RMOL. Sekretariat Jenderal DPR telah membuka tender pembangunan gedung baru DPR, Senin (14/3), tapi Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tetap menolak pembangunan tersebut. Pasalnya, pembangunan gedung yang rencanya menelan anggaran Rp 1,6 triliun itu, dinilai belum tepat dilakukan saat ini.
Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Edhy Prabowo menjeÂlasÂkan, partainya menolak pemÂbangunan gedung baru, karena melihat kondisi ekonomi dan aspiÂrasi yang berkembang di masyarakat. Saat ini, kondisi ekoÂnomi masyarakat masih sangat sulit, sehingga pembangunan gedung tersebut belum dapat direalisasikan.
“Saya yakin, ketika kondisi ekonomi dan kesejahteraan meÂningkat, masyarakat pasti akan merestui, jika DPR memiliki gedung yang lebih baik. Tapi, tidak sekarang. Masak di tengah rencana kenaikan BBM, anggota dewan justru mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung baru,†tutur Edhy kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:Kenapa Fraksi Partai GeÂrinÂdra masih tetap menolak pemÂbangunan tersebut?Kami kan menolak rencana pemÂbangunan itu sejak awal. Itu sikap kami, dan sikap itu tidak akan berubah. Sikap tersebut kami ambil berdasarkan sejumlah kajian dan memperhatikan aspiÂrasi yang berkembang di tengah masyarakat.
Tapi, proses tendernya sudah mulai berjalan?Apa yang bisa kami lakukan, suara kami kalah di parlemen. Upaya terakhir yang kami lakuÂkan adalah menginstruksikan anggota Fraksi Partai Gerindra di BURT DPR untuk selalu mengaÂwal penolakan itu.
Selain itu?Kami juga telah mengirimkan nota keberatan kepada pimpinan dewan. Dalam surat yang ditanÂdatangai saya dan Ketua fraksi ditegaskan, Frakasi Partai GerinÂdra menolak seluruh upaya dan rencana pembangunan tersebut.
Artinya, Gerindra siap tidak jika tidak diberi ruangan daÂlam gedung baru tersebut?
Kan kami tetap menolak, jadi seÂgala risikonya akan kami tanggung. Kalau kita dianggap menolak kemudian tidak menÂdapat ruangan, ya tidak masalah juga. Kami bisa menggunakan ruangan gedung yang lama. GeÂdung ini masih layak dan mampu menunjang semua pekerjaan kami.
Kenapa Gerindra bersikeras menolak pembangunan terseÂbut?Menurut kami, uang sebesar itu harusnya dapat dialokasikan untuk program lain yang bersenÂtuhan langsung dengan keseÂjahteraan masyarakat. Terlebih, pemeÂrintah berencana menguÂrangi subsidi BBM. Sebagai salah satu upaya efisiensi, lebih baik DPR menunda pembangunan gedung itu dan mengalokasikan anggaran tersebut untuk kepenÂtingan masyarakat.
Fraksi lain kok mendukung ya?Kawan-kawan lain mengÂanggap pembangunan ini sangat urgen, tapi bagi kami penundaan pembangunan merupakan salah satu bentuk pengorbanan anggota DPR kepada Negara dan rakyat. Kalau kita belum mampu malaÂkuÂkan hal yang lebih besar, minimal kita tidak mempersulit kondisi saat ini.
Tapi, sejumlah anggota deÂwan menilai kondisi gedung yang ada saat ini, sudah tidak meÂmadai?Saya pikir, kantor yang ada sekarang masih cukup memadai. Meski kinerja kami belum berjalan optimal, karena jumlah tenaga ahli dan kapasitas ruangan yang overload, tapi kita harus realistis dalam melihat keadaan. Kalau kondisi sudah baik dan pendapatan Negara meningkat, rakyat pun akan rela wakilnya menempati gedung baru. Belum lagi, rencana pemerintah meminÂdahkan ibu kota, pembangunan bisa menjadi sesuatu yang mubazir dong.
Dari segi keamanan bagaiÂmana?Kan tidak ada yang menyataÂkan bahwa gedung ini tidak aman dan tidak layak ditempati. Setelah gempa kemarin, kondisi gedung ini memang dikabarkan bermasaÂlah, tapi kalau ada kerusakan parah, tanda-tandanya dapat diÂlihat. Jika sebagian anggota meragukan hal tersebut, tanyakan saja pada konsultan.
Artinya, keterbatasan yang ada bukan merupakan sebuah haÂlangan dalam bekerja?Kalau itu dijadikan salah satu alasan pembangunan gedung baru, saya rasa alasan itu sangat sempit. Karena gedungnya tidak sesuai, kinerjanya jadi lama, itu tidak juga. Kalau target penyeÂlesaian undang-undang tidak tercapai, kita kan bisa mengunÂdang para ahli untuk membantu percepatan pembahasan undang-undang. Kita paling tinggal meÂnambah anggaran beberapa miliar untuk menghadirkan para ahli, jadi tidak perlu mengaloÂkasiÂkan anggaran Rp 1,6 triliun untuk membangun gedung baru.
Mungkinkah dengan gedung baru, anggota DPR jadi rajin hadiri rapat?
Mengenai tingkat kehadiran anggota DPR. Pembangunan gedung baru tidak akan memÂpengaruhi hal tersebut. Bahkan, peningkatan gaji anggota dewan pun tidak akan mempengaruhi hal tersebut. Fasilitas yang lebih baik tidak akan menimbulkan kinerja yang lebih baik.
[RM]