Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo
RMOL.Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo menegaskan, kongres partai telah menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
“SALAH satu rekomendasi RaÂkernas PDI Perjuangan di BanÂdung pada awal Desember 2011 telah menetapkan Ibu MegaÂwati-lah yang menentukan siapa caÂpres dan cawapres yang diusung PDI Perjuangan,†kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun, lanjut dia, partai masih menunggu waktu yang tepat untuk memutuskan capres dan cawapres 2014.
“Tentunya kami juga mencerÂmati aspirasi partai dan aspirasi masyarakat melalui survei dan melihat gelagat perkembangan dinamika politik nasional yang ada,†ujarnya.
Siapa pun bisa ditunjuk oleh Megawati menjadi calon presiden periode 2014 karena itu adalah kewenangan Mega selaku Ketua Umum PDIP.
Berikut petikan wawancara.
Bagaimana Anda memanÂdang Pemilu 2014?
Mencermati gelagat dan perÂkemÂbangan dinamika dari berÂbagai evaluasi pemerintah yang dihasilkan melalui proses pemilu presiden secara langsung pada pada tahun 2004 dan 2009, maÂsalah estafet kepemimpinan taÂhun 2014 memang penting untuk menjadi agenda strategis setiap partai.
Sikap PDIP saat ini?
Bagi PDI Perjuangan saat ini lebih strategis untuk mementingÂkan bagaimana bangsa ini meÂnyepakati kembali haluan pemeÂrintah pada tahun 2014 melalui proses politik di MPR dan DPR.
Maksud Anda?
Haluan pemerintah itu selain menjawab persoalan bangsa dan negara saat ini, juga memiliki visi jangka panjang untuk mewujudÂkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di biÂdang ekonomi dan berkepriÂbaÂdian yang baik demi kemajuan bangsa.
Berkaitan dengan itu, apa yang disiapkan PDI PerjuaÂngan?
PDI Perjuangan sudah meneÂtapkan platform politik partai. Nantinya itu dijadikan sebagai dasar untuk menyusun agenda dan program bangsa strategis, komprehensif, dan integral demi pembangunan bangsa Indonesia untuk jangka panjang, dalam rangka pileg dan pilpres.
Kader-kader partai Anda siap memimpin negara?
Kader-kader PDI Perjuangan banyak yang berkualitas. Bagi kami, kata kuncinya, selain memÂpunyai ketegasan mengambil keÂÂÂputusan poÂÂliÂÂtik, peÂmimÂpin juga perlu punya peÂmahaman yang kuat tentang ideologi bangsa ini. Dengan beÂgitu, peÂmimpin terseÂbut mampu memÂberikan arah, memiliki keÂmampuan tekÂnokrasi, dan koÂmiÂtÂmen keÂrakyaÂtan yang sangat kuat.
Lantas, siapa capres yang diÂsiapkan oleh PDI Perjuangan?
Biarlah rakyat Indonesia yang menentukan siapa pemimpin IndoÂÂnesia pada tahun 2014. TiÂdak ada satu pun orang yang meÂmiliki legalitas kuat untuk meÂlarang seseorang boleh diÂcaÂlonÂkan atau tidak.
Sebab, rakyat merupakan haÂkim tertinggi dan setiap partai mempunyai mekanisme sendiri untuk merespons harapan rakyat tersebut.
Ngomong-ngomong, bagaiÂmana pendapat Anda soal UnÂdang-Undang Pemilu 2014?
Pembahasan Undang-Undang Pemilu 2014 harus dicermati. SisÂtem Pemilu 2009 mempuÂnyai dua paradigma. Pertama, paraÂdigma kedaulatan partai. Kedua, paradigma pilihan lagÂsung oleh masyarakat atau peÂserta pemilu adalah parpol sebaÂgaimana amaÂnat konstitusi.
Mahkamah Konstitusi dalam keputusannya membatalkan PaÂsal 214 dari keseluruhan sistem pemilihan legislatif elemen-eleÂmennya banyak.
Ibarat mobil, bila satu komÂpoÂnen mesinnya diganti dengan merek lain, jalannya pasti tersenÂdat-sendat.
Lantas?
Sekalipun begitu, PDI PerjuaÂngan berusaha konsisten melakÂsanakan paradigma yang diatur konstitusi, kedaulatan pemilih sebagaimana putusan MK dan keÂdaulatan partai sebagaimana Undang-Undang Pemilu.
Partai tidak memiliki problem terlalu besar. Meski demikian kami siap melaksanakan atau menÂÂÂjalankan mobil dengan satu suku cadang yang berubah. Ini sistem pemilu di Indonesia, yang distrik tidak, proporsional juga tidak.
Menurut Anda itu bisa memÂbaÂhayakan?
Riskan memang. Perubahan terÂsebut sangat dekat dengan peÂlakÂsanaan pemilu dan implikasiÂnya biaya politik tinggi bagi caÂleg. Maka, pembahasan RUU Pemilu harus mencermati hal-hal tersebut.
Sistem tertutup harus menjadi pilihan politik dan terbukti proÂses pemilihan terbuka pada PeÂmilu 2009 yang menghasilkan kompoÂsisi kelembagaan DPR yang seÂkarang dihujat oleh berÂbagai piÂhak karena gagal dalam proses rekrutmen kader dan cenÂderung parpol yang diÂsalahÂkan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05