Berita

COLOSSEUM

Adhie M Massardi

Colosseum Hambalang

Oleh Adhie M Massardi
SELASA, 12 JUNI 2012 | 09:53 WIB

COLOSSEUM atau Flavian Amphitheatre (Amphitheatrum Flavium) adalah obyek wisata sekaligus situs sejarah di Roma, Italia yang banyak dikunjungi turis dari seluruh dunia. Boleh jadi Colosseum merupakan gedung pertunjukan termegah dan terbesar pertama di muka bumi yang pernah dibangun umat manusia.

  Berkapasitas 45-50 ribu penonton, Colosseum yang kini tinggal reruntuhan tapi masih meninggalkan jejak yang gagah, dibangun kekaisaran Romawi kuno era dinasti Flavinus pada tahun 70 Masehi. Kira-kira 750 tahun sebelum wangsa Syailendra membangun candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

  Colosseum memang peninggalan sejarah yang mengagumkan. Mencerminkan betapa  tingginya peradaban pada zamannya. Bahkan banyak orang percaya, stadion olahraga (sepakbola) berbentuk elips di seluruh dunia diilhami oleh gaya arsitektur bangunan ini.

  Akan tetapi, beda dengan peninggalan sejarah lainnya yang biasa digolongkan dalam “7 Keajaiban Dunia”, Colosseum satu-satunya monumen sejarah yang memantulkan dengan nyata dua sisi (terang dan gelap) kebudayaan. Kebudayaan yang memuliakan harkat dan martabat manusia dengan detil arsitektur bercitarasa tinggi, dan cermin (negatif kebudayaan) hilangnya tata nilai dan tiadanya penghormatan terhadap kemanusiaan.

  Kita tahu dari sejarah, di tempat ini para bangsawan Romawi sambil mabuk-mabukkan menyaksikan pertarungan sampai mati tawanan versus tawanan, atau tawanan diadu dengan binatang buas. Film Gladiator (Russel Crowe) yang disutradarai Ridley Scott diilhami dari kisah di balik Colosseum ini. Konon di tempat ini pernah juga digelar “olahraga” membantai binatang secara brutal. Memang paradoks.

  Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di kawasan pebukitan Hambalang, Citeureup, Bogor, Jawa Barat, mungkin tidak sespektakuler Colosseum di zaman Romawi kuno. Tapi kalau dilihat proposalnya, bangunan di atas tanah seluas 31,2 hektare itu merupakan sarana penting meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

  Sebab di Hambalang ini, menurut sahibul Menegpora Andi Mallarangeng, bakal dicetak atlet-atlet canggih yang (konon) bisa memenangi turnamen olahraga bahkan hingga di ajang internasional tingkat Asia Tenggara. Sehingga para alumni Hambalang diharapkan bisa mengharumkan nama bangsa yang sudah dibusukan oleh para penyelenggara negara dengan berbagai skandal korupsi gila-gilaan.

  Di sinilah letak perbedaan paling mendasar antara Colosseum dan Hambalang. Colosseum dibangun dengan sangat cermat, nyaris tanpa penyimpangan, baik pembiayaan, pemilihan lokasi maupun sertifikat tanahnya. Itulah sebabnya Colosseum bisa bertahan hingga sekarang.

  Sedangkan Hambalang peruntukannya baik dan mulia. Karena di tempat ini akan ditingkatkan kemampuan dan kekuatan fisik para atlet kita untuk mengharumkan nama bangsa. Tapi mekanisme dan praktek pembangunannya sangat jauh menyimpang. Bahkan seperti menghina akal sehat umat manusia.

  Pemilihan lokasi di kawasan tanah yang labil karena harganya sangat murah. Padahal pembiayaan dari semula hanya Rp 125 milyar dibengkakkan 20 kali lipat hingga mencapai Rp 2,5 triliun. Kalau yang dikorup standar 30 persen seperti dilakukan Nazaruddin dan teman-teman di partainya, jumlahnya Rp 750 milyar!

  Seperti Colosseum di Roma, Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang hanya tinggal puing dan reruntuhan. Tapi bila Colosseum tinggal reruntuhan karena dimakan keganasan alam dan waktu, Hambalang yang dimakan uangnya, oleh para perancangnya.

  Maka akan menjadi berharga apabila Hambalang ditetapkan sebagai situs sejarah yang dilindungi undang-undang. Dijadikan obyek wisata sekaligus pelajaran bahwa pada zaman Hambalang dibangun, para bangsawan (pembesar negara) telah kehilangan rasa malu. Negara dikelola tanpa etika dan tanpa tata nilai.

  Sehingga olahraga dikelola dengan semangat korupsi. Pendidikan dijalankan dengan pikiran-pikiran korup...! [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya