Berita

aburizal bakrie/ist

Ical Makin Melorot Setelah Tokoh Lain Deklarasikan Pencapresan

SABTU, 30 JUNI 2012 | 15:19 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kemarin Aburizal Bakrie alias Ical menyanjung dirinya sendiri. Dia bangga popularitas dirinya sebagai capres telah menunjukkan perkembangan signifikan dan trennya selalu meningkat.

Ical merujuk pada hasil survei Lingkaran Survei Indonesia pada bulan ini yang menyebut elektabilitasnya telah mencapai 17,5 persen di antara tokoh lain. Namun, Ical lupa bahwa dia masih berada di bawah popularitas Megawati Soekarnoputri (18,3 persen) dan Prabowo Subianto (18 persen).

Dalam survei LSI, Ical hanya jadi bakal capres terbaik jika dibandingkan elektabilitas tokoh lain di internal Golkar. Rinciannya, Ical 20,1 persen, Sri Sultan Hamengkubuwono X 11,3 persen, Jusuf Kalla 11 persen, Akbar Tandjung 2,9 persen, Fadel Muhammad 1,3 persen dan Theo L Sambuaga 0,3 persen.


Pengamat politik senior, Arbi Sanit, mengatakan, rasa percaya diri Ical yang disampaikannya pada Rapimnas Golkar kemarin itu menunjukkan salah persepsi atau bisa juga ingin memanipulasi hasil survei itu..

"Dia tidak bisa baca survei, salah persepsi tentang pencalonan itu. Dia baca survei lalu anggap dirinya lebih populer," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 30/6).

Dia yakin, kepercayaan diri Ical yang begitu besar untuk mencalonkan diri meski masih duduk di nomor tiga hasil survei, tidak lepas dari peran politis semua "tukang kipasnya."

"Bisa saja dia salah baca, sengaja menipu opini publik atau memang tidak bisa baca survei. Sayangnya, orang-orang di sekitarnya ikut bertangungjawab," tegasnya.

Arbi Sanit memprediksi, tingkat keterpilihan Ical akan mengalami perubahan besar ketika calon-calon presiden dari partai lain sudah mendeklarasikan diri.

"Kalau sudah ada kompetisi, dukungan akan terbagi. Posisi Bakrie akan alami perubahan," ungkapnya.

"Dan menurut hemat saya, melihat dari pengalaman Jusuf Kalla (pilpres 2009), dia akan melorot. Faktornya, dia bukan dari Pulau Jawa dan bukan suku Jawa. Faktor itu masih paling kuat pengaruhnya dalam pemilihan presiden kita," tandas Arbi Sanit. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya