Daniel Sparringa
Daniel Sparringa
RMOL. Proses reshuffle kabinet sedang berlangsung. Dua atau tidak minggu ke depan akan diumumkan. Hal ini tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
“Saya kira tidak perlu ditanggapi dengan kegaduhan, apalagi samÂpai menimbulkan keonaran. Apa artinya menunggu 2-3 minggu untuk sesuatu yang telah diÂtunggu satu tahun sebelumnya oleh publik,†tandas Juru Bicara Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Daniel, Presiden SBY dan Wapres Boediono sedang mengÂumpulkan segala pertimÂbangan. Ini demi menghasilkan keputusan terbaik.
“Kita serahkan saja masalah ini kepada Presiden dan Wapres. Beliau berdua nanti mengambil waktu terbaik untuk menjawab masalah ini,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa sudah ada pertemuan antara Presiden dengan ketua parpol untuk rencana reshuffle kabinet?
Berbagai macam pertimbangan sedang diakumulasikan oleh PreÂsiden dan Wakil Presiden. PrioÂritas utama saat ini memastikan di antara berbagai pilihan yang tersedia.
Akan ada waktunya memÂbiÂcaÂrakan masalah ini dengan pimpiÂnan parpol yang menjadi anggota koalisi.
Apa Presiden ragu meromÂbak kabinetnya?
Sindiran seperti itu saya kira tidak perlu. Tidak ada yang bisa menghalangi Pak SBY dan Pak Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden menentukan apa yang terbaik bagi rakyat, termaÂsuk soal reshuffle kabinet.
Suara publik saya kira cukup jelas dalam soal itu, yaitu hendakÂnÂya Presiden SBY dan Wakil PreÂsiden Boediono lebih mengutaÂmaÂkan kapasitas dan integritas di atas pertimbangan lain, termasuk pertimbangan partai.
Saya kira beliau berdua sangat paham bahwa situasinya agak berÂbeda kali ini dibandingkan deÂngan saat menyusun kabinet dua tahun lalu. Apalagi, reshuffle adaÂÂÂlah satu implikasi saja dari hal yang sesungguhnya ingin dicaÂpai, yakni akselerasi perubahan.
Apa dengan reshuffle kabiÂnet bisa mewujudkan perubaÂhan?
Saya kira bisa. Akselerasi diÂartiÂkan bekerja lebih cepat, lebih tuntas, lebih sigap, bahkan lebih kreatif. Karena itu, yang diharapÂkan berubah bukan hanya gaya kepemimpinan istana, namun juga kementerian, lembaga, dan gubernur, bupati, serta walikota.
Bahkan hal ini sebuah unÂdaÂngan bagi masyarakat untuk ikut berubah. Bersikap optimistis, positif, dan kritis adalah kombiÂnasi yang lebih produktif untuk sebuah mega transformasi yang tengah kita lalui saat ini dan ke depan.
Bagaimana dengan hasil surÂvei LSI bahwa kinerja sembiÂlan menteri tidak memuaskan?
Kami lebih risau dengan pekerÂjaan rumah yang belum selesai, daripada memikirkan hasil survei itu. Hasil survei itu mungkin penÂting untuk refleksi ke dalam, naÂmun bertindak cepat untuk rakyat lebih penting untuk saat ini dan tiga tahun ke depan. Bukan citra yang kami pikirkan, tetapi tindaÂkan tepat untuk menjawab kekuÂrangan kami, dan itu harus cepat.
Kepercayaan masyarakat meÂÂÂnuÂrun terhadap pemerinÂtah, bagaimana tuh?
Ada sejumlah alasan obyektif yang kami mengerti sebagai peÂnyebab penurunan itu. Sebagian karena faktor eksternal dan seÂbaÂgian karena faktor internal. Kami membereskan yang di daÂlam, memÂbenahi pekerjaan ruÂmah, terÂmasuk mencuci piÂring yang kotor.
Seperti apa upaya pembenaÂhan internal itu?
Kami lebih seirama dengan derap langkah yang di luar. BerÂhenti berpikir bahwa ada jalan mudah dan jalan pintas untuk semua perubahan yang kita perluÂkan, yaitu kontinuitas dan kerja keras. Sebab, yang terjadi di negeri ini adalah sebuah transforÂmasi yang sangat mendasar.
Di mana cakupan dan jangÂkauanÂnya melampaui ruang neÂgara dan pasar. Masyarakat juga harus berubah dalam cara panÂdangÂnya. Optimistis, berpikir poÂsitif, dan kritis adalah kombiÂnasi yang konstruktif agar kita daÂpat menghasilkan sinergi kolektif.
Kenapa Presiden tidak meÂnon-aktifkan menteri yang diÂduga terlibat kasus korupsi?
Menteri yang disebut-sebutkan itu kan dikait-kaitkan saja. Tidak tersangkut langsung. Mereka telah melakukan klarifikasi keÂpada PreÂsiden. Tanggapan SBY agar meÂreka bekerja sama secara penuh dengan proses hukum yang mungÂkin harus mereka hadapi.
Sampai saat ini, kita tahu tidak seorang pun dari mereka mangkir atau menyingkir dari kewajiban itu. Kita harus tunggu hingga proÂses hukum menyentuh meÂreka. BiarÂlah proses hukum resmi yang menentukan nasib mereka, bukan kita, dan bukan media. [rm]
Menteri yang disebut-sebutkan itu kan dikait-kaitkan saja. Tidak tersangkut langsung. Mereka telah melakukan klarifikasi keÂpada PreÂsiden. Tanggapan SBY agar meÂreka bekerja sama secara penuh dengan proses hukum yang mungÂkin harus mereka hadapi.
Sampai saat ini, kita tahu tidak seorang pun dari mereka mangkir atau menyingkir dari kewajiban itu. Kita harus tunggu hingga proÂses hukum menyentuh meÂreka. BiarÂlah proses hukum resmi yang menentukan nasib mereka, bukan kita, dan bukan media. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20