Berita

ilustrasi/ist

OBLIGASI REKAPITALISASI

Dua Mantan Menteri Minta Pemerintahan SBY Tahu Diri

RABU, 16 MEI 2012 | 13:44 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Persoalan obligasi rekapitalisasi (OR) yang membebani APBN sebesar Rp 60 triliun setiap tahun tidak bisa dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai persoalan remeh.

Dua mantan menteri dalam pemerintahan yang lalu, yang mengetahui pasti duduk persoalan permasalahan ini, merasa harus turun gunung. Keduanya mendesak pemerintahan SBY untuk tahu diri dan menghentikan pembayaran bunga OR yang jadi beban sampai tahun 2040 itu.

Kedua mantan menteri itu adalah Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli. Kwik pernah menduduki kursi Menko Perekonomian dalam kabinet Abdurrahman Wahid (1999-2000). Saat Megawati berkuasa, ia menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (2001-2004). Adapun Rizal Ramli juga pernah menjadi Menko Perekonomian di dalam pemerintahan Abdurrahman Wahid. Selanjutnya dia dipercaya menjadi Menteri Keuangan hingga pemerintahan Gus Dur dijatuhkan.

Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli menjelaskan duduk persoalan OR dalam diskusi terbatas di PAD28, Jalan Tulodong Atas, Jakarta Selatan, Rabu siang (16/5). Hadir juga dalam kesempatan itu Sekretaris Jenderal Asosiasi Pembayar Pajak (APPI) Sasmito Hadinagoro.

Dalam penjelasan tersebut baik Kwik Kian Gie maupun Rizal Ramli menceritakan sejumlah drama di balik keputusan politik-ekonomi pemerintah. Dalam setiap episode drama itu, ada saja menteri-menteri yang bermental inlander dan komprador yang bukannya membela kepentingan negara, melainkan menjadi kaki tangan dan memperjuangkan kepentingan lembaga donor IMF dan Bank Dunia.

Menurut Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli, pembicaraan kembali mengenai OR yang diberikan kepada sejumlah bank yang kolaps dalam kurun waktu 1998-1999 itu penting. Karena OR sama dengan subsidi yang diberikan kepada kelompok super-kaya yakni para pemilik bank dan bankir.

Ini ironis, karena di saat bersamaan pemerintah kerap mempersoalkan apa yang mereka sebut sebagai subsidi bahan bakar minyak. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya