Akbar Tandjung
Akbar Tandjung
RMOL.Usia bukan persoalan substansial dalam pencalonan presiden 2014. Yang paling utama, tokoh itu bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik.
“Banyak pemimpin negara yang sudah tua, tapi sukses memÂperbaiki kondisi rakyatnya. Saya kira tidak pas membatasi usia untuk calon presiden (capres),’’ ungkap Ketua Dewan PertimÂbangan Partai Golkar, Akbar TanÂdjung, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Gagasan pembatasan usia caÂlon presiden 2014 dikemukaÂkan Amien Rais. Bekas ketua MPR itu mengusulkan, capres dan waÂpres sebaiknya berusia 45-55 tahun.
Amien juga menyebutkan, caÂpres dan cawapres jangan usianya terlalu muda. Itu kurang baik. Sebab, kurang matang.
Akbar Tandjung selanjutnya mengatakan, dalam sistem deÂmoÂkrasi yang dianut Indonesia, seÂseorang tidak boleh menghaÂlangi untuk maju menjadi capres.
“Ukurannya jelas, penerimaan masyarakat terhadap calon terseÂbut. Kemudian ada partai yang mendukung karena calon itu diÂanggap memiliki kemampuan, pengalaman, dan visi yang baÂgus,†papar bekas Ketua Umum Partai Golkar itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukankah kalau terlalu tua kurang progesif lagi?
Orang terjun ke politik karena meÂrasa terpanggil unÂtuk meÂnyumÂbangÂÂkan suatu gagaÂsan dan pikiran demi keÂpentingan masyaÂrakat, bangsa, dan negara.
Di dalam politik tidak ada pemÂbataÂsan usia untuk menyumbangÂkan gagasan dan pikiran tersebut. Apalagi untuk capres dan cawaÂpres yang meÂnenÂtukan adalah publik. Bila puÂblik merasa calon tersebut masih cocok, tepat, dan bisa diharapÂkan, kenapa tidak.
Tentu calon yang muda lebih segar kan?
Kita tidak bisa menilai seoÂrang dari segi usianya. Bila seoÂrang tidak mau maju dalam pilÂpres, itu tidak masalah. Tapi jangan mengÂhalangi seseorang menÂjadi capres dan cawapres karena usia terlalu tua.
Mega, Wiranto, Anda, dan Amien dinilai tidak pas lagi menÂÂÂjadi capres, komentarnya?
Ya, kalau Pak Amien Rais tidak mau maju lagi, ya silakan. Itu hak masing-masing orang. Kalau ada orang yang masih ingin maju lagi dan partai masih menÂdukung, biarlah puÂblik yang memuÂtuskan, apakah orang itu didukung atau tidak.
Ada muatan poÂlitis dalam gaÂgaÂsan itu?
Saya tidak tahu. Tapi mungkin saja ada muatan poliÂtisÂnya. KataÂkanlah PAN sudah punya calon presiden, yaitu Hatta Rajasa. DeÂngan demikian Pak Amien tidak bisa maju lagi. Itu kan aturan di PAN. Tapi Pak Amien tidak bisa melarang orang menjadi capres.
Apa PAN khawatir kalau toÂkoh tua itu maju, bisa menganÂcam pencalonan Hatta Rajasa?
Pernyataan Pak Amien itu meÂruÂpaÂkan strategi poliÂtik. Namun gaÂgaÂsan itu tidak bisa diterapkan dalam politik.
Anda ingin maju di PilÂÂpres 2014?
Partai Golkar sudah menetapÂkan Pak Ical sebagai capres meÂlalui Rapimnas yang merupakan pengambilan keputusan terÂtinggi.
Dulu sih kita pernah melakuÂkan konvensi, tapi kelihatannya Ical kurang cocok dengan sistem itu. Kalau kita ingin membangun sistem yang demokratis, sehaÂrusÂÂnya sistemnya terbuka.
Isunya dukungan internal terÂhadap Anda masih kuat?
Saya tidak bisa menilai seÂjauhÂÂmana ada dukungan itu. Bisa saja ada yang mengatakan itu, tapi kan kita sulit meniÂlaiÂnya. Kecuali kaÂlau dilakukan secara demokratis. Nanti akan terlihat apakah ada dukungan atau tidak kepada saya.
Saya ingin menekankan, itu kan prinsip demokrasi yang ingin dibangun dari reformasi politik kita. Mengusung adanya demoÂkrasi dalam berpolitik, melalui keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28