Berita

Taufik Kiemas

Wawancara

WAWANCARA

Taufik Kiemas: Sekarang Sudah Sepemikiran Dengan Mega Soal Capres

SENIN, 09 JULI 2012 | 08:50 WIB

RMOL. Ketua MPR Taufik Kiemas mengaku sudah satu pemikiran dengan Megawati Soekarnoputri mengenai capres 2014. Tidak lagi mempersoalkan dikotomi tua muda.

“Ada yang bilang saya berbeda pen­dapat dengan istri saya (Me­gawati). Tapi sekarang sudah sa­ma pikirannya soal capres,” kata Taufik Kiemas kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sebelumnya Taufik Kiemas mengatakan, capres 2014 diisi orang-orang muda. Megawati sebaiknya tidak maju lagi. Cukup menjadi busur saja. Sedangkan anak panahnya orang muda.

“Mega sudah mau jadi busur, biar yang muda yang maju. Saat­nya capres muda berkibar,” kata Tau­fik Kiemas, Senin (9/4).

Tapi sekarang politisi senior PDI Perjuangan ini sependapat de­ngan Megawati untuk tidak la­gi memperdebatkan dikotomi tua muda menjadi capres. Na­­mun te­tap menyatakan perlunya re­gene­rasi di tubuh partai ber­ke­pala ban­teng tersebut.

Berikut kutipan selengkapnya:


Kenapa Anda berubah sikap, apa gara-gara hasil survei yang menempatkan Mega di urutan pertama capres pilihan rakyat?

Kalau hasil survei kan biasa saja. Walau hasil survei seperti itu, ya biarkan saja.  Tapi masih ada dua tahun lagi untuk kerja keras agar bisa melebihi hasil survei itu.

 

Bagaimana dengan regene­rasi di PDI Perjuangan?

Itu memang tugas pemimpin. Mega harus menyiapkannya sedi­ni mungkin dan sebaik mungkin. Jangan sampai salah pilih. Pak Har­to saja saat itu merasa hebat men­jadi pemimpin, tapi jatuh ju­ga. Itu kerena beliau tidak me­nyiap­kan regenerasi dengan baik dan dengan mekanisme yang baik.


Maksudnya?

Regenerasi tidak mungkin di-coup terus menerus oleh pemim­pinnya.

 

Sulit nggak melakukan regenerasi di PDI Perjuangan?

Nggak. Melakukan regenerasi di sebuah organisasi gampang. Tinggal pilih saja yang terpintar dari yang pintar.

 

Mega mau melakukan rege­nerasi?

Terus terang Mega mengatakan pada saya, regenerasi memang harus dijalankan. Tapi regenerasi itu harus dia yang megang kendali.

 

Apa ada kader PDI Per­jua­ngan sehebat Megawati ?

Kader-kader di bawah kan banyak juga potensial dan ingin menjadi presiden. Semua ter­serah Ibu Mega. Semua rekam jejak kadernya ada di tangan Ibu Mega.

Siapa yang bagus atau tidak, suka jeblosin dia atau tidak, se­mua dia tahu. Kan semua itu ha­rus dilihat dengan teliti oleh pe­mimpin. Ibu Mega sudah inven­tarisir itu. Tentu saja mereka ha­rus dilihat dulu rekam jejaknya, lo­yalitasnya, ideologinya, dan yang terpenting tidak berkhianat kepada Mega dan partai.


Walau Anda mendukung Me­ga, tetap saja berharap to­koh senior mendorong yang mu­da untuk maju?

Benar. Tokoh-tokoh senior harus rela memberikan jalan bagi kaum muda untuk regenerasi kepemimpinan nasional saat ini. Sebab, kalau tidak, maka yang terjadi adalah kemunduran. Di negeri jiran saja sudah mulai me­la­kukan regenerasi kepemim­pi­nan nasional mereka, masak kita tidak. Malu dong.


Bagaimana kalau yang senior tetap maju?

Jika yang tua tidak mendo­rong, maka regenerasi tidak akan ter­jadi. Kalau balik ke orang tua la­gi, itu kemunduran, dan itu sama saja balik lagi kebelakang. Kita harus alih regenerasi dan yang tua-tua ini mendorong alih generasi itu.

Di berbagai pertemuan saya se­lalu mengajak para tokoh pemim­pin senior di Indonesia untuk melakukan regenerasi kepemim­pinan kepada kaum muda. Bagi saya, usulan-usulan untuk men­ca­lonkan kaum muda sebagai pemimpin merupakan ide yang sangat bagus. Namun hal itu tidak akan tercapai jika tokoh senior tidak memberikan dorongan.


Artinya Anda setuju posisi Mega digantikan Puan?

Kalau ada regenerasi kepe­mim­pinan dari orang tua kepada anak, istri atau kerabat yang lain, hal tersebut merupakan hak ma­sing-masing individu. Yang lebih penting adalah seorang pimpinan partai politik harus memper­siap­kan kader muda untuk menjadi pemimpin bangsa agar roda pe­merintahan tetap berjalan. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya