Berita

sasmito h/ist

ASOSIASI PEMBAYAR PAJAK

Sasmito Jelaskan "Kanker Stadium Tiga" yang Diidap Indonesia

MINGGU, 13 MEI 2012 | 13:07 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Kebijakan berutang pemerintahan Soeharto di masa Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun dan di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang terlah berlangsung selama delapan tahun terakhir memiliki perbedaan yang luar biasa.

Utang luar negeri dari tahun 1967 hingga 1998 memiliki manfaat untuk masyarakat dan rakyat banyak. Selain itu, jumlahnya juga terbilang sedikit, hanya kurang dari Rp 100 triliun untuk kekuasaan yang berlangsung selama tiga dekade.

Begitu dikatakan Sekjen Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia (APPI) Sasmito Hadinagoro, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu pagi (13/5).

Sementara, sambung Sasmito, di era reformasi, khususnya di masa pemerintahan SBY, utang Indonesia sudah menyampai angka yang fantastis, yakni sekitar Rp 1.865 triliun. Masalahnya, dengan utang sebesar itu tidak ada satu pun proyek prasarana publik berskala raksasa seperti Waduk Gajah Mungkur atau Waduk Jatiluhur yang dibangun di era Soeharto. Atau bandara berkelas internasional seperti Bandara Soeharto Hatta di Cengkareng.

"Yang dibangun adalah fasilitas mewah untuk para pejabat," ujar Sasmito.

Dia juga menyoroti fenomena yang menurutnya aneh. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan negara dari pajak naik 10 kali lipat menjadi Rp 1.000 triliun. Tetapi di saat yang sama utang luar negeri pun naik 10 kali lipat. Di sisi lain, APBN dikatakan kedodoran karena subsidi BBM yang dibesar-besarkan.

"Padahal, untuk bankir-bankir kaya raya dalam 10 tahun disubsidi ratusan triliun dengan uang pajak yang dibayarkan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke," sambungnya.

"Ini benar-benar criminal policy yang sistemik," kata Sasmito lagi sambil mengajak masyarakat untuk memahami fenomena yang disamakannya dengan "kanker stadium tiga" ini. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya