Edhie Baskoro Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono
RMOL. Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono barangkali sudah bosan bicara politik. Apalagi mengenai partainya yang belakangan ini sering disudutkan.
Kali ini, putra bungsu Presiden SBY itu berbicara persoalan riil naÂsib rakyat, bangsa, dan negara. Yakni mengenai ketahanan paÂngan nasional. Salah satu strateÂgiÂnya menerapkan kawasan ruÂmah pangan lestari.
“Salah satu strategi untuk meÂwujudkan ketahanan pangan naÂsional adalah melalui intenÂsifiÂkasi untuk meningkatkan proÂdukÂtivitas pangan,†kata Edhie BasÂkoro Yudhoyono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain itu, lanjut anggota KoÂmisi I DPR tersebut, perlu diÂkemÂbangkan program kawasan ruÂmah pangan lestari.
“Di Pacitan, pengembangan kaÂwasan rumah pangan lestari telah terbukti berhasil. Ini dapat dijadikan model untuk tingkat nasional,†ucapnya.
Ibas, sapaan akrab Edhie BasÂkoro Yudhoyono mengimÂbau dinas-dinas di daerah bersama jaÂjarannya agar proaktif memÂbanÂtu petani mengakses berbagai skim pembiayaan.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bisa disebutkan contohnya?
Seperti Program Usaha AgrisÂbisnis Pertanian (PUAP), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit PengemÂbaÂngan Energi Nabati dan ReÂviÂtalisasi Perkebunan (KPEN-R), serta program-program pertaÂnian yang secara berkelanjutan terus digalakkan pemerintah.
Apakah program-program itu bisa berjalan, sedangkan harga pupuk dan benih masih mahal?
Ketersediaan dan distribusi pupuk murah dan benih sangatlah penting. Mengenai ini, saya kira seÂdang diimplementasikan pemeÂrintah pusat dan daerah. Untuk itu, saya berharap agar dengan adaÂÂÂnya upaya-upaya ini, kaum peÂtani bisa semakin produktif.
Kenapa hingga kini IndoneÂsia masih impor beras?
Harus ada upaya konkrit dalam membangun pertanian kita agar semakin maju. Tentunya harus ada target dan strategi bersama unÂtuk mencapai ke arah itu.
Terkait hal ini, saya mendorong sepenuhnya upaya pemerintah, Kementerian Pertanian, bersama masyarakat dan DPR untuk berÂsaÂma-sama mewujudkan swaÂsembada beras dan komoditas perÂtanian lainnya.
Bagaimana pandangan Anda terkait dengan kesejahteraan petani yang masih kurang?
Kalau kita bicara masalah paÂngan, tentu berkaitan dengan keÂbutuhan hidup. Makanya pemeÂrintah, baik di pusat maupun daeÂrah, harus berkomitmen untuk meÂningkatkan produksi pangan ini menjadi prioritas.
Bukankah komitmen itu sudah ada dari dulu, tapi imÂplementasinya masih kurang?
Ini adalah pekerjaan kita seÂmua. Membutuhkan peran kita seÂmua untuk benar-benar memiÂkirÂkan formula yang tepat, proses dan langkah-langkah strategis.
Apa Anda optimistis target surplus beras tercapai?
Saya optimistis, target surplus beras sebesar 10 juta ton tahun 2014 mendatang dapat terealisasi dan kesejahteraan akan menjadi bagian dari masyarakat petani Indonesia.
Saya optimistis, target surplus beras sebesar 10 juta ton tahun 2014 mendatang dapat terealisasi dan kesejahteraan akan menjadi bagian dari masyarakat petani Indonesia.
Apa ukuran keyakinan Anda?
Masih memungkinkan tercaÂpai. Sebab, panen masih akan teÂrus berlangsung di berbagai daerah.
Bukankah anggaran untuk pertanian ini masih minim ?
Segala upaya baik program, aturan sampai anggaran pertanian menjadi satu kemasan yang harus diprioritaskan. Upaya konkrit seperti yang kita lakukan saat ini, turun langsung, berdiskusi dan menampung informasi dan maÂsuÂkan dari petani sangat penting.
Anda terjun langsung ke petani?
Ya. Saya belum lama ini terjun langsung ke petani Pacitan, Jawa Timur. Makanya saya sangat menÂdukung upaya pemerintah KaÂbupaten Pacitan untuk menemÂpatkan bidang pertanian dalam skala prioritas pembangunan daerah.
Ketersediaan infrastruktur masih menjadi masalah bagi petani, apa solusinya?
Ketersediaan infrastruktur perÂtanian harus terus dikembangÂkan dan pemanfaatan potensi ungÂguÂlan pertanian. Begitu juga dengan perkebunan harus diimÂpleÂmenÂtasikan secara berkelanÂjutan.
Program-program pemerintah pusat yang pro petani harus dikaÂwal agar tepat sasaran dan langÂsung menyentuh langsung petaÂni-petani yang membutuhkan.
Apa yang Anda peroleh saat terjun ke petani itu?
Saya melihat kinerja Bapak BuÂpati Indartato cukup intens menÂjemput program-program dari pusat. Di samping sering memberikan bantuan langsung bibit unggul, pupuk, pestisida, banÂÂtuan alat dan mesin pertaÂnian, juga pendampingan secara langÂsung bagi para petani di Pacitan.
Saya juga optimistis, target lainÂnya di bidang pertanian seÂperÂti diÂverÂsifikasi pangan, peÂningÂÂÂkaÂtan daya saing pertanian dan eksÂpor dapat segera terÂwuÂjud. Dan paling penting, terkait dengan peÂningÂkaÂtan kesejahÂteÂraÂan untuk petani. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59