Berita

dewi aryani/ist

Parah, Korupsi Sudah Diadopsi Sebagai Budaya

SABTU, 09 JUNI 2012 | 10:47 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sungguh unik korupsi di Indonesia. Politisi PDI Perjuangan di DPR, Dewi Aryani, menyatakan, dari sekian banyak teori korupsi yang dipelajarinya, maka yang paling mudah dipahami sebagai penyebab korupsi adalah empat hal.

Pertama, korupsi karena niat. Kedua, korupsi karena sistem yang memberikan celah. Ketiga, akibat kebutuhan. Dan terakhir karena tekanan dari pihak lain, termasuk parpol.

"Saya tidak membantah survei yang mengatakan DPR lembaga terkorup, tapi juga tidak mengiyakan karena survei itu bisa dibuat oleh siapapun," ucap personel Komisi VII itu dalam acara diskusi publik bertajuk "DPR Terkorup" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).


Di samping itu, lembaga-lembaga penting yang harusnya bisa jadi "sapu" pemberantasan korupsi justru tak mengalami reformasi signifikan dan tetap kotor. Namun, kandidat doktor tegaskan, untuk menyimpulkan bahwa korupsi di Indonesia itu terjadi karena sistem, kebutuhan atau tekanan, perlu dipelajari lebih jauh, tidak cuma berdasarkan asumsi.

Yang menarik pengakuan legislator ayu itu soal perbicangannya dengan Ketua DPR, Marzuki Alie, suatu waktu, membahas korupsi yang sudah membudaya.

"Saya pernah bicara dengan Pak Marzuki Alie, dia membenarkan bahwa korupsi itu sudah membudaya. Jadi kalau sudah membudaya adalah lebih tingi dari kebutuhan dan lebih tinggi dari akibat sistem," ungkap dia. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya