RMOL. Sorot mata Toto terus mengawasi seluruh areal pekarangan rumah mendiang Liem Sioe Liong di Jalan Gunung Sahari VI, Nomor 12, Senen, Jakarta Pusat, Selasa siang (12/6). “Di sini nggak ada acara apa-apa, semua kegiatan dipusatkan di Singapura,†katanya sambil mengisap rokok dalam-dalam.
Pensiunan TNI AD berpangÂkat terakhir Sersan Mayor ini menÂjadi penjaga rumah peningÂgalan bekas orang terkaya di InÂdonesia ini. Menurut pria asal Klaten, ruÂmah Liem Sioe Liong hanya dihuÂni tiga satpam dan empat ajudan.
Liem Sioe Liongatau Sudono Salim meninggal dunia Minggu 10 Juni 2012 pukul 15.50 waktu setempat pada usia 96 tahun. Jenazah pendiri Bank Central Asia (BCA) ini disemayamkan di Mount Vernon Funeral Parlours, 121 Aljunied Road. Pemakaman baru dilakukan Minggu 17 Juni di Choa Chu Kang, Singapura.
Menurut Toto, rumah di Jalan GuÂnung Sahari VI mayoritas miÂlik keluarga Liem Sioe Liong. “Di komÂplek ini ada 15 rumah. DeÂlaÂpan rumah milik keluarga Om Liem,†kata ayah tiga orang anak yang mengenakan kaos warna hijau ini.
Ia mengatakan, rumah Liem yang berada di Gunung Sahari Nomor 12 aman dari amukan masÂsa pada tahun 1998. Namun salah satu rumahnya yang berÂdampingan dengan jalan raya diÂbakar massa dan hingga kini belum diperbaiki.
Untuk menuju ke rumah Liem Sioe Liong harus melewati jalan GuÂnung Sahari VI. Di depan jalan terÂsebut terdapat pos keamanan dengan pagar setinggi 2 meter yang hanya dibuka sebagian. MoÂbil polisi di parkir di depan pagar. Dua poÂlisi terlihat berjaga di pos tersebut.
Jalan menujur rumah Sudono Salim selebar empat meter. BerÂaspal mulus. Suasananya sangat lengang dan tidak ada aktivitas. Beberapa rumah megah yang beÂrada di kanan dan kiri jalan terÂtutup rapat. Begitu juga Gereja KrisÂten Kalvari yang berada di jalan tersebut juga tidak menunÂjukkan adanya kegiatan.
Tidak jauh dari gerbang masuk, di sebelah kanan terdapat rumah bergaya klasik dengan bentuk atap meruncing keatas. Di sekeÂliling rumah dipenuhi pohon beÂsar sehingga terlihat asri.
Rumah itu milik Liem Sioe Liong. Rumah pria yang akrab diÂsapa Om Liem diapit rumah FranÂsiscus Welirang, menantunya yang berada di sebelah kanan dan salah satu kerabatnya di samping kiri. Tak tampak karangan bunga duka di rumah itu.
Masuk kedalam rumah harus meÂÂlalui gerbang masuk setinggi dua meter. Pagar dari besi warna abu-abu ini tertutup namun tak terÂkunÂci. Masuk lebih dalam terÂdapat halaman selebar lima meter yang diplester. Di ujung halaman diparÂkir mobil Volvo milik ajudan Liem.
Rumah berada di sebelah kaÂnan halaman. Sebelum masuk harus melewati pintu masuk seÂtinggi 1,5 meter. Masuk lebih daÂlam terdapat pintu rumah namun tertutup rapat. Hanya pintu maÂsuk ruang satpam yang terbuka. “Kunci rumah dibawa salah satu keluarga Om liem,†kata Toto.
Dari rumah ini terlihat rumah Om Liem yang dibakar massa pada tahun 1998. Bekas jilatan api dua belas tahun lalu itu masih terlihat jelas di rumah dua lantai itu. Bagian depan rumah ditutupi dengan seng setinggi dua meter.
Paulus Antonius Nitisasmito, ajudan Om Lie mengatakan dia bertemu dengan bosnya empat taÂhun lalu saat ulang tahun peresÂmian PT Indofood Sukses MakÂmur. “Waktu itu dia bagi-bagi uang,†katanya.
Ia sendiri sudah bersama Om Liem sejak 1969. Saat itu usianya baru 29 tahun. “Saya diambil keÂsaÂÂtuan. Ceritanya Komandan Lettu Edy Sunarto mencari teÂnaga baru untuk mengawal Om Liem, kaÂrena saya bertingkah laku baik maka saya ditugaskan,†kenangnya.
Sejak awal, Niti mengaku suÂdah melihat Om Liem orang yang baik dan memperhatikan pengaÂwalÂnya. Ia bersama kelima teÂmannya dari Kostrad kemudian mengawalnya kemana pun ia beraktivitas. Ia meÂngaku bangga bisa bertemu deÂngan orang seÂperti itu, “Dia peÂngertian, merakÂyat,†katanya.
Selain itu, kata Niti, Om Liem orangÂnya rendah hati dan memÂpunyai sikap sederhana. “Dia orang yang ingin terus memÂbaÂwah, dia selalu memperhatikan keÂbersihan dan kerapian, dia conÂtoh yang baik.†katanya.
Pria dengan pangkat terakhir Kopral Kepala mengingat rumah pertama Om Liem belum memiÂliki pendingin udara. Tempat tiÂdurÂnya terlihat sederhana deÂngan kipas angin untuk mengÂhalau rasa panas.
Biasanya ketika setelah berÂaktivitas seharian, Om Liem seÂring berkumpul bersama pengaÂwalÂnya di teras rumah. “Bapak senang melihat permainan catur yang biasa dimainkan pengaÂwalÂnya. Ia sering gabung melihat caÂtur, tapi dia nggak main cuma meÂlihat saja. Terus dia beli kacÂang goÂreng sama ketan untuk makan baÂÂreng-bareng,†kenangnya.
Peti Matinya Cuma 67 Juta
Liem Sioe Liong dikenal seÂbagai konglomerat dan berÂlimÂpah uang. Namun peti matinya hanya berharga puluhan juta saja. Peti mati itu dibuat SingaÂpore Casket.
Selasa siang (12/6), petugas di perusahaan layanan peraÂwaÂtan jenazah itu memberitahu harga peti Om Liem 9.000 dolar Singapura. Dengan kurs Rp 7.500 per 1 dolar SingaÂpura, harganya setara Rp 67,5 juta. “Petinya dibuat dari cherryÂwood. Kualitas terbaik yang diÂimpor dari luar negeri,†ujar karÂyawan Singapore Casket.
Saat membeli peti mati itu, kata sang petugas, keluarga Om Liem tidak menawar lagi karena tidak boleh melakukan tawar-menawar dalam hal itu.
Kerabat Om Liem, Jamin HiÂdayat, menolak menyebut nilai persemayaman orang terkaya di Indonesia itu. “Tidak tahu, tidak etis,†katanya.
Namun, lanjut dia, yang lebih tak etis bila keluarga melakukan tawar menawar harga peti mati dengan penjual.
“Tidak boleh ditaÂwar,†kata dia. Pengadaan peti mati diurus Singapore Cascet.
Anak keempat taipan Liem Sioe Liong, Mira Salim, meÂmasÂtikan ayahnya dimakamkan di Singapura. “Akan dikubur, bukan dibakar (dikremasi),†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44