Berita

gunung merapi/ist

Adhie M Massardi

Alam Bergolak, Mahasiswa Akan Terus Bergerak

RABU, 27 OKTOBER 2010 | 00:00 WIB

ALAM kembali bergolak. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung di Jawa di Sumatera mengaum. Memuntahkan laharnya. Kadang dingin, kadang panas. Binatang kebingungan. Masyarakat hanya bisa menghela nafas. Menggumam lirih: “Sampai kapan kami menderita begini?”

Di kampus-kampus, mahasiswa juga bergolak. Mereka merasa harapan dan masa depan mereka direnggut para pembesar negara, yang memperoleh kedudukannya dengan cara yang seolah-olah demokrasi. Padahal, dalam pandangan para mahasiswa, tiket yang mereka dapat sungguh semu. Ada manipulasi yang canggih.

Akibatnya, kekuasaan yang mereka genggam juga semu. Padahal segala sesuatu yang “semu” hanya tampak bagai fatamorgana. Makanya para penguasa negara sekarang ini tak bisa menggunakan kekuasaannya untuk menyejahterakan rakyatnya. Kekuasaan semu hanya bisa dipakai untuk menyenangkan diri mereka sendiri.

Maka pada 20 Oktober lalu, mahasiswa di sedikitnya 24 kota, bergerak mengekspresikan kegundahannya. Memang ada yang tertembak, atau tepatnya ditembak, aparat yang terprovokasi petinggi negeri. Tapi alhamdulillah, Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno itu, hanya disasar kakinya. Kini sudah bisa kembali kuliah. Menuntu ilmu. Untuk bekal membangun masa depan dirinya.

Tapi sebentar. Masa depan macam apa yang bisa diraih Farel dan kawan-kawannya yang kini masih bergulat di bangku kuliah? Masa depan model apa yang bisa dijalani para mahasiswa yang orangtuanya hidup dalam kecemasan akibat didera depresi ekonomi yang makin amburadul?

Sebagai bagian dari sedikit orang Indonesia yang beruntung bisa memperoleh pengetahuan lebih, para mahasiswa itu tentu paham jenis masa depan model apa yang bisa mereka peroleh dalam kondisi negeri seperti ini.

Apalagi, mereka juga tahu, sangat tahu, sejak beberapa tahun terakhir ini, paling banter 40 persen saja lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang bisa dirserap bursa tenaga kerja. Selebihnya, setiap tahun, sekurang-kurangnya 200.000 sarjana masuk kotak pengangguran. Artinya, tetap menjadi beban orangtuanya.

Itulah sebabnya belakangan, dalam kegelisahan yang memaksa, para tokoh mahasiswa dari berbagai PT kerap berkumpul, membicarakan perjalanan pemerintahan, seraya memikirkan nasib mereka sendiri. Sebab jalannya pemerintahan sekarang, memiliki andil sangat besar dalam menentukan nasib mereka ke depan.

Tanpa perubahan yang jelas, tanpa kebijakan yang pro-domestik, tanpa keberpihakan kepada rakyat negeri sendiri, mustahil ada pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen. Padahal dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 8 persen, apalagi reputasi pemerintahan sekarang hanya 4-5 persen, sangat mustahil membuka lapangan kerja.

Makanya, dalam pandangan para tokoh mahasiswa itu, membiarkan pemerintahan tetap berjalan seperti sekarang, yang sibuk mencari cara agar bisa selamat sampai 2014, sama saja dengan membungkam masa depannya sendiri.

Padahal demokrasi adalah cara mengelola sebuah negara agar bisa menjamin masa depan anak-anak bangsanya. Bukan perangkat politik temporer bagi yang memenangi kontes (pemilu) untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri, atau kelompoknya, dalam pemahaman: Mumpung berkuasa!

Itulah sebabnya, melihat cara pandang kaum intelektual di kampus-kampus belakangan ini, saya melihat bayangan mahasiswa bergerak, dan akan terus bergerak, menebas rintangan yang dibangun “aliansi jahat” yang menyandera negeri ini.

Insya Allah perjuangan mereka berhasil melapangkan jalan menuju masa depan yang dijanjikan para founding fathers. Perjuangan mahasiswa memang selalu punya arti bagi negeri ini. [**]


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya