Berita

Sabam Sirait

Wawancara

WAWANCARA

Sabam Sirait: Apa Salahnya Taufik Kiemas Berbalik Dukung Megawati

KAMIS, 21 JUNI 2012 | 08:44 WIB

RMOL. Megawati Soekarnoputri dua kali kalah dalam pemilu presiden. Tapi popularitasnya masih tinggi menjadi Capres 2014.

Ini terlihat dari hasil survei yang dilaksanakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menem­pat­­kan Ketua Umum PDI Per­jua­­ng­an itu teratas. Kemudian di­­­susul Prabowo Subianto dan Abu­rizal Bakrie.

”Kalau rakyat masih meng­ingin­kan Megawati  menjadi pre­siden memangnya salah,” ujar po­litisi senior PDI Perjuangan Sa­­bam Sirait kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:


Taufik Kiemas menilai Mega tidak cocok lagi menjadi capres karena terbentur usia, tangga­pan Anda?

Memangnya tidak boleh.  Apa  Ical umurnya lebih pantas. Buk­tinya Mega masih sehat kok. Atu­ran saja masih memperbo­leh­kannya kok.


Apa karena calon lain me­miliki masalah, sehingga popularitas Me­ga naik?

Saya tidak tertarik mengo­men­tari calon lain. Rakyat paling tahu itu. Jangan menggurui rak­yat, harus begini dan begitu.


Bukan menggurui tapi mem­bandingkan?

Nggak usahlah dibanding-ban­dingkan. Masing-masing maju saja. Kalau rakyat senang pasti dipilih.


Tapi Taufik ngotot agar Me­ga menjadi busur saja, anak pa­nahnya anak muda, tangga­pan Anda?

Saya belum dengar ada yang tidak setuju Megawati menjadi ca­­p­res. Sebab, itu keputusan kong­res, kalau mau mengubah­nya, ya buat kongres saja.

Yang jelas, faktanya Mega de­kat dengan rakyat.  Tetap turun ke bawah walau bukan presiden lagi. Beliau aktif sebagai pe­mim­pin. Saya rasa masih pantas kok men­jadi presiden 2014-2019.


Bagaimana kalau Taufik Kiemas tetap tidak mau Mega menjadi capres?

Sekarang Taufik Kiemas tidak bicara begitu lagi. Waktu itu me­mang beliau bilang begitu. Tapi beberapa bulan ini saya lihat Tau­fik  tidak bicara begitu lagi, itu yang saya ikuti.


Bagaimana kalau Taufik Kiemas tetap tidak mau Mega menjadi capres?

Sekarang Taufik Kiemas tidak bicara begitu lagi. Waktu itu me­mang beliau bilang begitu. Tapi beberapa bulan ini saya lihat Tau­fik  tidak bicara begitu lagi, itu yang saya ikuti.


Kenapa begitu?

Saya tidak tahu. Lagipula apa sa­lahnya kalau Taufik berbalik mendukung istrinya, Mega­wa­ti. Beliau boleh juga men­du­kung anak­nya, Puan Ma­harani un­­­tuk maju.


Apakah Anda melihat Puan Maharani sudah matang?

Semua boleh belajar menjadi capres.  Nanti diukur oleh du­kung­an masyarakat. Bukan di­paksakan menjadi pemimpin. Ka­lau ada pemaksaan, maka tidak ada demokrasi.


Apa kriteria menjadi capres menurut Anda?

Harus mengenal rakyat dari Sabang sampai Merauke. Tidak bo­­­­­leh hanya kenal rakyat Treng­galek. Tidak boleh hanya kenal rakyat Samosir saja.

Selain itu harus mencintai In­donesia. Tahu masalah dan  dan pe­mecahannya. Bung Karno per­nah memprediksi, kapitalisme akan hancur tahun 1970-an. Ter­nyata hancur. Bayangkan beliau mampu memprediksi itu. Tapi sekarang kapitalis tumbuh dan ber­kembang subur di Indonesia.

Bahkan 80 persen kekayaan kita dari tambang, hutan dan lain­nya malah dikuasai asing.


Seharusnya bagaimana?

Presiden mendatang harus bisa mengembalikannya menjadi mi­lik rakyat Indonesia sesuai de­ngan pasal 33 UUD 1945. Ya, ten­­­­­­­­tunya dengan strong leadership yang dimilikinya.


O ya, bagaimana  mengenai survei LSI yang menyatakan PDIP berada di bawah Golkar?

Saya menghargai adanya sur­vei itu. Tapi kita lihat saja nan­ti fak­ta riilnya.


Artinya bisa mengungguli Golkar?

Lihat nanti saja. Yang jelas, PDIP tetap bekerja keras serta ti­dak terlena dengan survei. Se­bab, menggantungkan kinerja ka­­­­rena survei tidak diperboleh­kan dan salah.

Kalau boleh jujur, kader kita di se­luruh daerah saat ini banting tu­lang mati-matian menjadi kartai partai wong cilik ini ber­kibar terus dan semakin dekat dengan rakyat.


Anda optimistis PDIP  peme­nang Pemilu 2014?

Tugas PDIP toh tidak selama­nya menjadi opisisi terus kan. Ka­­mi juga mau jadi pemerintah, ka­rena kita mau menunjukkan ba­gaimana memerintah yang baik itu.


Kekuatan PDIP bagaimana?

Kekuatan kita adalah kekuatan organisasi dan didasarkan ideo­logi Pancasila, NKRI dan UUD 1945. Tujuan kita harus dicapai ber­sama-sama rakyat, bukan cip­taan pemerintah saja atau pe­merintah jalan sendiri tentu itu tidak bisa.

Indonesia ke depan harus lebih baik dan maju asalkan peme­rintah dan rakyatnya membangun kejujuran dari pusat hingga daerah. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya