Berita

presiden sby/ist

HARGA BBM NAIK

Lamen Hendra Saputra: SBY Terjepit!

MINGGU, 04 MARET 2012 | 09:55 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Jika digelar survei untuk menanyakan langsung ke masyarakat, apakah mereka setuju  jika harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) dinaikkan, sudah pasti sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak setuju.

Tapi dipastikan pemerintah tidak akan menurut begitu saja terhadap aspirasi masyarakat. Pasalnya, di saat bersamaan, pemerintah mendapat tekanan yang begitu besar dari kelompok neokolim untuk menaikkan BBM dan TDL.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lamen Hendra Saputra pagi ini (Minggu, 4/2).

Menurut Lamen, tekanan kelompok neokolim itu jelas terlihat saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan penyesuaian harga minyak harus dilakukan mengingat harga minyak dunia yang saat ini tengah mengalami tren kenaikan.

"Kemudian dengan merevisi asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam APBN-P 2012. Asumsi harga minyak naik dari US$90 per barel dalam APBN 2012, menjadi US$105 per barel," jelas Lamen.

Bukannya mengikuti aspirasi masyarakat, pemerintah diyakini akan menurut keinginan kelompok neokolim dengan menaikkan harga BBM. Tapi karena sebagian besar masyarakat menolak kenaikan harga BBM itu, pemerintah yang kepentingannya terjepit akhirnya mengancam pendemo tola kenaikan harga BBM.

"Tanggapan Menkopolhukam Joko Suyanto yang sejak dini sudah -me-warning pendemo yang akan melakukan aksi penolakan terhadap kenaikan BBM dan TDL membuktikan bahwa Pemerintah seperti tertekan, panik dan mengkambinghitamkan rakyat," sambung Lamen.

Karena itu pihaknya kecewa dengan pernyataan Menkopolhukam yang memberikan ultimatum yang tak seharusnya dilakukan itu.

"Soal aturan mengemukakan pendapat di muka umum jelas kami mengerti. Lalu pertanyaannya kami kembalikan, apakah pemerintah mengerti etika berpolitik yang benar dan pro rakyat? Kami rasa itu pun tak seutuhnya (dimengerti)," tandasnya. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya