Firmansyah
Firmansyah
RMOL.Pertemuan Presiden SBY dengan Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati di Kantor Presiden, Jumat (13/7), penuh keakraban.
“Pertemuan selama satu jam itu sangat akrab dan cair. PreÂsiden SBY menyambut secara baik dan hangat,’’ kata Staf KhuÂsus PresiÂden Bidang Ekonomi Dan PemÂbangunan, Firmansyah, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut bekas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, SBY mendengarkan secara seÂÂrius pandangan Bank Dunia mengenai apa yang bisa dilakuÂkan bersama untuk mengatasi krisis ekonomi global.
‘’Suasana pertemuan tersebut tidak terasa kaku, namun mencair dan saling menghormati, layakÂnya Presiden menyambut kepala neÂgara atau menerima kunjungan IMF beberapa waktu lalu di IsÂtana,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apakah pertemuan tersebut juga membahas mengenai pemÂbiayaan infrastruktur oleh World Bank?
Indonesia kan memang memÂbutuhkan dukungan pembiayaan infrastruktur. Tapi belum dikeÂtaÂhui besaran dukungan pemÂbiaÂyaan infrastruktur yang dibutuhÂkan. Termasuk, proyek infrasÂtrukÂÂtur mana yang didukung oleh World Bank. Bank Dunia tentu akan melihat prioritas.
Apakah sudah ada komitÂmen dengan World Bank?
Kalau komitmen, saya rasa tidak secara eksplisit. Tapi itu akan disampaikan kemudian. Ini kan dari Menko Perekonomian juga disampaikan dan Indonesia membutuhkan untuk dukungan pembiayaan infrastruktur.
Apa saja disampaikan Sri MulÂyani dalam pertemuan tersebut?
World Bank sangat mengaÂpreÂsiasi pencapaian kinerja ekoÂÂnomi Indonesia terkait kriÂsis subprime mortgage pada 2008 dan juga kriÂsis Eropa seÂkarang ini.
Indonesia sebagai salah satu neÂgara emerging markets yang biÂsa tumbuh di atas 6 persen. SeÂlain itu, Bank Dunia juga memÂberiÂkan perÂhatian terkait pemÂbaÂnguÂnan inÂfrastruktur di Indonesia.
Apakah yang dibicarakan hanya mengenai World Bank saja?
Ya. World Bank itu sangat deÂveÂlopment. Berbeda dengan IMF. Konsen dari World Bank ini kan pembangunan. World Bank juga sangat mengapresiasi finanÂcial increasing Idonesia. Program PNPM kita diterapkan di Afrika.
Apakah tidak ada pembahaÂsan soal Pilpres 2014?
Nggak ada sama sekali. Ibu Sri Mulyani datangnya juga kan tiÂdak sendiri. Tetapi juga ada pejaÂbat dari World Bank. Sama sekali tidak membicarakan politik.
Apa yang disampaikan Sri Mulyani dalam pertemuan terÂsebut?
World Bank sangat mengapreÂsiasi pencapaian kinerja ekonomi Indonesia terkait krisis subprime mortgage pada 2008 dan juga krisis Eropa sekarang ini.
Indonesia sebagai salah satu neÂgara emerging markets yang biÂsa tumbuh di atas 6 persen. SeÂlain itu, Bank Dunia juga memÂberikan perhatian terkait pemÂbaÂngunan infrastruktur di IndoÂnesia.
Apakah yang dibicarakan hanya mengenai World Bank saja?
Ya. World Bank itu sangat development. Berbeda dengan IMF. Konsen dari World Bank ini kan pembangunan. World Bank juga sangat mengapresiasi finanÂcial increasing Idonesia. Program PNPM kita diterapkan di Afrika
Selain Anda, siapa lagi yang mendampingi SBY saat meneÂrima Sri Mulyani?
Presiden SBY didampingi MenÂko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Sekretaris KabiÂnet Dipo Alam, dan kepala BKPM M Chatib Basri.
O ya, Anda sebelumnya kritis terhadap pemerintah, bagaiÂmaÂna sekarang?
Mengkritisi itu kan tidak selalu berkonotasi negatif. Ketika saya mengkritisi kebijakan pemerinÂtah, itu lebih pada daya konstrukÂtif. Semuanya harus berdasarkan data.
Biasanya kalau sudah diberi jabatan, sikap kritisnya hilang, apa Anda begitu juga?
Kalau dulu, waktu menjadi akadeÂmisi saya melihat, mengaÂnalisa, dan membuat masukan-maÂsukan dari luar. Sedangkan seÂkaÂrang ini untuk memberikan anaÂlisa dan masukan dari dalam. TuÂÂjuannya sama kok, untuk memÂÂÂbaÂngun bangsa dan negara.
Kontribusi untuk bangsa dan negara itu kan bentuknya macam-macam. Ketika saya sebagai akaÂdeÂmisi, kontribusinya menulis, mengajar, membimbing, dan meÂlaÂkukan penelitian serat sosiaÂlisasi ke teman-teman media terÂkait hal-hal ekonomi dan pemÂbangunan.
Pengabdiannya sekarang ini memang berbeda dari sebelumÂnya. Jabatan ini merupakan dunia baÂru bagi saya. Tapi niatnya saÂma, yakni membantu bangsa dan negara.
Siapa pihak Istana yang perÂtaÂma menghubungi Anda?
Ada dari protokoler presiden yang menghubungi saya. KemuÂdian saya dipanggil ke Cikeas.
Pak SBY menanyakan kepada saya terkait dengan tugas-tugas saya di Fakultas Ekonomi UI dan pengabdian saya. Saat itu, disamÂpaikan bahwa Pak Persiden memÂbutuhkan Staf Khusus BiÂdang Ekonomi dan PembaÂngunan.
Tidak ada pembicaraan seÂlain itu?
Pak Presiden menyampaikan kepada saya bahwa beliau ingin mengajak semua akademisi unÂtuk bisa bekerja sama dengan PreÂÂsiden. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59