Berita

RA Kartini/ist

HARI KARTINI

Hatta: Kaum Perempuan Korban Permainan Politik?

SABTU, 21 APRIL 2012 | 09:38 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Hari kelahiran RA Kartini tanggal 21 April diperingati sebagai hari emansipasi dan kebangkitan kaum wanita Indonesia. Lahir di tahun 1879, putri pasangan Bupati Jepara RM AA Sosoningrat dan MA Ngasirah kelak dipersunting Bupati Rembang Raden Adipati Joyodiningrat yang sudah memiliki tiga orang istri.

Kartini sempat melakukan perlawanan. Ia tak menerima dikawinkan dengan pria yang tak dipilihnya. Namun, dengan mempertimbangkan kesehatan sang ayah, akhirnya Kartini pasrah dan menerima pernikahan itu. Keluh kesah selama menjalani pernikahan disampaikannya kepada sejumlah teman-temannya di Eropa.

Pada 17 Septermber 1904, empat hari setelah melahirkan, Kartini meninggal dunia. Saat menghembuskan nafas terakhir ia baru berusia 25 tahun. Setelah ia meninggal dunia, Menteri Budaya, Agama dan Industri HIndia Timur JH Abendanon mengumpulkan surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini kepada semua sahabatnya di Eropa. Kelak surat itu diterbitkan dalam sebuah buku yang diberi judul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Pada tahun 1964 Presiden Sukarno menetapkan tanggal lahir Kartini sebagai salah satu hari besar nasional.

Mencermati Hari Kartini tahun ini, salah seorang aktivis prodemokrasi, Muhammad Hatta Taliwang, menyisipkan pertanyaan yang cukup menggelitik: apakah emansipasi kaum wanita juga meliputi hal-hal kriminal? Ataukah, kaum wanita tetap menjadi korban diskriminasi karena lemah secara politik?

Atau mungkin karena aparat penegak hukum lebih mau jadi pengecut dan berani hanya pada perempuan?

"Mungkin juga perempuan sengaja dijadikan objek karena lebih menarik untuk mengalihkan isu? Bisa jadi juga karena perempuan lebih mudah jadi ember untuk menyanyikan semua lagu indah di persidangan," tanya Hatta Taliwang dalam pesan yang diterima redaksi Sabtu pagi (21/4).

Sederet pertanyaan Hatta ini diajukannya setelah mengamati bahwa belakangan ini banyak perempuan Indonesia, khususnya di kelas elit, yang terjebak dalam berbagai kasus kriminal berbau korupsi dan kejahatan keuangan lainnya. Mulai dari Malinda Dee, Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, Nunun Nurbaetie, Ayin, Waode Nurhayati, hingga Siti Fadhillah.

"Mungkin nanti menyusul Sri Mulyani," ujarnya lagi. [guh]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya