RMOL. Keputusan majelis hakim dalam perkara pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen dengan terpidana bekas Ketua KPK Antasari Azhar, dinilai memiliki kejanggalan.
Dugaan kejanggalan ini mengusik Wikileaks mencari tahu sumber-sumber terpercaya yang memiliki dokumen-dokuÂmen penting terkait kemungkinan adanya rekayasa. Lembaga pimÂpinan Julian Assange ini kabarÂnya akan mempublikasikan dokuÂÂÂmen rahasia tentang kasus dan persidangan terpidana AntaÂsari Azhar yang dituduh mendaÂlangi pembunuhan Nasrudin.
Tak hanya itu, Komisi Yudisial (KY) menengarai adanya indikasi pelanggaran kode etik yang dilaÂkukan majelis hakim dari tingkat pertama, banding, maupun kasasi dalam kasus Antasari Azhar. Dugaan itu berÂkaitan dengan pengabaian bukti-bukti penting.
Kecurigaan adanya rekayasa ini juga datang dari anggota Komisi Hukum DPR, Bambang SoeÂsatyo. Politisi Partai Golkar ini bahkan menyeÂbut Antasari seÂbaÂgai korban peraÂdilan sesat.
Berikut kutipan wawancara deÂngan anggota Komisi III DPR itu:Belakangan ini kecurigaan akan adanya rekayasa dalam kaÂsus Antasari kembali meÂnguat, tanggapan Anda?Ya, saya melihat upaya WikiÂleaks mengungkap dokumen terkait kasus Antasari setidaknya menunjukkan adanya sebuah hal yang terkait dengan dugaan rekaÂyasa dalam kasus ini. Dan entah karena kebetulan atau memang ada kaitannya, KY juga mengÂungkapkan adanya ketidakÂlaziÂman persidangan kasus bekas Ketua KPK ini.
Kira-kira dariÂmaÂna sumber yang bisa dijadikan pegangan Wikileaks?
Entah darimana sumbernya, tetapi berbagai kalaÂngan belaÂkangan ini terus mengÂÂÂgunjingkan rencana WikiÂleaks itu. Julian Assange kabarÂnya sedang menÂcari-cari media di negara mana yang akan diajaknya bekerja sama mengungkap dokuÂmen tentang kasus Antasari itu.
Apa faktor kebetulan, keÂnapa KY mengungkap adanya dugaan rekayasa dalam kasus itu?Setelah menelaah dokumen pengaduan Antasari dan dokuÂmen investigasi, KY menguÂmumÂkan telah menemukan inÂdiÂÂkasi pelanggaran profesionaÂliÂtas hakim yang menangani perÂsidaÂngan Antasari. Para haÂkim diÂnilai mengabaikan bukti-bukti kuat, serta mengabaikan keteÂrangan ahli senjata, ahli balistik dan keteÂrangan ahli tekÂnologi informasi (IT). KY juga menilai para hakim mengaÂbaiÂkan bukti baju korban (NazaruÂdin, red) yang tidak perÂnah diÂhaÂdirkan di persidangan. SeÂbagai tindak lanÂjutnya, KY akan meminta keteÂrangan dari pelaÂpor, para saksi, ahli senjata, ahli balistik dan ahli IT.
Apa yang diumumkan KY ini ibarat materi yang bisa memÂperkuat keyakinan sementara orang bahwa Antasari menjadi korban dari sebuah kasus yang direkayasa atau korban pengaÂdilan sesat.
Anda yakin jika ada yang janggal dalam kasus ini?Proses penampakan kebenaÂran dan kesalahan dalam kasus Antasari sudah dimulai sejak perÂsidangan kasusnya. Bisa diÂpastiÂkan bahwa tahap paling menenÂtukan dari proses penamÂpakan itu tidak masuk dalam skenario banding yang disusun Antasari dan para penasihat hukumnya. Bahkan mungkin tak pernah diperhitungkan Antasari sendiri. Tahap yang paling meÂnentukan itu adalah terbongÂkarnya ketidakÂlaziman persidaÂngan dan vonis kasus Gayus Halomoan TambuÂnan dalam kasus penggelapan pajak di Pengadilan Negeri Tangerang.
Kok Anda menghubungkanÂnya ke sana?Antasari mungkin tidak pernah memperhitungkan kalau kasus Gayus menjadi bagian dari proses penampakan kebenaran dan kesalahan atas kasus yang dituÂduhkan kepadanya. Sebab, kasus Gayus ternyata menyeret Cirus Sinaga, jaksa senior yang menÂjadi Ketua Tim penuntut umum dalam perkaranya. PenyÂelidikan internal tim Kejagung menyimÂpulkan, Cirus terbukti terlibat aktif dalam aksi pemÂbocoran surat Rencana Tuntutan (Rentut) sekaligus pemalsuan Rentut Gayus. Sebagai tersangka pemalÂsuan dokumen negara, Kejaksaan Agung sudah melaÂporkan Cirus ke Polisi.
Awalnya, Cirus tak mau meÂnyerah begitu saja. Memang, dalam kasus pembocoran Rentut itu, publik melihat adanya perlaÂkuan istimewa terhadap Cirus. Beredar cerita di kalangan jaksa dan wartawan bahwa jika Cirus merasa tidak dilindungi kolegaÂnya dalam kasus pembocoran Rentut kasus Gayus, dia menganÂcam akan mengungkap rekayasa kasus Antasari.
Apa Anda percaya itu?Ya, di luar dugaan kita semua. Pernyataan Gayus menambah bobot terhadap kebenaran ancaÂman Cirus itu. Kecewa karena divonis tujuh tahun penjara oleh PN Jakarta Selatan, Gayus langÂsung curhat dan buka-bukaan. Gayus mengatakan, Cirus terÂlibat dalam rekayasa kasus AntaÂsari. Gayus juga mengaku bahwa Satgas Pemberantasan Mafia Hukum pernah mengungÂkapkan, kasus Jaksa Cirus SiÂnaga tidak ditindaklanjuti karena khawatir Cirus akan memÂbongÂkar perkara Antasari.
Apalagi yang membuat Anda yakin adanya dugaan rekaÂyasa?Tidak berhenti pada pernyataan Gayus, adik kandung almarhum Nasruddin, Andi Syamsuddin juga mengemukakan hal yang sama dengan Gayus, walau deÂngan acuan yang sedikit berbeda. Andi, yang awalnya jelas-jelas berseberangan dengan Antasari, kini berada dalam satu barisan dengan bekas ketua KPK itu. Merespons temuan KY. Andi mengatakan, ada rekayasa dalam kasus pembunuhan Nasruddin untuk menjerat Antasari. Andi mengacu pada putusan sidang Antasari dan pembelaan pengaÂcara Antasari. Rencana peÂmanggiÂÂlan para hakim yang menangani kasus Antasari oleh KY juga menambah keyakinan Andi.
Saya juga ingat saat laptop Antasari disita. Laptop itu meÂnyimpan banyak file sensitif. Termasuk rekaman percakapan hasil sadapan KPK tentang duÂgaan penyimpangan tender proyek IT KPU. Antasari konon diincar karena itu.
Benarkah rakyat sekarang sudah mulai berbalik arah daÂlam memandang kasus AntaÂsari?Perlahan tapi pasti. Persepsi publik terhadap peran Antasari dalam pembunuhan almarhum Nasruddin kini mulai berbalik. Antasari mulai dilihat sebagai korban rekayasa kasus hukum. Sebagian publik kita pun mulai yakin bahwa hanya kekuatan besar di negara ini yang mampu memerangkap Antasari. PertaÂnyaan usil berikutnya adalah mengapa Ketua KPK itu sampai tidak bisa menghindar dari jebaÂkan itu? Jawabannya, ada orang kuat bekingi rekayasa ini. Sebab, orang itu sangat marah pada Antasari. ‘Dosa’ Antasari, kataÂnya, sulit dimaafkan.
[RM]