Berita

osama bin laden

Dunia

Setahun Setelah Osama Tiada, Al Qaeda Masih Jadi Ancaman bagi Amerika

MINGGU, 29 APRIL 2012 | 17:34 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Hampir setahun yang lalu Osama bin Laden tewas. Pasukan elit Angkatan Laut AS yang dikenal dengan nama SEAL, singkatan dari Sea, Air, and Land Teams, menyerang tempat persembunyian Osama di Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.

Walau Osama telah tiada, bukan berarti Al Qaeda yang ditinggalkan pria kaya raya kelahiran Saudi Arabia di tahun 1957 ini tidak lagi menjadi ancaman bagi Amerika Serikat. Kalangan intelijen AS, seperti dikutip dari Associated Press memperkirakan pengikut setia Osama kini tengah melarikan diri sambil menunggu saat yang tepat untuk melancarkan serangan balasan. Bukan tidak mungkin serangan balasan itu diarahkan langsung ke tanah Amerika Serikat seperti pada peristiwa 9/11.

Perang di Afghanistan (2001) dan Irak (2003) yang menelan biaya 1,28 triliun dolar AS dan menewaskan 6.300 tentara AS pada kenyataannya tak mampu menghentikan sama sekali gerakan Al Qaeda. Terlebih orang kedua Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri kini diperkirakan berada di pegunugan di Pakistan dan tidak dapat dijangkau oleh pasukan AS.

"Adalah sebuah angan-angan mengatakan Al Qaeda berada di ambang kehancuran," ujar Seth Jones seperti dikutip AP. Jones adalah seorang analis dan penasihat Rand.

"Mereka telah meningkatkan kehadiran mereka di dunia global. Jumlah serangan yang dilakukan kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda meningkat. Dan di beberapa tempat seperti di Yaman mereka mengembangkan kontrol mereka," sambungnya.

Penjelasan ini tentu sangat rumit dan tidak mudah dihami orang Amerika yang menganggap perang melawan teroris telah berakhir dan dimenangkan pihak mereka.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa tim utama Osama telah dilucuti. Tetapi mereka juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok baru yang memiliki afiliasi dengan Al Qaeda tetap melakukan serangan terhadap objek-objek milik AS di luar negeri. Mereka, kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda itu pun disebutkan masih menyimpan keinginan melancarkan serangan sebesar serangan 9/11.

Dari sekian kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda yang paling mematikan adalah yang berada di Yaman.

Sejauh ini belum ada tanda-tanda serangan balas dendam dari Al Qaeda terhadap AS dan warganegara AS. Namun warga negara AS di Pakistan dan sekitarnya telah diingatkan untuk waspada menjelang tanggal 2 Mei ketika para pengikut Osama merayakan setahun kematian Osama.

Juga disebutkan bahwa pasukan antiteror Amerika Serikat telah membunuh sekitar setengah dari 20 pemimpin tinggi Al Qaeda. Ini termasuk Anwar Al Awlaki yang terbunuh di Yaman bulan September tahun lalu atau kurang dari enam bulan setelah Osama terbunuh.

Hanya sedikit anggota tim asli atau tim utama Al Qaeda yang masih bertahan. Sementara kebanyakan dari nama baru yang ada dalam daftar target AS relatif belum diketahui. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya