Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi
Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi
RMOL.Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aryanto Sutadi menanggapi secara santai tudingan miring yang dialamatkan kepadanya.
‘’Kenapa mereka meragukan orang yang punya pengalaman seperti saya ini,’’ ujar Aryanto Sutadi kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, Sabtu (27/8).
Seperti diketahui, sejumlah kaÂlangan mendesak DPR agar tidak memilih calon pimpinan KPK dari unsur Kejaksaan dan KepoÂliÂsian. Pasalnya, KPK diÂbentuk kaÂrena kedua lembaga terÂsebut tiÂdak mampu memeÂraÂngi korupsi.
â€Jika orang-orang di KepoliÂsian atau Kejaksaan ada yang bagus, ya dipertahankan di instanÂsiÂnya saja,†ujar Direktur Lingkar MaÂdani, Ray Rangkuti.
Aryanto Sutadi selanjutnya meÂngatakan, tudingan negatif itu tiÂdak mempengaruhi semaÂngatÂnya mengikuti seleksi di DPR.
â€Saya tidak melakukan perÂsiaÂpan apa-apa. Saya hanya bicara apa adaÂnya, seperti yang saya taÂhu dan bisa saya kerjakan,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apakah tudingan itu mengÂgangÂgu kondisi psikologis Anda?
Kita tidak perlu memperÂpanÂjang persoalan itu. Orang boleh saja bicara. Hal itu tidak akan mempengaruhi saya.
Apakah ada yang mengÂinÂtervensi Anda?
Saya percaya, yang namanya anggota dewan adalah wakilnya rakyat. Mereka pasti akan meÂmilih calon pimpinan KPK yang terÂbaik buat rakyat. Kalau mau meÂmilih saya, ya syukur. Kalau saya nggak dipilih, buat apa diÂpaksaÂkan. Kita kan berÂtanggung jawab kepada rakyat dan negara ini.
Anda meÂngaÂku pernah meÂnerima pemÂbeÂrian seseorang saat membantu penyelesaian sengketa, apakah itu memÂpengaruhi indeÂpenÂdensi?
Kalau diberi dengan suka rela memang pernah. Kan tidak baik menolak walau cuma setandan pisang. Selama tidak memÂpeÂngaÂruhi tugas, pejabat polisi yang meÂÂnerima pemberian orang lain bukanlah gratifikasi. Namun, jaÂngan pernah memaksa atau meÂminta sesuatu kepada orang lain seÂbagai imbalan penanganan kasus.
Tapi, itu saya lakukan dulu, keÂtika aturan gratifikasi belum ada. Gaji polisi tidak cukup, saya rasa selama legal sah-sah saja.
Anda juga dituding terlibat dalam kasus penghentian guÂgatan pemalsuan ijazah Bupati Pamekasan Fuad Amin, duÂgaan peÂmeÂrasan Rp 3 miliar kepada bos narkoba dan kasus HamÂbaÂlang. Tanggapan Anda?
Mengenai kasus pemalsuan ijaÂzah, itu tidak benar. Ijazah yang digunakan Fuad Amin suÂdah benar dan legal. Adapun soal laÂporan pemerasan terhadap banÂdar narkoba, sampai saat ini kaÂsus itu tidak terbukti.
Soal kasus Hambalang, saat itu saya belum masuk di Badan PerÂtanahan Nasional. Saya masuk tahun 2010. Kepala Badan PeÂrÂtanahan tahu bahwa kasus itu ramai sebelum saya ke BPN.
Anda tidak masuk ranking empat besar yang dibuat PanÂsel, apa komentarnya?
Silakan panitia membuat itu. SaÂya tidak tahu ukurannya. DaÂÂÂlam memilih pemimpin kan ada banyak faktor yang menÂjaÂdi peÂnilaian. Itu banyak asÂpekÂÂnya.
Sekarang kan yang keras ngoÂmong, maunya dipercaya rakyat. Tapi buat saya, yang penting jaÂngan membodohi rakyat. Tujuan saya hanya ingin mengabdi keÂpaÂdÂa negara. Dipakai syukur, nggak dipakai ya sudah.
Jika Anda terpilih, apa yang akan dilakukan untuk memÂperÂbaiki kinerja KPK?
Kalau ditanya soal perbaikan, ya banyak yang harus kita lakuÂkan. Kita harus melihat apa yang kurang sekarang dan apa yang haÂrus KPK kerjakan ke depan. [rm]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 20:13
Senin, 29 Desember 2025 | 19:53
Senin, 29 Desember 2025 | 19:43
Senin, 29 Desember 2025 | 19:35
Senin, 29 Desember 2025 | 19:25
Senin, 29 Desember 2025 | 19:22
Senin, 29 Desember 2025 | 19:15
Senin, 29 Desember 2025 | 19:08
Senin, 29 Desember 2025 | 19:04
Senin, 29 Desember 2025 | 18:57