presiden sby/ist
presiden sby/ist
Kekesalan terhadap permainan politik segelintir anggota koalisi disampaikan SBY saat berbicara di depan pengurus DPP Partai Demokrat dan anggota Fraksi PArtai Demokrat di kantor DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, siang tadi (1/4).
"Anggota koalisi tak bisa dipegang. Saya lebih senang iya jika iya dan tidak bila tidak. Konsisten. Saya lebih hormat bila anggota koalisi berterus terang daripada di belakang mengatakan tidak," ujar SBY seperti dikutip dari Jaringnews, media massa berbasis internet yang didirikan dan dipimpin salah seorang Ketua DPP Partai Demokrat, Kastorius Sinaga.
Kata SBY, sejak pertemuan dirinya dengan pimpinan parpol anggota koalisi pertengahan Maret lalu, sikap parpol anggota koalisi selalu berubah-ubah. Dan puncaknya adalah dinihari ketika Sidang Paripurna DPR RI melakukan pemungutan suara untuk menentukan apakah pemerintah dapat menaikkan harga BBM menyusul kenaikan harga minyak di pasar global.
Menjelang voting Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Golkar menolak kenaikan harga BBM. Tetapi, saat voting dilakukan PKS malah balik badan dan tak memilih opsi yang dikehendaki koalisi.
Sebetulnya, masih menurut SBY, selama ia berada di China untuk lawatan kenegaraan, dia selalu mendapatkan laporan mengenai peta politik jelang pengambilan keputusan. Laporan terus mengalir hingga ia mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis lalu (29/3) lalu. Di Halim, karena menerima laporan tak sedap, SBY sempat menggelar rapat di bandara selama 30 menit.


"Everything seems to be okay. Saya semakin tahu bahwa sebagian dari koalisi masih ada agenda tersembunyi," ujar SBY masih dikutip dari Jaringnews.


Agenda tersembunyi partai koalisi semakin jelas terlihat menjelang detik-detik pengambilan keputusan. Kata SBY, parpol yang menolak perubahan Pasal 7 ayat 6 UU 22/2011 tentang APBN 2012 semata-mata ingin menggulingkan pemerintahannya.


"Saya melihat telanjang perilaku dan gelagat parpol. Ada keinginan politik dari lawan untuk mengunci presiden, dan membuat ekonomi kolaps. Ada yang tidak setuju dengan mempertahankan pasal 7 ayat 6 agar APBN ambruk dan presiden jatuh," demikian SBY. [guh]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28