Berita

tentara AS/ist

LAPORAN DARI PYONGYANG

Ristiyanto Desak Amerika Serikat Tarik Pasukan dari Semenanjung Korea

SABTU, 14 APRIL 2012 | 14:31 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Reunifikasi atau penyatuan kedua Korea hanya dapat dilakukan oleh bangsa Korea di tengah stabilitas Semenanjung Korea. Di saat bersamaan dukungan komunitas internasional terhadap stabilitas Semenanjung Korea juga dibutuhkan demi menciptakan stabilitas tersebut. Antara lain dengan dengan mendesak kekuatan militer asing yang berada di Semenanjung Korea sejak akhir Perang Korea di tahun 1953 menarik diri.
 
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Ristiyanto kepada Rakyat Merdeka Online di Pyongyang, Sabtu siang (14/4). Ristiyanto berada di Pyongyang untuk menghadiri festival internasional mengenang seratus tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il-sung.
 
Jumat pagi sebelumnya (13/4), bersama puluhan delegasi dari berbagai negara di kawasan Asia, Pasifik dan Oseania, Ristiyanto mengikuti pertemuan konsultatif untuk merumuskan rencana aksi mengkampanyekan perdamaian di Semenanjung Korea tanpa kehadiran pasukan militer asing di Gedung Budaya Chollima di Jalan Yonggwang, Pyongyang. Dalam pertemuan itu, Ristiyanto terpilih menjadi salah seorang Wakil Ketua Komite Solidaritas untuk Reunifikasi Korea. 
 

 
"Komite yang baru terbentuk itu mendorong berbagai upaya agar latihan militer yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan di wilayah laut dekat perbatasan kedua negara segera dihentikan. Komite juga mendesak agar Amerika Serikat sesegera mungkin menarik pasukannya dari Semenanjung Korea," ujar Ristiyanto.
 
Hal lain yang akan dilakukan Komite Solidaritas juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk kembali ke meja perundingan dan meningkatkan status perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani dengan Korea Utara di akhir Perang Korea tahun 1953 silam menjadi perjanjian damai yang lebih permanen.
 
"Hal lain yang menjadi perhatian kami adalah isu nuklir di Semenanjung Korea. Kami meminta agar Amerika Serikat juga melucuti instalasi nuklir militer mereka di Korea Selatan," ujarnya lagi.
 
Pada bagian akhir, dosen di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, ini juga meminta agar pembicaraan segi-enam yang melibatkan kedua Korea, Amerika Serikat, Jepang, China dan Rusia kembali dibuka sesegera mungkin untuk melanjutkan pembicaraan damai.[guh] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya