Tapi Andi Arief dan teman-temannya usung PS-AHY. Biasa petugas partai memang begitu.
Penetrasi PD menekan PKS yang ngotot usung 9 cawapres kadernya. Di titik extrim, PD siap bantu Gerindra anulir PKS bila terus-terusan ngotot mendikte PS.
Kursi Gerindra dan PD sudah lebih dari cukup. Logika sama ada di benak PAN dan PKS.
PS true soldier. Jiwa corsa melekat sampai mati. Tidak mungkin tinggalkan teman. Tidak mungkin hianati PAN dan PKS. Jadi Sandiaga Salahudin Uno (SSU) dipilih.
Andi Arief meradang. Ngata-ngatain. Padahal beberapa hari lalu, kita masi happy. Bakal satu tim menghajar para bajingan dari rezim tua.
Mestinya, PAN dan PKS bisa terima nama SSU. Itu sebab Andi Arief ngomel. Ibarat perempuan yang ngambek, segala hal bisa diucap. Bahkan hayalan tingkat tinggi seperti mahar 500 milyar. Mabok baygon. Bikin panas PAN dan PKS.
Kalo sudah begini, ada 3 opsi yang mungkin. Pertama, PD dipersilahkan joint force dengan rezim tua. Kita fight. Gerindra, PAN dan PKS tidak takut.
Kedua, Andi Arief bisa inisiasi poros ketiga. PD dan PKS belum cukup. Mesti tambah PKB. Kardus Duren pasti nurut. Seperti kata Ex Anak Buah Foke bernama SGY, Poros Gatot-Imin, Gatot-Salim Al Jufri, Gatot-AHY masih mungkin.
Tapi for what?
Poros ketiga hanya mencemarkan nama besar Presiden SBY. Aksi anarkis verbal Andi Arief kontan dibalas Jenderal Suryo Prabowo dengan sindiran.
Jadi yang terbaik adalah opsi ketiga; stay in the room with us. Stop crying. Ga usah baper in politics.
Justru Poros PS-Sandi hanya memperlihatkan bahwa semua pimpinan partai (Gerindra, PD, PAN, PKS) memikirkan kemaslatan bangsa dan negara. Tidak memainkan egosentric kepartaian.
Semua pimpinan parpol koalisi adalah patriot. Tidak seperti begundal partai pencari proyek yang usung slogan "PS Presiden, siapa pun wapresnya". Tapi ternyata maksudnya "wapresnya" mesti dari partainya. Tai kucing kan.
Sandiaga Salahudin Uno merupakan figur terbaik dari semua opsi yang ada. Makanya diusung.
"Sandinomics" akan menyelesaikan problem kemiskinan rakyat yang tak terurus selama lima tahun belakangan.
[***]
BERITA TERKAIT: