Berita

Mahfud MD

Wawancara

WAWANCARA

Mahfud MD: SBY Tak Menyindir Saya Terkait Pilpres 2014...

SENIN, 09 JANUARI 2012 | 09:00 WIB

RMOL. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku tidak selalu menghadiri undangan acara pemerintah. Itu semua tergantung kesibukannya.

“Saya berusaha hadir setiap undangan resmi  Sekretariat Negara. Kebetulan di MK sedang tidak ada sidang pleno, sehingga saya harus menghargai unda­ngan,” ujar Mahfud MD kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.      

Bekas Menhan itu tidak merasa tersindir saat Presiden SBY mengapresiasi dirinya yang rajin hadir dalam acara-acara pemerin­tahan.

“Saya yakin, Pak SBY menga­takan itu sebagai hal yang biasa saja. Tidak ada tendensi politik dan tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2014,” katanya.

Lagipula, lanjut Mahfud, ketua lembaga yang lain seperti Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, Ketua BPK dan lainnya juga se­ring hadir dalam acara peme­rin­tahan tersebut.

Seperti diketahui, saat ber­pi­dato dalam acara penyerahan penghargaan pada tokoh industri di Istana Negara, SBY memberi­kan sapaan khusus kepada Mah­fud MD dan ketua DPD Irman Gusman.

“Sebelum saya lanjutkan, saya lupa menyebut kolega saya yang rajin menghadiri acara peme­rin­tahan terutama Irman Gusman ketua DPD dan kedua Mahfud MD ketua MK,” kata SBY.

Mahfud selanjutnya mengata­kan, jika ada sidang di MK atau ada acara lain, dirinya tidak meng­­­­­hadiri undangan acara pe­merintah.

“Misalnya, saya tidak hadir di Jonggol saat ada acara TNI yang di­resmikan Presiden,” ungkap­nya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Apa lagi acara pemerintah yang tidak Anda hadiri?

Saya juga tidak bisa hadir saat pemberian gelar pahlawan ke­pada beberapa tokoh nasional beberapa waktu lalu.


Anda menilai pujian SBY itu hal biasa?

Pernyataan Pak SBY itu sifat­nya umum saja sebagai sopan santun ketimuran. Pak SBY kan memang hangat kalau berteman.


Apa Anda tidak merasa ter­sindir karena dijagokan seba­gai capres 2014?

Pernyataan itu tidak ada hu­bungannya dengan Pilpres 2014.


Barangkali Partai Demokrat berniat menjagokan Anda?

Partai Demo­krat itu par­pol be­sar, tak mungkin bicara pen­­ca­pre­san hanya dengan cara seperti itu.

Ada proses panjang seperti sur­vei, penggodokan oleh tim, rapat-rapat terba­tas sampai rapat leng­­­kap. Akhir­nya ditetapkan me­­lalui forum yang bersifat nasional.

    

Apa pernah ada pem­bica­raan dengan petinggi Partai De­mo­krat?

Saya tak pernah bicara itu dengan petinggi Partai Demokrat. Sebab, saya masih hakim yang tak boleh berbicara politik prak­tis. Saya juga tidak mau menye­ret-nyeret MK untuk bersentuhan dengan politik praktis.

Makanya, saya pastikan bahwa saya tak pernah membicarakan soal itu dengan parpol.


Bukankah ada beberapa par­pol mewacanakan Anda seba­gai capres?

Memang ada beberapa orang parpol yang melempar wacana pen­calonan saya itu ke publik. Tapi saya tidak pernah membi­carakannya dengan mereka.

Namun saya juga tak boleh melarang mereka, biar demokra­tis, biar banyak alternatif. Itu ba­gian dari penyehatan yang akan kita bangun, terlepas dari soal saya mau atau tidak, layak atau tidak.


Bukankah ada beberapa par­pol mewacanakan Anda seba­gai capres?

Memang ada beberapa orang parpol yang melempar wacana pen­calonan saya itu ke publik. Tapi saya tidak pernah membi­carakannya dengan mereka.

Namun saya juga tak boleh melarang mereka, biar demokra­tis, biar banyak alternatif. Itu ba­gian dari penyehatan yang akan kita bangun, terlepas dari soal saya mau atau tidak, layak atau tidak.


Barangkali sudah ada pem­­bi­caraan dengan parpol secara ti­dak resmi?

Secara tidak resmi memang sudah ada beberapa tokoh parpol yang mengajak saya membi­cara­kan kemungkinan pencalonan itu. Hanya ngomong-nomong sambil minum kopi.

   

Kapan Anda tentukan sikap?

Saya hanya hakim, tentunya tidak bisa masuk ke politik prak­tis. Tahun 2013 barulah saya akan menentukan sikap. Mungkin ikut mendukung seseorang.

   

Kenapa harus 2013?

Saya tahu betul bahwa politik itu bisa berubah-ubah secara ce­pat, sehingga tidak mungkin saya mengikatkan diri dengan situasi politik sekarang. Di atas semua itu, saya yakin betul, jabatan se­seorang itu sepenuhnya di tangan Tuhan. Saya mengalir sajalah.


O ya, Lily Wahid mengatakan Anda banyak bicara hanya cari po­pularitas, komentar Anda?

Saya tidak peduli dengan per­nyataan Lily Wahid. Saya akan tetap bicara seperti sekarang. Saya juga tidak peduli mau makin populer atau makin tak populer.

Saya tidak pernah mencari popularitas. Perlu diketahui, sejak dulu saya sudah blak-blakan begini. Masak saya mau berubah hanya ingin populer. Tidaklah.

   

Barangkali Anda kurang di­su­kai bila menjadi populer?

Saya tidak tahu. Tapi apa pun maksudnya saya tidak peduli. Ka­lau dia memuji saya, tak akan untung. Kalau dia mencela, saya tak rugi. Apalagi dikaitkan de­ngan popularitas. Sebab saya tak peduli dengan naik turunnya popularitas.


Apa ada kaitannya dengan PKB?

Saya pun tidak tahu dan tidak ingin tahu. Bagi saya pernya­taan­nya itu tidaklah penting. Me­mang aneh, sebab sudah lama dan ba­nyak parpol menyebut saya layak untuk jadi capres. Tapi begitu ada orang PKB ikut berbicara begitu, lalu dia berkomentar sinis. Bagi saya biar anjing menggonggong, kafilah berlalu. Ini kan negara demokrasi.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya