Berita

Ilustrasi/Ist

NEGARA GAGAL

Indonesia Memang Negara Gagal

KAMIS, 31 MARET 2011 | 09:15 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Bangsa Indonesia dapat diibaratkan sekumpulan kepiting yang berada di baskom yang satu diantara yang lainnya saling menarik ke bawah berusaha untuk keluar dari baskom itu. Tingkah laku kepiting itu mengibaratkan bangsa Indonesia yang tidak memiliki budaya menjunjung atau mendorong setiap anak bangsa yang berprestasi atau memiliki kemampuan untuk maju.

Demikian diungkapkan oleh budayawan Muji Sutrisno SJ dalam diskusi kebangsaan bertajuk 'Apa Penyebab Keterpurukan Indonesia? Menyikapi Ancaman Negara Gagal' yang diselenggarakan Gerakan Integritas Nasional (GIN) yang diketuai Salahuddin Wahid, di Café Domus, Jakarta, kemarin.

Muji Sutrisno menjelaskan bahwa Indonesia kehilangan budaya atau mental untuk menjunjung dan menghormati value orang yang maju dan memiliki visi ke depan. Orang sulit mengapresiasi orang lain (looking down). "Itu ciri dari gagalnya sebuah negara," ungkapnya.


Ia menambahkan, negara gagal juga ditandai dengan tidak mampunyai kelompok kreatif dalam menghentikan disintegrasi, penolakan kelompok mayoritas terhadap terhadap nilai-nilai sejarah yang letakkan oleh founding fathers dan hilang atau lunturnya kohesi sosial berupa trust dari masyarakat.

Keterpukuran Indonesia juga diperparah dengan munculnya beberapa disorientasi budaya, yakni hilangnya value yang indah, baik dan benar karena tergusur oleh tradisi lisan yang anonim akibat dari terdigitalisasinya hidup. Akibatnya, tidak ada pendalaman, refleksi, pembatinan atas hidup itu sendiri.

Selain itu, keterpurukan itu muncul akibat munculnya disorientasi bernegara yang berlandaskan Pancasila dengan dicedarai kekosongan ketaladan dan berburu pada citra (image). Seharusnya, kata Muji, demokrasi ekonomi harus seiring dengan demokrasi politik.  Hasil kreatif yang seharusnya menjadi budaya akhirnya hilang akibat nilai kreatif dikomersialisasi menjadi materialisasi atau pembendaan. Sehingga tidak heran kemudian muncul fundamentalisme di mana-mana.

Keterpurukan akhirnya menjadi krisis ketika informasi didigitalisasi sebagai tayangan infotainment, menjadi tayangan maya tanpa mempedulikan kondisi nyata bangsa Indonesia. Dari titik ini, bisa dimaklumi ekonomi kemudian berubah menjadi konsumsi simbol, produsen makna bersanding dengan produsen barang konsumtif.

Lantas Apa Jalan Keluarnya?
Untuk mencari jalan keluar dari keterpurukan ini, ungkap Muji, Bangsa Indonesia hendaknya melakukan osmosis yaitu memadukan nilai-nilai lama dan nilai-nilai baru lalu mengambil nilai yang baik. Bangsa Indonesia perlu juga melakukan sintesis dialektis dalam segala nilai budaya. Juga hendaknya dilakukan transformasi keberanekaragaman, di mana nilai Kebatakan, KeJawaan, KeNTTan dll harus memiliki kontribusi pada KeIndonesiaan.

“Yang harus disadari dalam bangkitnya suatu bangsa, budaya selalu merupakan pertemuan antara value dan interest, nilai dan kepentingan,” ujar Muji Sutrino yang menandaskan bahwa tidak mengherankan jika hidup berbangsa dari sudut budaya baru dilihat kembali setelah seorang pejabat tidak menjabat lagi. [ade]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya