Berita

presiden sby/ist

Inilah Perintah SBY untuk Anas Urbaningrum Menjelang Voting Ayat 6A

MINGGU, 01 APRIL 2012 | 21:09 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Presiden SBY memerintahkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk mencabut opsi ketiga sebelum voting pengambilan keputusan mengenai harga BBM Sabtu dinihari lalu dilakukan (31/3).

Cerita mengenai perintah di balik layar itu disampaikan SBY saat berbicara di depan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat dan anggota Fraksi Partai Demokrat di kantor DPP Jalan Kramat VII, Jakarta, Minggu sore (1/4). Rakyat Merdeka Online mengutip penjelasan SBY mengenai drama menjelang voting dinihari tersebut dari Jaringnews, media massa berbasis internet yang didirikan dan dipimpin salah seorang ketua DPP Partai Demokrat, Kastorius Sinaga.

SBY sendiri tidak memberikan penjelasan kepada pers sebelum dan sesudah menyampaikan amanatnya di hadapan DPP dan anggota Fraksi Partai Demokrat.

Kata SBY, sekitar 30 menit menjelang voting, dirinya diberitahu tentang tiga opsi yang akan dipilih di arena voting. Pertama, opsi menolak kenaikan harga BBM. Opsi ini didukung Gerindra dan PDI Perjuangan. Lalu opsi menaikkan harga BBM jika harga Indonesian crude price (ICP) rata-rata lebih atau kurang dari 15 persen dalam waktu enam bulan. Opsi ini didukung Partai Golkar. Terakhir adalah opsi menaikkan harga BBM jika harga ICP rata-rata lebih atau kurang dari 5 persen dalam waktu tiga bulan. Opsi terakhir ini didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).



"Saya pikir kalau tiga opsi maka akan terjadi dua putaran. Maka Demokrat menarik opsi ketiga dan jadilah 15 persen untuk enam bulan (opsi kedua)," ujar SBY.

"Tapi sebelumnya Demokrat sudah sepakat 10 persen, tapi diingkari lagi," sambung SBY. Sekitar 20 menit sebelum voting, SBY memerintahkan Ketua Umum Anas Urbaningrum yang diteruskan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono untuk menarik opsi ketiga.

"Sehingga yang tinggal hanya opsi dari PDI Perjuangan dan opsi kedua," terang SBY.

Mungkin, saat menarik opsi itu SBY menduga sebagai elemen koalisi pendukung pemerintah PKS akan mengikuti Partai Demokrat mendukung opsi kedua. Tetapi apa daya, usai lobi PKS malah menyatakan berbalik arah mendukung opsi PDIP dan Gerindra. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya