Berita

Hatta Ali

Wawancara

WAWANCARA

Hatta Ali: Kami Sudah Memeriksa Hakim Ramlan Comel­...

SELASA, 18 OKTOBER 2011 | 07:37 WIB


Mahkamah Agung (MA) kesulitan menemukan rekam jejak Ramlan Comel menjadi hakim Pengadilan Tipikor Bandung. Sebab, Ramlan berasal dari hakim non-karier.

“Makanya saat seleksi peneri­maan calon hakim ad hoc, kami meminta masukan dari berbagai pihak. Tapi saat itu tidak ada la­poran menjadi terdakwa kasus korupsi,’’ ujar Ketua Muda Pe­nga­­wasan Mahkamah Agung Hatta Ali kepada Rakyat Mer­deka di Jakarta, Sabtu (15/10).

Seperti diketahui,  majelis ha­kim yang memvonis bebas Wali­kota Bekasi non aktif Mochtar Mohammad, Ramlan Comel per­nah dijerat kasus korupsi di PT Bumi Siak Pusako, Juni 2005.

Pengadilan Negeri Pekanbaru memvonisnya dua tahun penjara dan dikenai denda Rp 100 juta. Se­ta­hun kemudian, Pengadilan Ting­gi Riau menjatuhkan vonis bebas terhadap Ramlan. Tahun 2010, Ramlan menjadi hakim ad hoc.

Hatta Ali selanjutnya mengata­kan, saat rekrutmen hakim non-karier, pihaknya bekerja sama de­ngan Pusat Pengkajian Sumber Daya Manusia (PPSDM) UI.

“Kalau hakim karier, kami tahu dari awal track record-nya. Untuk hakim non-karier, kami minta ma­­sukan dari masyarakat menge­nai rekam jejak mereka,” papar Juru Bicara MA itu.

Berikut kutipan selengkapnya:


Kalau prosesnya ketat, ke­napa sampai kecolongan? Masak per­nah jadi terdakwa kasus ko­rupsi menjadi hakim Tipikor?

Dibilang kecolongan tidak ju­ga. Sebab, semua syarat formal su­dah dipenuhi yang bersang­ku­tan. Kan kami sudah melakukan uji publik dengan melibatkan Ma­syarakat Pemantau Peradilan In­donesia (MAPPI) dan sebagai­nya. Tapi masih ada juga kasus seperti ini.


Berarti kurang gesit dong, ke­napa tidak ditanya ke Pengadi­lan Negeri Pekanbaru?

Saat itu, calon yang diseleksi ka­mi umumkan di media massa untuk minta tanggapan masyara­kat terhadap calon-calon hakim ad hoc Tipikor. Kami juga meli­bat­kan kalangan praktisi hukum dan akademisi, seperti Bam­bang Widjojanto, Prof Indrianto Seno Adji. Mereka dilibatkan mulai dari tes tertulis hingga pe­nentuan kelulusan.


MA sering jadi sorotan ka­rena banyak hakim yang di­duga bermasalah?

Ini kan suatu integrated cri­mi­nal justice system dalam perkara pidana. Ada keterkaitan antara satu institusi dengan ins­ti­tusi lain­­nya. Pengadilan se­ba­­gai lem­baga pe­mutus per­kara. Pe­nyidik, pe­nun­­tut dan yang me­nga­dilinya beda.

Apabila ada putusan yang mem­­berikan vonis bebas, jangan kita langsung mengecam. Se­baik­nya di­­lihat dulu apakah me­mang wajar dibebaskan atau ti­dak. Itu yang perlu kita evaluasi. Sebab, ha­kim di­tuntut secara profesio­nal, men­jalankan tugas­nya sesuai keten­tuan. Tidak bo­leh diinter­vensi.


MA sering jadi sorotan ka­rena banyak hakim yang di­duga bermasalah?

Ini kan suatu integrated cri­mi­nal justice system dalam perkara pidana. Ada keterkaitan antara satu institusi dengan ins­ti­tusi lain­­nya. Pengadilan se­ba­­gai lem­baga pe­mutus per­kara. Pe­nyidik, pe­nun­­tut dan yang me­nga­dilinya beda.

Apabila ada putusan yang mem­­berikan vonis bebas, jangan kita langsung mengecam. Se­baik­nya di­­lihat dulu apakah me­mang wajar dibebaskan atau ti­dak. Itu yang perlu kita evaluasi. Sebab, ha­kim di­tuntut secara profesio­nal, men­jalankan tugas­nya sesuai keten­tuan. Tidak bo­leh diinter­vensi.


Bagaimana kelanjutan dari kasus hakim Ramlan Comel?

Kami sudah melakukan peme­rik­saan terhadap majelis hakim yang menangani perkara Mochtar Mohammad. Yang melakukan­nya Badan Pengawasan MA.

Hari Jumat (14/10) sudah dila­kukan pemeriksaan. Tapi saya be­lum tahu hasilnya. Kami mela­ku­kan pemeriksan berkaitan dengan dugaan pelanggaran kode etik dan perilaku hakim. Apakah ha­kim da­lam menjalankan tugas me­ngadili ada intervensi atau pe­ngaruh dari siapapun kepada mereka.

Kapan hasilnya bisa diketa­hui?

Segera mungkin, akan kita ba­wa ke pimpinan Mahkamah Agung. Jadi kami mengharapkan masu­kan dari masyarakat menge­nai track record dari hakim terse­but dalam proses pemeriksaan ini. Karena kami tidak tahu apa­kah ada pertemuan atau tidak, ter­kait dugaan penyimpangan kode etik, kecuali ada laporan dari ma­s­yarakat. Kalau masyarakat tahu, silakan laporkan pada kami. Nan­ti akan ditindaklanjuti.

Kalau terbukti bersalah?

Tentu hakim tersebut akan dikenakan sanksi. Sanksinya bagaimana, nanti kita lihat kadar kesalahannya.


MA disarankan mengajak KY dalam proses seleksi hakim ad hoc, tanggapan Anda?

Apabila Undang-Undang me­nyatakan demikian, silakan saja, kami tidak masalah. Selama ini MA melibatkan banyak pihak. Kami menyeleksi hakim keter­bu­kaan.   [rm]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya