RMOL. Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menanggapi positif pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara atau Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK), Kim Jong-il, yang menurutnya bersifat terus terang, berbobot dan menghasilkan banyak hal penting.
"Kita membicarakan baik masalah hubungan bilateral, maupun problem keamanan regional, dan dengan sendirinya program denuklrisasi semenanjung Korea," kata pemimpin Rusia itu pada jumpa pers seusai pertemuan dengan rekannya itu, Kamis (25/8).
Pertemuan Kim Jong-il dan Medvedev dilakukan di sebuah markas militer di dekat pegunungan Siberia timur, sekitar 5.550 kilometer timur Moskow. Lawatan Kim ke Rusia ini adalah untuk yang ketiga kalinya setelah sebelumnya pernah melawat ke Rusia pada 2001 dan 2002.
Pada umumnya, Kim dan Medvedev sepakat dalam poin-poin substansial. Adapun pembahasan mengenai kerjasama di bidang gas, catat Medvedev, menghasilkan banyak hal penting. Rusia dan Korut mencapai kesepakatan mengenai pembangunan pipa gas di wilayah Korut serta penyediaan gas ke Korsel dengan pipa ini.
Keduanya menugaskan pembentukan Komisi Khusus Rusia, Korsel, dan Korut akan membentuk komisi khusus untuk melaksanakan proyek ini.
"Sejauh saya tahu RDRK berkepentingan dalam melaksanakan proyek segi tiga ini. Beberapa waktu yang lalu delegasi kami telah mengunjungi RDRK dan saya menugaskan Ketua Pengurus, Alexey Miller, untuk mengurus program ini sebaik-baiknya," ujarnya.
Pipa gas itu sendiri panjangnya lebih dari 1.700 kilometer, dan 700 kilometer darinya melewati teritori RDRK. Perusahaan gas Rusia, Gazprom, dilaporkan sudah bertahun-tahun berusaha mencapai kesepakatan terkait dengan jalur pipa sepanjang lebih 1.000 kilometer tersebut.
Presiden Rusia juga menambahkan, bahwa kedua pemimpin menggariskan rencana-rencana kerjasama di masa depan.
Channel 1 menyatakan perundingan Medvedev-Kim berhasil. RDRK siap memulihkan perundingan segi enam mengenai penyelesaian problem nuklir Semenanjung Korea tanpa prasyarat.
Kesepakatan soal program nuklir dibantu kesepakatan mengenai pembangunan jalur pipa gas dari Rusia ke Korsel melalui teritori Korut. Proyek ini sangat dibutuhkan oleh Korut untuk membantu menuntaskan problem jaminan listrik sehingga bisa membatalkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
[ald]