Berita

Ratna Sarumpaet

Wawancara

WAWANCARA

Ratna Sarumpaet: Saya Tak Beli Tiket Lady Gaga, Tapi Sedih Konsernya Gagal

RABU, 30 MEI 2012 | 10:31 WIB

RMOL. Seniman dan aktivis perempuan Ratna Sarumpaet mengaku tidak rugi secara materi dengan gagalnya konser Lady Gaga di Jakarta. Karena dia tidak membeli tiket.  

“Saya juga tidak kenal Lady Gaga. Tapi sedih konsernya ga­gal. Sebab, kebebasan berekspre­si belum terjadi di negeri ini. Jangan sampai terjadi pencekalan semacam ini lagi,” ujar Ratna Sa­rumpaet kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui sebelumnya, kuasa hukum promotor Big Daddy Entertainment, Minola Sebayang mengatakan, pihak ma­najemen Gaga meminta konser dibatalkan. Sebab, faktor keama­nan tidak terjamin.

“Kalau alasan sangat compli­cated, pihak manajemen Lady Gaga mempertimbangkan kon­disi di sini menit ke menit. De­ngan adanya ancaman-ancaman yang membahayakan bila konser itu diselenggarakan,” kata Minola Sebayang.

Ratna Sarumpaet selanjutnya mengatakan, meski  mendukung konser Lady Gaga, tapi tidak mem­beli tiket konser tersebut. Sebab, dirinya tidak muda lagi.

“Yang menjadi konsen saya adalah kebebasan berekspresi. Ma­syarakat Indonesia khusus­nya kalangan remaja memang berhak untuk bisa menikmati satu pentas semacam ini. Negara kita ini kan negara demokrasi,” katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Kepolisian akhirnya tidak mengizinkan konser Lady Gaga digelar. Komentar Anda?

Saya rasa polisi itu harus tahu tugasnya, yaitu menjaga masya­ra­kat. Menjaga itu punya arti banyak. Bisa menjaga kela­kuan-kelakuan yang liar yang lepas dari Undang-Undang dan UUD 1945.

Polisi itu seharusnya bisa le­bih tegas.


Kenapa Anda bilang seperti itu?

Kalau sikap polisi tegas, tentu konser jadi dilaksanakan di sini.

Makanya kelompok-kelompok yang menentang konser Lady Gaga merasa di atas angin. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, tentu bisa berbahaya.

    

Maksudnya?

Masalah ini kan sudah jelas-jelas menunjukkan kalau polisi ditelanjangi habis. Harusnya mu­lai bersikap dong. Yang paling penting, dari peristiwa ini, kita bisa membicarakan kelompok-kelompok yang menentang Lady Gaga. Pemerintah seharusnya bisa bersikap semestinya.


Tapi ada yang menilai konser Lady Gaga ini bisa merusak mo­ral, tanggapan Anda?

Itu kan opini dari orang yang tidak setuju. Kalau tidak setuju dengan konser Lady Gaga. Ya jangan ikut menonton konser Lady Gaga dong.

Saya pun bisa membikin pera­tu­ran di rumah saya. Tetapi kan pe­raturan yang saya buat ini nggak mungkin dipaksakan ke­pada seluruh kampung harus patuh sama peraturan itu. Nggak bisa begitu dong.

   

Batalnya konser Lady Gaga di­nilai kemunduran bangsa?

Saya tidak begitu tahu soal itu. Setahu saya Lady Gaga ini mun­dur karena adanya tekanan dan hujatan yang sudah keterlaluan.

   

Anda menyesalkan mengenai hal ini?

Seharusnya ada dialog antara pihak promotor de­ngan kepoli­sian dan Or­mas. Se­per­ti pakaian yang akan di­gunakan Lady Gaga di pang­gung harus so­pan. Kan bisa di­dia­logkan.


Apakah ini me­nun­juk­kan ke­ga­galan de­mo­krasi?

Buat saya, ini menye­dihkan. Sebab, sudah bisa diindi­kasi­kan gagal­nya demokrasi. Ini sangat men­coreng Indonesia. Citra bangsa yang dikenal ramah men­jadi punah. Sebagai negara yang ramah, seharusnya mampu men­jamu tamu dengan sebaik-baiknya.


Bagaimana agar ke depan ke­jadian ini tidak terulang lagi?

Semuanya harus memiliki kesadaran sebagai bangsa yang mempunyai dasar negara. Se­bentar lagi ada Hari Pancasila, saya rasa harus bisa memaknai artinya.

Ke depan bangsa ini harus mem­punyai kemajuan yang berarti dan bermanfaat bagi ma­syarakat. Negara kita ini adalah negara demokrasi dan ramah terhadap siapa pun.  [Harian Rakyat Merdeka]


Bagaimana agar ke depan ke­jadian ini tidak terulang lagi?

Semuanya harus memiliki kesadaran sebagai bangsa yang mempunyai dasar negara. Se­bentar lagi ada Hari Pancasila, saya rasa harus bisa memaknai artinya.

Ke depan bangsa ini harus mem­punyai kemajuan yang berarti dan bermanfaat bagi ma­syarakat. Negara kita ini adalah negara demokrasi dan ramah terhadap siapa pun.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya