Agung Laksono
Agung Laksono
RMOL. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono bersedia diperiksa lagi terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan PON XVIII di Riau.
â€Kalau KPK memerlukan lagi keterangan saya sebagai saksi, saya bersedia dipanggil lagi agar kasus ini cepat selesai,’’ kata Agung Laksono kepada Rakyat MerÂdeka, Senin (9/7).
Seperti diketahui, Agung LakÂsono diduga memiliki kaitan dengan pengalokasian APBN unÂtuk penyelenggaraan PON XVIII di Riau, 9-10 September 2012. Agung Laksono sudah memÂbeÂrikan keterangan ke KPK sebagai saksi, Jumat (6/7).
Agung Laksono selanjutnya meÂnÂgatakan, kalau KPK meÂmangÂgil lagi tentu akan diseÂsuaiÂkan dengan jadwal pekerjaannya.
â€Jadwal saya kan padat, tapi saya akan sesuaikan, sehingga saya bisa memenuhi panggilan itu,’’ ujar Wakil Ketua Umum ParÂÂtai Golkar itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Maunya Anda kapan diperiksa lagi?
Saya berharap kalau bisa lebih cepat tentu lebih baik. Sebab, saÂya juga ingin kasus ini lebih cepat selesai. Makanya, kapan saja kaÂlau diperlukan, saya selalu siap diÂmintai keterangan. BukÂtinya saya datang sesuai permohonan yang kami ajukan ke KPK, yakni Jumat (6/7) lalu.
Apa dalam waktu dekat bisa?
Tanggal 14 Juli 2012 saya tidak bisa.
Kenapa?
Saya di London, Inggris untuk pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Keluarga Berencana (KTT KB) bersama-sama dengan KeÂpala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarif.
Apa benar Anda tidak terÂlibat?
Tentu saja tidak. Saya diunÂdang KPK sebagai Menko Kesra dan sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dengan tersangka Lukman Abas selaku Dispora Riau.
Saya dituding macam-macam, semua itu tidak benar. Saya tidak pernah bertemu DPRD, saya tidak pernah bertemu DPR RI soal itu.
Tentu saja tidak. Saya diunÂdang KPK sebagai Menko Kesra dan sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dengan tersangka Lukman Abas selaku Dispora Riau.
Saya dituding macam-macam, semua itu tidak benar. Saya tidak pernah bertemu DPRD, saya tidak pernah bertemu DPR RI soal itu.
Apa saja yang Anda samÂpaikan ke KPK?
Saya menjelaskan tentang poÂsisi saya sebagai Menko Kesra. SeÂbab, tugas saya melakukan peÂngenÂdalian, pengawasan, moÂniÂtoring, koordinasi dalam ruang lingÂkup kesejahteraan rakyat.
Apa saat itu ada agenda rapat koordinasi terkait PON?
Saya sebagai Menko Kesra meÂrespons dalam rapat koordinasi. Sebab saya tidak dalam posisi meÂnerima atau menolak, tapi untuk mengkoordinasikan saja.
Rapat koordinasi dilakukan dengan Menkeu, Menteri PU, dan PemÂprov Riau. Saya cuma mengÂkoordinasikan, bukan dalam poÂsisi menentukan apa pun. Sebab, kuasa penggunaan anggaran itu di kementerian.
Bagaimana dengan perÂminÂtaan dana Rp 460 miliar?
Atas permintaan Gubernur Riau kepada Menko Kesra untuk minÂta difasilitasi koordinasi deÂngan menteri terkait sebagai kuaÂsa pengguna anggaran. Sebab, kuaÂsa pengguna anggaran dari pusat, dari Menteri Keuangan itu sesuai permintaan ada Rp 460 miliar. Tapi tidak ada yang mau menerima sebagai kuasa pengÂguna anggaran.
Lalu saya mencari solusi deÂngan mengundang sejumlah keÂmenÂterian dalam rapat koorÂdinasi. Awalnya Kementerian PU yang diminta menjadi kuasa angÂgaran, tapi tidak mau. Sebab, baÂngunÂannya sudah jalan, seÂhingga sulit untuk masuk. Kalau dikemÂbalikan ke Menpora tentu tidak siap.
Sementara pemerintah daerah nggak boleh sebagai kuasa angÂgaran. Karena bolak-balik begini, sedangkan Juli sudah harus siap bangunan maupun infrastruktur pendukung, maka harus diperÂsiapkan segera.
Apakah rapatnya tertutup?
Tidak ada rapat tertutup, saat itu wartawan juga ada kok.
Apa Anda mengenal LukÂman Abbas?
Saya tidak kenal. Saat itu Gubernur Riau bawa banyak staf. Saya tidak tahu apakah Lukman turut serta dalam rapat tersebut. Saya tahu namanya dari surat panggilan KPK itu.
Katanya Anda dapat Rp 500 juta, apa benar ?
Ngawur itu.
Apakah anda menilai peÂmangÂgilan ini ada pesanan?
Partai Golkar tidak merasa ada pesanan. Ini hanya pemanggilan biasa. Saya hanya diminta konÂfirmasi. Perlu saya jelaskan bahÂwa yang bersisik bukan hanya ular. Tapi ada ikan dan biawak. Jangan menganggap semua orang yang datang ke KPK adalah koruptor.
Apakah hal ini merugikan Partai Golkar?
Tidak sama sekali.
O ya, kenapa Anda dua kali dipanggil, yakni Selasa (3/7) dan Kamis (5/7) tidak datang?
Bukannya saya tidak mau daÂtang. Tapi pada saat itu bertepatan dengan tugas keluar daerah yang sudah dijadwalkan jauh-jauh hari. Lagipula kami juga sudah membuat surat pemberitahuan penjadwalan ulang ke KPK.
Ada yang menilai Anda mangÂkir ketika itu?
Anggapan itu sama sekali saÂlah. Buktinya saya datang Jumat lalu. Saya selalu kooÂperÂatif dengan KPK dan siapapun. Kalau saya mangkir, tentu tidak ada surat pemberitahuan dari saya.
Bisa dijelaskan kemana Anda 3 Juli itu?
Saya banyak sekali kegiatan, tanggal 3 Juli 2012 pagi hari di Kendari. Sedangkan tanggal 4 Juli 2012 di Morotai.
Apakah kegiatan itu penÂting?
Ya. Kerena kegiatan tersebut adaÂlah tugas negara dan itu diÂawali pagi hari dengan pelantikan peÂngurus Himpunan Pandu dan PraÂmuka Wreda di gedung GraÂhadi dan langsung ke airport unÂtuk ke Kendari. Di sana saya meÂwakili pemerintah untuk memÂbuka acara Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pespawari) X.
Kalau tangal 5 Juli?
Sebenarnya saya sudah siap mendatangi KPK bersama Staf Khusus saya Leo Nababan dan SesÂmenko Kesra Indroyono SoeÂsilo.
Tapi saat ditelpon untuk peÂmeÂnuhan panggilan, pihak penyidik KPK mengatakan belum siap unÂtuk menerima kedatangan saya.
Kenapa tidak langsung saja datang ke KPK?
Tidak etis kalau saya datang seÂÂdangkan KPK tidak siap. Saya tiÂÂdak datang ke sana kalau belum ada kepastian dari KPK. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59