M Romahurmuziy
M Romahurmuziy
RMOL.Tudingan Presiden SBY bukan diarahkan ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terkait banyak parpol lain lebih korup dari Partai Demokrat.
“Buat apa kami tersinggung kalau tudingan itu bukan ke PPP,’’ kata Sekjen PPP M RomaÂhurÂmuziy kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, dalam acara silaturrahmi pendiri dan deklaraÂtor Partai Demokrat, Rabu (13/6), SBY membeberkan data-data unÂtuk menguatkan pernyataannya bahwa banyak partai lain yang leÂbih korup dari partainya. â€Saya beÂri contoh. Di DPRD Provinsi, daÂlam jangka 2004 hingga tahun ini, 2012, korupsi yang dilakukan okÂnum Demokrat 3,9 persen atau peringkat 5 dari seluruh partai. MaÂsih ada 4 partai lain di atas kiÂta. Masing-masing ada 34,6 perÂsen, 24,6 persen, 9,2 persen dan 5,32 persen. Total 75 persen,†kaÂta SBY.
Sedangan untuk DPRD KabuÂpaten/Kota pada periode yang sama Demokrat menempati peÂringkat tiga dengan 11,5 persen, terÂÂkait kader partai yang terlibat kasus korupsi. Di atasnya, teÂrang SBY, masih ada dua parÂpol, masing-masing 27 persen, dan 14,4 persen.
“Untuk tingkat menteri, DPR, guÂbernur, dan wali kota/bupati, oknum PD juga menempati poÂsisi tiga. Di bawah dua parpol. Di Âatasnya masih ada dua parpol dengan angka 33,7 persen, dan 16,6 persen,†papar SBY
M Romahurmuziy selanjutnya mengatakan, seharusnya SBY tidak perlu membanding-banÂdingÂkan dengan parpol lain.
’’Di dalam fatsun berpolitik, antar parpol tidak pernah saling menilai. Yang ada saling berlomÂba,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Dalam pandangan Anda, kenapa SBY berbicara seperti itu?
Saya memahami pernyataan Pak SBY itu sebagai refleksi keÂpemimpinan beliau terhadap Partai Demokrat yang kadernya ada tersangkut kasus korupsi.
Kenapa Anda yakin tuÂdingan SBY bukan ke PPP?
Korupsi itu terjadi ketika ada akses primer terhadap sumber-sumber kekuasaan. Kader PPP yang menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah dan DPRD kan hanya sedikit. Saya kira yang beliau sampaikan, bisa dipastikan bukan pada PPP.
Apa ukuran perbandingan itu?
Saya tidak tahu. Yang pasti buÂÂkan pada PPP. Apa yang diÂsamÂpaikan SBY itu mengacu paÂÂda kaÂsus-kasus korupsi yang suÂÂdah berÂkekuatan hukum teÂtap yang menimpa kader-kader parÂtai lain.
Karena mau tidak mau, korupsi ini tidak mengenal agama, partai politik, tua muda, dan laki-laki atau perempuan. Korupsi bisa meÂÂnimpa ke siapa saja.
Tapi seharusnya SBY tidak perÂlu ngomong seperti itu. Sebab, itu persoalan intern, sehingga tidak perlu diutarakan ke publik.
Tapi publik kan sudah tahu ada kader Partai Demokrat tersangkut kasus korupsi?
Walaupun begitu. Sebagai keÂÂpala negara dan sebagai keÂtua deÂwan pembina Partai DeÂmoÂkrat, tiÂdak ada nilai lebihÂnya mengataÂkan itu kepada publik.
Sebab, ketika penyataan itu keÂluar ke ranah publik, kan bisa berÂbeda maknanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59