Berita

denny ja/ist

14 TAHUN REFORMASI

Denny JA: SBY Gagal Jadi Strong Leader

MINGGU, 13 MEI 2012 | 13:09 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Reformasi yang bergulir 14 tahun lalu berjalan lambat. Hal ini antara lain dikarenakan Susilo Bambang Yudhoyono yang dipilih rakyat secara langsung dalam dua pemilihan presiden berturut-turut, tak mampu menjadi pemimpin yang kuat.

Demikian disampaikan pendiri Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu, 13/5). Sebagai seorang pollster Denny JA dianggap memiliki peran penting dalam perjalanan reformasi sistem politik Indonesia. Ia tercatata sebagai pihak pertama yang memperkenalkan survei politik dan profesi konsultan politik dalam tradisi dan praktik politik di tanah air.

Atas peranannya ini, pada Agustus 2006 lalu Denny JA mendapatkan pengharagaan sebagai political entrepreneur dari Rakyat Merdeka Online.

Belakangan Denny JA berganti kulit menjadi seorang sastrawan. Baru-baru ini doktor politik dari Ohio University, Amerika Serikat, itu meluncurkan Atas Nama Cinta, sebuah buku yang dihimpun dari lima puisi esai bertema keberagaman dan diskriminasi di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu potret penting dalam buku itu merekam peristiwa Mei 1998 yang menjadi trigger reformasi dan berbuntut pada pengunduran diri Presiden Soeharto.

Kini Denny JA tampak kecewa dengan perjalanan reformasi yang telah bergulir sepanjang 14 tahun terakhir. Ia menyayangkan ketidakhadiran negara dan pemerintah dalam berbagai kasus dimana kelompok masyarakat yang satu menindas kelompok masyarakat lain atas nama perbedaan pandangan dan keyakinan.

"Reformasi agak berjalan lambat karena SBY tidak menjadi strong leader," ujarnya.

"Bagaimana mungkin pemerintah tak melindungi warga berdiskusi secara bebas, dan diobrak-abrik oleh kelompok garis keras," katanya lagi mencotnohkan pembubaran diskusi yang menghadirkan Isrshad Manji, seorang aktivis perempuan dari Kanada, yang digelar di Jakarta dan Jogjakarta baru-baru ini.

"Pemerintah seolah tak hadir, dan seolah ini tak menjadi perhatian. Padahal perlindungan atas keberagaman warga adalah salah satu esensi gerakan reformasi," demikian Denny menyesalkan. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya