Agung Laksono
Agung Laksono
RMOL. Perubahan iklim yang mengancam dunia menjadi concern pemerintah. Melalui Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), pemerintah sedang berusaha dan mengantisipasi berbagai cara untuk menekan perubahan iklim. Langkah konkretnya melalui penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
“Ini sebuah sikap yang sangat menarik perhatian dunia karena sikap kita yang tegas,†kata MenÂkokesra Agung Laksono seusai menghadiri rapat DNPI, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Presiden pada even G-21 di Pittsburg dan Konferensi Climate Change ke-15 di Copenhagen yang dilakÂsaÂnakan pada 2009 lalu secara tegas menyatakan bahwa IndoneÂsia akan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26 persen dari business as usual pada tahun 2020.
Wakil Ketua Umum Golkar ini optimis, target penuruÂnan emisi dari 26 persen ini dapat ditingkatkan menjadi 41 persen dengan dukungan internasional. Apa saja hasil rapat DNPI? BeriÂkut wawancara dengan Agung selengkapnya:
Rapat Koordinasi DNPI tadi membahas apa saja?
DNPI itukan badan yang diÂbentuk berdasarkan keppres dan diketuai oleh Presiden. Wakilnya Menkokesra dan Menko PereÂkonomian dengan Ketua HarianÂnya Rachmat Witoelar. Anggota sejumlah menteri seperti MenÂpera, Mentan, Menhut, Menkes, Menlu, Mendagri, ada juga BNPB (Badan Nasional PenangÂgulangan Bencana), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatolog dan Geofisika).
Nah dalam rakor DNPI tadi, presiden minta dibuat pencapaian sasaran secara aktual. Presiden memerintahkan agar dibuat time frame pencapaian sasaran secara aktual sampai dengan 2020 dan time frame tahunan agar upaya penurunan emisi dapat terukur. Pencapaian sasaran per tahun harus dapat diumumkan pada medio Desember. Jadi tiap tahun akan diumumkan, sehingga maÂsyaÂÂrakat bisa mengikuti penuruÂnan emisi GRK ini.
Program dan target DNPI senÂdiri seperti apa?
Program DNPI itukan sudah mulai berjalan dan akan terus sampai tahun 2020. Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang menghasilkan gas emisi rumah kaca yang besar, tapi kita tidak seperti negara-negara lain yang belum apa-apa sudah merengek-rengek minta bantuan Internasional. Kita tidak. Dengan anggaran, program dan tenaga sendiri, kita punya proÂgram Emisi GRK akan turun hingga 26 persen pada 2020. Tapi itu baru dengan cara-cara biasa seperti penanaman pohon, dan lainnya. Namun 26 persen ini bisa ditingÂkatkan menjadi 41 persen seanÂdainya kita mendapatkan dukuÂngan Internasional.
Untuk Tahun 2011 ini saja kira-kira sudah berapa persen emisi GRK yang bisa ditekan?
Ini nanti akan dilaporkan pada bulan Desember setiap tahun hingga 2020. Jadi datanya lengÂkap. Untuk yang lalu saja, kalau mau lengkap informasinya ada di seribu satu buku yang namaÂnya Indonesia Second National Communication, jadi segala macam data, serba serbi mengeÂnai climate change di IndoÂnesia disitu. Dan nanti akan diÂterbitkan seri ketiga, terus meÂnerus akan diterbitkan.
Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menuÂrunkan emisi GRK?
Bermacam-macam cara, mulai dari sektor kehutanan, transporÂtasi, industri, pertanian, dan terÂbesar di sektor kehutanan. MisalÂnya penutupan lahan-lahan kritis yang tadinya gundul diÂtaÂnami kembali, penanaman pohon baÂkau dan sebagainya. Itu semua merupakan upaya menuÂrunÂkan emisi GRK dimana sektor kehuÂtanan menyumbang terbesar sampai 250 persen.
Nah sejalan dengan itu proÂgram penanam pohon 1 miliar juga akan dijalankan terus. KeÂmuÂdian Gerakan Indonesia Bersih juga mulai dijalankan taÂhun ini. Sasarannya tentu dimulai dari tempat kita bergiat dan berada, seperti sekolah-sekolah, rumah sakit, pasar, rumah-rumah makan dan ini secara massif dilakukan. Ini nanti punya andil cukup signifikan disamping mengubah wajah kita juga memÂberikan kontribusi besar dalam memelihara lingkungan sehingga punya pengaruh positif dalam antisipasi climate change.
Apakah semua kegiatan itu sudah tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN)?
Presiden sudah tandatangani Keppres mengenai RAN untuk aksi nasional peÂnurunan gas ruÂmah kaca, sekaÂrang tinggal tunggu rencana aksi daerah di tingkat pemda. TargetÂnya tahun ini seÂlesai. Dengan dukungan dan kerja sama daerah, gerakan aksi ini menÂjadi massif dan menyeÂluruh.
Ada target khusus nantinya dalam rencana aksi daerah seÂperti menekan peristiwa kebaÂkaÂran hutan?
Soal kebakaran hutan itu akan dilakukan langkah-langkah terÂsendiri bersama Menhut, Menteri Lingkungan Hidup, Mentan, MenÂdagri, dan Menkokesra yang koorÂdinir untuk kebakaran hutan terÂmaÂsuk di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah apalagi SumÂsel yang mau gelar SEA Games.
Harapan bapak sendiri atas rencana aksi ini?
Kita optmislah target pencaÂpaian itu akan berhasil, ya Emisi GRK ini dululah. Saya optimis mengingat dukungannya cukup baik dari masyarakat, tinggal ditingkatkan saja dan dilakukan secara terus-menerus karena program in tidak hanya sampai 2014 saja tapi juga diteruskan oleh pemerintahan yang akan datang. Harus konsisten dan berkesinambunganlah. [rm]
Kita optmislah target pencaÂpaian itu akan berhasil, ya Emisi GRK ini dululah. Saya optimis mengingat dukungannya cukup baik dari masyarakat, tinggal ditingkatkan saja dan dilakukan secara terus-menerus karena program in tidak hanya sampai 2014 saja tapi juga diteruskan oleh pemerintahan yang akan datang. Harus konsisten dan berkesinambunganlah. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20