Berita

Mahfud MD

Wawancara

WAWANCARA

Mahfud MD: Jadi Tim Sukses Capres, Saya Pasti Tidak Mau...

SELASA, 24 JANUARI 2012 | 09:43 WIB

RMOL. Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, membantah keras tudingan yang menyebutkan dirinya tim sukses Aburizal Bakrie Pemilu Presiden 2014.

“Tidak mungkin saya menjadi tim sukses capres. Siapapun yang mengajak, saya pasti tidak mau,” tandas Mahfud MD kepada Rakyat Merdeka, Minggu (22/1).

Menurut bekas Menhan itu, kedekatannya dengan beberapa orang petinggi Partai Golkar ti­dak ada hubungannya secara politik.

“Saya sering ketemu Hatta Rajasa dan beberapa petinggi partai politik lain. Tapi kenapa  muncul berita dengan Ical (Abu­rizal Bakrie),” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Yang menyebut Anda  tim sukses Ical adalah fungsionaris Partai Golkar, berarti akurat dong?

Saya telah membaca berita itu. Tapi itu tidak benar. Bicara secara khusus saja tidak pernah dengan Ical, apalagi jadi tim sukses. Untuk apa Ketua MK jadi tim pemenangan capres. Tidak ada relevansinya. Kalau mau jadi tim itu kan harus diketahui orang. Masa sembunyi-sembunyi.


Anda dikabarkan sangat de­kat dengan Ical?

Bertemu Pak Ical sama ketika saya bertemu dengan ketua partai lain. Tidak pernah bertemu secara khusus. Misalnya saya bertemu Ical ketika saya ceramah di Partai Golkar, kan dihadiri banyak orang. Kemudian saat kedata­ngan Obama, dan acara kene­garaan, kami sering bertemu.


Tidak bicara terkait Pemilu 2014?

Oh, tidak pernah.


Apa Anda mengenal Ical su­dah lama?

Sebelum Ical jadi Ketua Umum Partai Golkar kami telah berte­man. Ketika saya masih di PKB, kami pernah meminta bantuan dibuatkan kartu anggota PKB se-Indonesia. Lalu kami ngobrol. Sejak itu saya kenal baik dengan Ical.

Ketika beliau dipercaya me­mimpin  Partai Golkar, kami  ber­temu di tempat terbuka yang banyak orang. Tidak pernah di tempat khusus.


Bagaimana dengan petinggi Partai Golkar lainnya?

Saya dekat dengan teman-teman di Golkar, sama dekatnya dengan teman-teman di partai lain. Misalnya saya dekat dengan Pak Luhut Panjaitan. Beliau  te­­man saya di kabi­net dulu hingga sekarang. Saya sering ko­muni­kasi dengan Pak Akbar Tandjung, tapi tidak diisukan macam-macam.

Di PDI Perjuangan saya dekat dengan Maruarar Sirait dan Arif Budimanta. Biasa saja tidak ada urusan politik.


Nurul Arifin bilang, Anda pe­ringkat pertama untuk men­dam­pingi Ical dalam Pilpres 2014?

Tentu saya merasa terhormat diberi komentar seperti itu. Tapi terus terang saya tidak tahu bagaimana Golkar mengukurnya. Saya tidak pernah berkomunikasi dengan Mbak Nurul terkait hal itu. Mungkin di internal Partai Golkar punya kriteria sendiri. Tapi saya sama sekali tidak tahu dan baru tahu ketika membaca koran. Saya merasa tersanjung. Bukan merasa ingin mendam­pingi Pak Ical. Tersanjung itu merasa terhormat.


Tapi Anda ingin maju dalam  Pilpres 2014?

Saya ini hakim konstitusi. Kalau saya mengatakan ya, ber­arti saya masuk ke politik praktis. Itu tidak boleh meskipun baru dianggap niat. Namun kalau saya mengatakan tidak, saya akan dimarahi banyak orang. Nanti orang mengira saya pura-pura tidak mau.


Tapi Anda ingin maju dalam  Pilpres 2014?

Saya ini hakim konstitusi. Kalau saya mengatakan ya, ber­arti saya masuk ke politik praktis. Itu tidak boleh meskipun baru dianggap niat. Namun kalau saya mengatakan tidak, saya akan dimarahi banyak orang. Nanti orang mengira saya pura-pura tidak mau.


Kapan ada ketegasan sikap Anda?

Tunggu tahun 2013, saya akan mengatakan ya atau tidak. Se­sudah saya tidak menjadi hakim. Saya tegaskan, saya tidak punya ikatan atau deal dengan siapapun.


Apa ada petinggi parpol su­dah berbicara dengan Anda ter­kait Pilpres?

Tentu saja sudah ada. Tapi saya katakan, saya ini hakim, sehingga tidak boleh menjawab itu. Saya katakan, saya tidak boleh mela­rang siapapun untuk berwacana. Itu kan lebih aman daripada saya bilang ya atau tidak.


Petinggi Parpol mana saja yang sudah mengajak Anda bi­cara itu?

Tidak perlu saya ungkap. Nanti malah ribut lagi. Lihat saja di koran, beberapa parpol sudah menyebut. Tapi tidak ada deal atau pertanyaan langsung, hanya semacam sindiran saja. Karena saya tidak mau bicara langsung mengenai itu.


Kalau tunggu  2013, momen­tum­nya hilang dong?

Ada juga yang mengatakan  agar saya segera pastikan. Tapi saya katakan, tidak masalah saya kehilangan momentum. Toh saya tidak mencari momentum. Ada atau tidak momentum, saya akan bersikap.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya