Berita

Gamal Mubarak

Dunia

Firaun Millenium Sudah Karatan

MINGGU, 30 JANUARI 2011 | 04:08 WIB

RMOL. Hosni Mubarak terhitung “ka­ratan” sebagai penguasa Mesir.  Dia telah menjadi pre­siden sejak 16 Oktober 1981, yakni saat Anwar el-Sadat di­bu­nuh. De­ngan begitu, namanya ter­ukir da­lam sejarah Mesir sebagai pre­siden terlama sejak tahun 1952. Bah­kan, masa jabatannya lebih lama dari Gamal Abdul Nasser, pionir dari nasionalisme di Arab dan Anwar el-Sadat.

Posisi negara Mesir pimpinan Mubarak sangat vital karena jadi jembatan penghubung an­tara ne­gara-negara Afrika de­ngan AS. Selain itu, Mesir juga dianggap sebagai pemimpin bagi negara-negara Afrika.

Hal ini dapat di­lihat dari ke­pemimpinan Hosni Mubarak sebagai ketua Orga­nisation of African Unity (OUA) pada 1989-1990 dan 1993-1994, maupun perwakilan dari Mesir lainnya. Mubarak dianggap me­ru­pakan orang yang berhasil me­nego­siasikan masa­lah-masalah ke­ama­nan regional.


Pemerintahan Hosni Mubarak dianggap sebagai Firaun jaman modern. Kritik terhadap peme­rintahan akan dihadapi dengan pemenjaraan. Bahkan salah satu kasus yang unik adalah pada 2008 terdapat pemberitaan bah­wa Hosni Mubarak sakit, eh pe­nulis berita tersebut lalu ditahan.

Hal unik lainnya adalah sejak tahun 1981 diberlakukan keadaan pemerintahan dalam bahaya. Hal ini memungkinkan pe­merintah memenjarakan seseorang tanpa perlu diadili terlebih dahulu.

Hosni Mubarak punya riwayat kesehatan yang buruk. Dia per­nah menjalani operasi peng­ang­katan kantong empedu di Rumah Sakit Universitas Heidelberg Jer­man. Melihat umur Hosni Muba­rak ditambah dengan kon­disi ke­sehatannya, seringkali muncul desas-desus panas sosok yang pantas menggantikannya.

Salah satu calon yang santer dibicarakan adalah anaknya sen­diri, yaitu Gamal. Namun de ngan merebaknya demo peng­gulingan pemerintahan, peng­ganti Muba­rak kelak jadi tambah sumir. Satu yang pasti, Mubarak dan kroni­nya sudah tidak di­inginkan rakyat Mesir.   [RM]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya