Adhyaksa Dault
Adhyaksa Dault
RMOL.Sudah saatnya Indonesia melakukan pembenahan kawasan wisata alam dengan konsep kelestarian lingkungan untuk menarik wisatawan asing.
“Kami ke Gunung Kinabalu, Selasa (17/1), bukan hanya olahÂraga, tetapi studi banding dan mempromosikan Indonesia,†ungÂkap bekas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) AdhyakÂsa Dault, kepada Rakyat Merdeka, Jumat (20/1).
Menurut Ketua Vanaprastha itu, misi pendakian gunung KinaÂbalu yang dipimpinnya telah berhasil mempromosikan IndoÂnesia pada pencinta alam di sana.
Banyak pecinta alam dari seÂluruh dunia tidak mengetahui banyak mengenai wisata alam di Indonesia.
“Indonesia punya potensi alam. Misi kami promosi Indonesia pada puncak-puncak dunia,†tandas Adhyaksa.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa yang dilakukan di sana?
Kami diterima Konsulat JendeÂral di Sabah. Kami juga bertemu dengan beberapa kelompok peÂcinta lingkungan di Gunung KinaÂbalu. Setelah sampai punÂcak, kami sosialisasi dan promo Indonesia kepada orang yang berwisata di sana.
Kami studi banding, Sabah seÂbagai bagian dari Malaysia, mereka mengelola turisnya luar biasa. Tidak ada sampah sedikitÂpun yang kami temukan di seÂpanjang perjalanan.
Promosinya singÂkat dong?
Kami menginap di Laban Rata, seÂhingga kami melaÂkukan diskusi yang intens di sana meÂngenai potensi wiÂsata alam di IndoÂnesia. Mereka baÂnyak yang tidak tahu kalau Indonesia meÂmiliki banyak temÂpat wisata alam. Mereka meÂrasa beÂlum mendapat peÂtunjuk yang utuh seperti mereka berÂkunjung ke Gunung Kinabalu.
Apa Anda memberi masukan kepada pemerintah Indonesia?
Nanti kami coba memberikan masukan kepada Kementerian Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal Perlindungan dan PeÂlestarian Alam (Dirjen PPA) untuk mengelola tempat wisata alam. Banyak pengalaman berÂharga yang kami ambil.
Minimal di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, yang menjadi markas kami, bisa kita pakai pola di sana.
Kenapa memilih Gunung KiÂnabalu sebagai studi banÂding?
Ini merupakan bagian dari Promosi Indonesia Pada Puncak-Puncak Dunia (PIP3D). Gunung Kinabalu memiliki arti penting dan strategis di kawasan Asia Tenggara. Melalui pendakian ini, Vanaprastha sebagai organisasi pecinta alam, ingin mempromoÂsikan langsung potensi wisata petualangan, seni, dan budaya Indonesia di gunung yang ramai dikunjungi para pendaki dan wisatawan manÂcaÂnegara. Kami akan membagikan broÂsur tentang IndoÂnesia, seperti proÂmosi Pulau KoÂmodo.
Alasan lainÂnya?
Selain memÂbaÂngun relasi deÂngan organisasi pecinta alam dan perÂseoÂrangan di luar neÂgeri, ekspedisi ini akan melakukan studi banding langÂsung mengeÂnai pengelolaan kaÂwasan wisata alam untuk dapat diterapkan di IndoÂnesia.
Saya menilai Indonesia meÂmiliki kekayaan wisata alam yang sangat potensial untuk dikemÂbangkan. Seperti Gunung Gede-Pangrango, Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Agung (Bali), Gunung Rinjani (LomÂbok), Gunung Lompobatang (Sulawesi Selatan), dan Gunung Jaya Wijaya (Papua).
Berapa orang yang ikut daÂlam ekpedisi itu?
Ada 35 orang dari dua geneÂrasi, yang paling tua berumur 59 tahun. Yang berumur 55 tahun ada delapan orang, di bawah 50 tahun ada 10 orang. Selebihnya di baÂwah 20 tahun. Kami di sana selama empat hari lima malam.
Anda yakin misi ini akan berÂhasil?
Ekspedisi ini bukan pertama kali. Sebelumnya, bulan SeptemÂber 2011 kami berhasil mencapai Puncak Mount Blanc (4.810 m) di Prancis. Dari hasil pendakian itu, kami berhasil mempromosiÂkan Indonesia. Teman-teman di sana akhirnya tahu, bahwa IndoÂnesia bukan hanya ada Bali saja. Mereka pun mau mengunÂjungi Indonesia, bukan hanya ke Bali.
Selanjutnya akan mendaki ke mana lagi?
Seri berikutnya yang akan diÂlakukan Ekspedisi 2 Generasi adaÂlah pendakian ke Puncak Dufourspitze yang merupakan puncak gunung tertinggi di jajaÂran Pegunungan Monte Rosa di Swiss. Dan juga Puncak MatterÂhom di perbatasan Swiss dan Italia yang sangat menantang.
Kita akan buat pendidikan alam untuk anak SMA. Sebagai kanaliÂsasi bagi generasi muda kita. JaÂngan selalu diajak berpikir politik. Kami ingin mengajak mereka berÂpikir tentang lingÂkungan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05