Sapta Nirwandar
Sapta Nirwandar
RMOL.Setelah menunggu lebih lima bulan, akhirnya Taman Nasional Komodo yang terletak di Pulau Komodo, resmi ditetapkan sebagai New 7 Wonders of Nature atau yang lebih dikenal dengan 7 keajaiban dunia.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta NirwanÂdar mengatakan, masuknya KoÂmodo di NW7 sebagai hal yang biasa. Tidak akan berpengaÂruh baÂnyak di dunia pariwisata interÂnasional.
“Buat kami sih biasa-biasa saja. Sebab, komodo memang suÂdah terkenal,’’ kata Sapta NirÂwanÂdar kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jumat (18/5).
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda bilang begitu?
Lembaganya nggak begitu jeÂlas. Apalagi seharusnya sudah diumumkan tahun lalu. Tapi terus diulur-ulur.
Sebelumnya juga mereka haÂnya mengumumkan juara semenÂtara dan terus ditunda-tunda pengumuman finalnya. Gimana gitu ya kalau sudah diulur-ulur begitu.
Bukankah Indonesia sudah menarik keanggotaannya di seven wonders?
Kalau pemerintah sih sudah, karena Komodo itu kan sudah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebaÂgai warisan dunia. Menurut saya sih sudah popular, tinggal di tambah-tambah.
Kita banyak ikut ajang-ajang internasional. Tapi yang paling bergengsi itu UNESCO karena itu kan lembaga PBB.
Apa saja warisan budaya InÂdonesia yang diakui UNESCO?
Seperti wayang sudah dimasuÂkin. Kemudian angklung, keris, komodo, larindu di Sulawesi. SuÂdah banyaklah, sekitar 20 daftar warisan budaya kita yang masuk UNESCO.
Komodo masuk seven wonÂders, kurang istimewa ya?
Buat kami sih biasa-biasa saja. Sebab, itu kan sudah kita preÂdikÂsikan. Sebab, komodo memang sudah terkenal.
Menurut Anda apakah mamÂpu mendongkrak pariwisata dan menyedot lebih banyak tuÂris asing di Komodo?
Menurut saya Komodo sudah popular, dan seven wonders juga beritanya terbatas. Menurut saya, tidak punya dampak terlalu besar di dunia internasional.
Diumumkannya kan juga buÂkan dalam sesuatu acara yang besar kan. Itu kan sudah lama. Harusnya November 2011. Tapi baru keluar sekarang. Sudah telat enam bulan.
O ya, apa strategi untuk meÂnyedot lebih banyak turis asing ke Indonesia?
Sudah banyak kita lakukan. MiÂsalnya, kita promosi dari daÂlam dan luar negeri. Kita ikut pasar wisata di berbagai tempat. Kita juga promosi melalui meÂdia internasional. Banyak juga ajang promosi pariwisata yang diseÂlenggarakan masyaÂrakat.
Apakah hasilnya sudah keliÂhatan?
Ada peningkatan setiap tahun. Kuartal ini naik sekitar 11 persen, dari Januari, Februari, Maret. TaÂhun ini dengan tahun lalu bedaÂnya 11 persen.
Daerah mana yang paling baÂnyak menarik pariwisata?
Bali dan Yogyakarta masih menyumbang pariwisata terbesar. Sekarang disusul Lombok.
Di daerah lain banyak potensi wisata, kenapa belum terdongÂkrak?
Sumatera Barat dan Aceh meÂmang mulai menggeliat. KeÂmuÂdian disusul Bangka BeliÂtung, NTB, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, dan Ternate. Daerah ini sudash lumayan baÂnyak menyedot tuÂris asing. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06
Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47