RMOL. Perjalanan ini. Trasa sangat menyedihkan. Sayang engkau tak duduk disampingku kawan. Banyak cerita yang mestinya kau saksikan. Di tanah kering bebatuan...
Barangkali di sana ada jawabnya. Mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan. Melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang...
Itulah salah satu bait lagu berÂjudul “Berita Kepada Kawan†diciptakan dan dinyanyikan Ebiet G Ade. Bait itu memang sering kita dengar jika ada tayangan bencana di televisi. Selain itu ada dua lagu yang sering diputar berÂkaitan dengan bencana, yaitu “Untuk Kita Renungkanâ€, dan “Masih Ada Waktuâ€.
Penyanyi era 1980-an ini mengaku, lagunya itu sering menÂjadi berkah bagi korban benÂcana. Sebab, setelah menÂdengarÂkan lagunya itu, orang tergerak hatinya untuk membantu, ikut bersimpati atau setidaknya ikut mendoakan mereka yang terkena bencana.
“Kan itu bagus. Jadi, mudah-mudahan itu ibadah juga,†ujar penyanyi dan penulis lagu, Ebiet G Ade, kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kalau ada bencana alam, orang teringat lagu yang Anda cipÂtakan dan nyanyikan, bagaiÂmana komentarnya?Tentu saya sedih melihat benÂcana selalu menimpa negeri ini. Yang jadi korban kan saudara-saudara kita juga. Bencana di negara lain saja yang kita tidak kenal, itu sedih. Apalagi, sesama anak bangsa, satu negeri. Tentu sedih dong.
Bukannya senang karena lagu Anda sering dinyanyikan di siaran televisi?
Ah, tidak seperti itu.
Saya hanya melihat dari sisi positifnya saja, yakni dengan menÂÂdengarkan lagu itu bisa terÂgerak hatinya untuk membantu korban bencana. Begitu juga pemerintah hendakÂnya bisa membantu dengan cepat terhadap korban tsunami MentaÂwai dan meletusnya Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.
Salah satu bait di lagu itu, mungÂkin Tuhan mulai bosan meÂlihat tingkah kita yang selalu saÂlah dan bangga dengan dosa-dosa, apa memang kondisinya seÂÂperti itu?Ya bisa jadi, mungkin Tuhan mulai bosan dengan tingkah laku kita dan dosa-dosa kita.
Ada yang mengkaitkan benÂcana dengan rumor dan mitos, komentar Anda?Rumor itu selalu datang dari pikiran-pikiran yang berkelana liar. Jadi, kalau orang politik mungÂkin dikaitkan dengan pejaÂbat, pemerintah dan sebagainya. SeÂdangkan untuk orang hukum diÂkaitkan dengan orang-orang yang memegang kekuasaan huÂkum, kesewenang-wenangan, dan sebaÂgainya. Jadi, saya kira bencana ini rasanya memang suÂdah merupaÂkan hukum alam.
Ada yang mengkaitkan deÂngan kepemimpinan SBY?
Kalau dikait-kaitkan dengan kepemimpinan SBY itu namanya su’uzon. Tapi saya melihatnya tidak seperti itu. Memang ada juga orang yang punya pikiran seÂperti itu. Tapi itu kan tidak proÂduktif dan sangat mengganggu. Akibatnya malah akan melempar kesalahan kepada orang lain. PadaÂhal, kita sendiri tidak beruÂsaha memperbaiki kualitas kedeÂkatan kita dengan alam.
Lantas siapa yang disalahkan dengan adanya bencana ini?Ada bagian-bagian yang meÂmang akibat dari ulah kita. MiÂsalnya, kalau longsor dan banjir diakibatkan dari pembalakan liar, penggundulan hutan atau ketiÂdakpedulian masyarakat terhadap lingkungan. Misalnya, banjir akiÂbat peneÂbangan hutan.
Bagaimana dengan meletusÂnya gunung Merapi?Saya kira itu alam punya caraÂnya sendiri untuk hidup, bergerak untuk melakukan tugasnya.
Apa tidak ada niat pergi ke YogyaÂkarta melihat pengungsi akiÂbat Gunung Merapi meleÂtus?Memang saya kepingin ke Yogya dalam waktu dekat ini untuk ikut berempati. Supaya tidak lupa bersyukur. Sebab kita masih diberi kesempatan untuk melihat matahari esok.
Apa ada niat untuk menyanyi terkait bencana alam?Kalau itu tidak mungkin. SeÂbab, itu kontraproduktif. SauÂdara-sauÂdara kita itu kan lagi berÂsedih.
Saya juga tidak ingin menjadi berita yang justru seolah-olah saya menjadi pahlawan. Justru saya takut sekali dengan itu. Saya khawatir, nanti orang berpikir saya mencari kesempatan dalam kesempitan.
O ya, sekarang kesibukannya apa?
Saya masih nyanyi dan keliling kemana-mana. Tapi kalau tampil di televisi, itu tidak pas buat saya lagi, ha ha ha kan sekarang ini banyak anak-anak muda.
Mungkin ada keinginan unÂtuk menciptakan lagu tentang benÂÂcana alam?Saya akan terus mencipta lagu. Walaupun tidak seproduktif dulu. Tapi kalau menciptakan lagu untuk dinyanyikan orang lain, samÂpai sekarang belum ada. MaÂsih untuk saya nyanyikan sendiri.
[RM]