RMOL. Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Nusantara IV MPR.
Secara bergantian tokoh nasioÂnal itu akan membacakan pidato kebangsaan sekaligus memperiÂngati hari lahirnya Pancasila.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dilatarbelakangi seÂmangat untuk merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui peringatan itu, lanjut dia, Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, diharapÂkan tidak sekadar menÂjadi konsep pemikiran semata. Tapi mampu menjadi landasan etika dan moral dalam pembaÂnguÂnan pranata poliÂtik, pemerinÂtahan, ekonomi, peneÂgakan huÂkum, sosial budaya, dan berbaÂgai aspek kehidupan lainnya.
“Peringatan 1 Juni merupakan rangkaian sejarah yang sama pentingnya dengan Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei, SumÂpah Pemuda, dan Proklamasi KeÂmerdekaan. Makanya, MPR meÂminta Presiden SBY, BJ Habibie, dan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato kebangÂsaan dalam acara tersebut,†ujar Lukman kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Dijelaskannya, pada peringaÂtan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Presiden dan bekas PresiÂden akan membacakan pidato kebangsaan secara bergantian.
“Kesempatan pertama akan diberikan kepada Pak Habibie sebagai presiden ketiga, kemuÂdian Bu Mega sebagai Presiden kelima, dan terakhir Pak YudhoÂyono,†ungkap politisi PPP ini.
Berikut kutipan selengkapnya:Siapa saja yang diundang daÂlam acara tersebut? Selain Presiden dan dua bekas PreÂÂsiden, acara peringatan Pidato Bung Karno akan dihadiri para beÂkas Wakil Presiden, yakni Try SuÂtrisno, Hamzah Haz dan Jusuf Kalla.
MPR juga mengundang seluÂruh anggota MPR, pimpinan parÂtai politik dan pimpinan oganisasi kemasyarakatan (ormas).
Dari 950 orang yang kami undang, kami juga mengundang Ibu Negara, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, keluarga proklamator dan keluarga pendiri bangsa. Beberapa pimpinan TNI, Kepolisian dan lembaga tinggi negara juga telah mematikan hadir dalam acara tersebut.
Apakah keluarga bekas PreÂsiden Soeharto juga diundang?Ya, keluarga Pak Harto juga kami undang. Mudah-mudahan, mereka semua dapat meluangkan waktu untuk menghadiri acara ini. Dalam acara sebelumnya, putra bungsu Pak Harto, Hutomo Mandala Putra atau Mas Tommy kan hadir.
Kami berharap, kesempatan ini juga dijadikan momentum silahÂtuÂrahmi nasional. Kita dapat meÂnunjukkan kepada masyarakat, kalau kita tidak boleh terbelenggu dengan masa lalu. Kita harus menatap masa depan lebih baik melalui kebersamaan.
Apakah perwakilan negara-negara sahabat juga diundang?Tidak. Kami tidak mengunÂdang mereka, karena ini bukan acara resmi kenegaraan. Kegiatan ini, sebenarnya sama seperti acara-acara lain yang diselenggaÂrakan MPR, seperti seminar, Training for Trainer (TOT) dan sebagainya. Kegiatan ini menjadi sangat istimewa, karena dihadiri Presiden dan Wapres serta para bekas PreÂsiden dan Wapres.
Apa Wapres dan bekas WaÂpres kan berpidato? Tidak. Yang akan menjadi pemÂbicara atau berpidato dalam acara tersebut hanya empat orang, yakni ketua MPR Taufik Kiemas, Pak Habibie, Bu Mega dan Presiden Yudhoyono.
Jadi, ini hanya semacam paÂraÂde pidato saja?Ya tidak dong. Kan tadi sudah saya jelaskan tujuannya. Agar tidak terlihat sebagai parade piÂdato, dalam acara tersebut juga akan diperdengarkan lagu-lagu yang substansinya terkait erat dengan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti lagu Garuda Pancasila, IndoneÂsia Jaya, Garuda Rumah Kita, dan Kembali ke Pancasila. Kemudian akan ditutup dengan doa bersama.
Berapa lama acara itu akan dilangsungkan?Acara akan dimulai pukul 10.00 WIB dan dijadwalkan akan berakhir pukul 12.30 WIB.
Apa target dari acara terseÂbut? Targetnya, semua penyeÂlenggaÂra negara dan masyarakat, kembali kami ingatkan bahwa kebijakan penyelenggaraan keÂhidupan berbangsa dan bernegara harus berdasarkan Pancasila. Kami juga menargetkan, kegiatan ini dapat dilanjutkan dalam benÂtuk program-program nyata, sehingga Pancasila terlihat secara nyata dalam kehidupan berÂbangsa dan bernegara.
MPR mendesak pemerintah bentuk Badan Sosialisasi PanÂcasila, sejauhmana perkembaÂnganÂnya?Betul. Sebenarnya semua lemÂbaga setuju kalau pemerintah membentuk lembaga yang meÂmiliki posisi strategis dalam memÂÂberikan pemahaman PancaÂsila kepada anak muda Indonesia. Dalam pertemuan antar lembaga tinggi negera di Mahkamah Konstitusi, 24 Mei lalu, Presiden pun menyambut baik usulan itu.
Bagaimana kalau disalahguÂnakan?Lembaga tersebut tidak seperti P4 atau BP7 yang melakukan penÂdekatan indoktrinasi. MasyaÂrakat tidak perlu khawatir PanÂcasila kembali disalahgunakan, karena supervisi dan materi beraÂsal dari MPR.
[RM]