M. Lukman Edy
M. Lukman Edy
RMOL.Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Lukman Edy baru-baru ini melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (28/9).
Lukman menganggap, para napi tetap berhak diberi pengerÂtian tentang empat pilar kebangÂsaan.
Mengapa pilih sosialisasi di tahanan? Berikut penuturan beÂkas Menteri Pembangunan DaeÂrah Tertinggal (PDT) ini kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Kenapa pilih sosialisasi 4 piÂlar di LP Cipinang?
Sosialisasi di hotel, kampus, sekolah, atau gedung-gedung pemerintah, itu sudah biasa dan sering. Padahal, kita punya rumah tahanan yang dihuni berbagai maÂcam orang dari berbagai kelas sosial, status ekonomi, dan latar beÂlakang, tapi kini mereka berÂsama. Barangkali, rumah tahanan juga cermin dari kebhinekaan. Ya rumah tahanan itu salah satunya. Di penjara Cipinang banyak orang-orang besar. Ada politisi dan mantan pejabat negara. Ada juga para pelaku kriminal kecil-kecil sampai kriminal kelas kakap. Di sanalah mereka punya waktu luang memikirkan bangsa ini jauh lebih obyektif daripada yang di luar penjara.
Apa yang Anda sampaikan keÂpada mereka?
Saya menyampaikan Pancasila dan UUD 1945. Saya sampaikan bahwa secara konseptual nilai-nilai yang terkandung dalam PanÂcasila dan UUD 1945 sudah ideal. Hanya masalahnya, impleÂmenÂtasinya belum maksimal. KetiÂdakadilan dan kemiskinan masih ada dimana-mana waÂlauÂpun keaÂdilanlah yang menjadi tuÂjuan kita berÂnegara. Saya ajak mereka nanti kalau sudah keÂluar untuk ikut kembali memÂbangun negara. Mereka memang di masa lalu melakukan tindak pidana, tapi mereka sudah meneÂbusnya deÂngan hukuman penjara. Kita tiÂdak boleh mengÂÂhaÂkimi terus meÂneÂrus terÂhaÂdap orang yang sudah meÂnebus keÂsalaÂhanÂnya.
Sosialisasi 4 piÂlar sudah Anda laÂkukan di banyak temÂpat, apa yang Anda serap dari masyaÂrakat?
Masyarakat kita masih optimis bahÂwa Pancasila adaÂlah dasar negara yang sudah ideal, karena teruji dan terbukti. Mereka berÂpenÂdaÂpat bahwa Pancasila cukup relevan deÂngan kehidupan neÂgara kita hari ini. Justru pada saat ini kita membutuhkan aktualisasi PanÂcaÂsila. Pancasila ini akan menÂjadi berÂarti dan berguna jika dijadikan praktek dalam keÂhiÂdupan.
Sebagian masyarakat mengÂganggap Pancasila sudah tidak lagi relevan. Pendapat Anda?
Itulah masalahnya. Kita perlu memikirkan lebih keras lagi bahwa Pancasila itu menarik bagi orang muda. Oleh karena itu, kita akan lakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan ini lebih kreatif dan dekat dengan anak muda. Kita akan selenggarakan lomba penulisan artikel, mural, parade puisi, simulasi menjadi anggota DPR dan MPR untuk siswa dan santri, dan sosialisasi empat pilar selama 24 nonstop.
Kita perlu meÂnyakinkan maÂsyaÂrakat bahwa NKRI adalah jalan yang sudah benar untuk menÂÂcapai tujuan berÂnegara. NKRI merupakan jalan cepat untuk mencapai keadilan dan keÂmakmuran, bukan negara Islam. Kalau kita masih meributÂkan benÂtuk negara, kita tidak akan maju cara berpikirnya. PadaÂhal, koÂrupsi dan kemiskinan ada di depan mata kita. Musuh kita hari ini adalah koruptor yang telah menggerogoti anggaran negara.
Kelompok minoritas di IndoÂnesia, katakanlah, Ahmadiyah juga belum bisa hidup tenang dan damai seperti yang dijamin oleh Pasal 29 UUD 1945...
Ya itu juga masalah. Pasal 29 UUD 1945 memang menyebutÂkan “Negara berdasar atas KetuÂhanan Yang Maha Esa dan NeÂgara menÂÂjamin kemerÂdekaan tiap-tiap penÂduduk untuk meÂmeÂluk agamaÂnya masing masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya ituâ€.
Dalam prakÂtekÂnya kelompok keÂyakinan minoritas Ahmadiyah masih menÂjadi korban dari aroÂgansi keÂlompok mayoritas. Ini perlu menÂjadi perÂhatian kita semua, bahwa kita tidak boleh membiarkan sauÂdara kita meÂngalami kekerasan karena berÂbeda keyakinannya. Main hakim sendiri bukan hanya tidak tidak sesuai dengan negara hukum, tapi juga akan merusak sistem NKRI.
Lalu bagaimana menjaga agar negara kita tidak rusak atau bubar?
Saya mengajak pejabat negara dari pusat sampai tingkat desa dan aparat hukum untuk mengeÂluarkan kebijakan dan bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang terÂkandung dalam empat pilar keÂbangsaan. Menjadi pejabat neÂgara itu artinya menjadi payung pelindung bagi semua warga negara apapun keyakinan dan agaÂmannya.
Apakah sosialisasi empat piÂlar kebangsaan yang dilakukan MPR cukup efektif untuk menÂcegah kerusakan yang lebih paÂrah di Indonesia?
Ibarat orang sakit, empat pilar memang bukan obat yang bisa cepat menyembuhkan. Tapi kita percaya bahwa empat pilar ini jika dipahami dengan baik dan benar akan menjadi modal yang kuat untuk membangun bangsa.
Empat pilar itu secara konÂseptual dan kelembagaan sudah betul. Memang kita harus menÂÂÂÂjaÂwab apatisme sebagian masyaraÂkat terÂhadap negara. Kita meÂmang harus meningkatÂkan keÂbanggaan kita. Ya caraÂnya kita harus segera menjawab atas perÂsoalan yang dihadapi bangsa ini. Kita berÂharap MPR bisa menjadi pendoÂrong untuk melaÂkukan perubahan yang leÂbih baik bagi negara ini. Kita harus taÂnamkan optisme kepada masyaÂrakat kita. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20