Berita

sby-ani yudhoyono/ist

Empat Isu Penting Harus Dibicarakan SBY dengan Gillard

SENIN, 02 JULI 2012 | 10:36 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan lawatan ke luar negeri setelah baru sepekan berada di Tanah Air dari Amerika Latin. Kali ini SBY ke negara tetangga, Australia, dan hendak bertemu Perdana Menteri, Julia Gillard, dalam kunjungan dua hari.

Menyikapi hal itu, Komisi I DPR meminta SBY tidak melupakan isu-isu utama dalam kepentingan nasional Indonesia.

Dalam pesan elektronik kepada wartawan, Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, mengatakan, ada empat isu aktual.


Isu pertama adalah masih terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak anak Indonesia yang ditahan di penjara orang dewasa di Australia.

Kedua, penyelesaian masalah pelintas batas tradisional, para pencari kerang dan ikan, yang masih ditahan di Australia.

Kemudian, harus pula dibicarakan masalah imigran gelap yang selama ini mulai merepotkan Indonesia dan Australia.

Dan terakhir, masalah pertahanan. Yang harus dipertanyakan terutama tentang penempatan marinir Amerika Serikat di Darwin dan pesawat-pesawat pengintai AS di pulau Coscos, serta bagaimana sikap pemerintah Australia tentang Papua saat ini.

"Keempat itu penting itulah yang harus menjadi pembicaraan SBY, dan tempatkanlah dalam konteks kepentingan nasional Indonesia," ucap dia.

Presiden SBY akan berada di negeri Kanguru itu sampai esok hari didampingi oleh Ibu Negara, Kristiani Yudhoyono.

Dikutip dari presidenri.go.id, Indonesia dan Australia akan membahas peningkatkan kerja sama pengembangan usaha peternakan sapi dan infrastruktur di kawasan Indonesia tengah dan timur.  Itulah sebabnya dalam kunjungan kerja ke Darwin, Australia, Presiden juga mengajak Gubernur Bali, Gubernur NTB, Gubernur NTT, dan Gubernur Papua Barat. Provinsi-provinsi tersebut masuk ke dalam koridor V pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Selain itu, SBY akan mengupayakan bersama Australia untuk pengembangan kerja sama di bidang ekonomi, khususnya pembangunan infrastruktur di bagian timur Indonesia. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya