada para menterinya yang tak bisa membagi waktu antara tugas negara dengan tugas partai politik agar keluar dari kabinet. Adhie menyebut SBY benar-benar kesepian.

"Itu cuma buktikan dia sendirian. SBY tidak punya teman, yang ada adalah anak buah dan musuh," kata Adhie Massardi kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (20/7).


SBY adalah kepala pemerintahan yang punya wewenang besar memecat dan menunjuk menteri baru. Andai saja SBY punya kemampuan kepemimpinan yang baik, para menteri yang sibuk berpolitik pasti sudah dipecatnya.

"Seharusnya kan dia memang harus berhentikan dengan alasan penyegaran atau tidak berkualitas, tanpa sebut alasan politiknya," ujar mantan Jubir Kepresidenan era Gus Dur itu.

Tapi yang terjadi, lanjut Adhie, SBY takut akan resistensi besar dari kabinet yang didominasi orang parpol.  Dia mengkhawatirkan pembangkangan dari koalisinya sendiri seperti terjadi pada kasus Bank Century, kenaikan BBM atau Pansus Pajak.

"SBY berharap dengan pernyataannya kemarin itu rakyat ikut mendorong menteri yang dimaksudnya keluar dari kabinet. Tapi yang terjadi sebaliknya, rakyat justru melihat dia semakin lemah sebagai pemimpin," tuturnya lagi.

Selain itu, menurut dia, ada dua kesibukan politik para menteri SBY. Pertama, politik kekuasaan untuk 2014 dan politik mencari perlindungan dari kejaran KPK. Padahal SBY sendiri tak mampu melindungi orang-orang dekatnya dari target lembaga anti korupsi itu.

"SBY sedang benar-benar lonely (kesepian), dan dia akan semakin lonely di dua tahun sisa pemerintahannya," ucapnya yakin. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya