Hal itu disampaikan jenderal yang akrab disapa Iwan Bule itu kepada suksesornya, Irjen Idham Azis, saat acara lepas sambut di Balai Pertemuan Metro Jaya, Rabu malam (26/7).
"Semenjak (menjabat Kapolda Metro) itu pula badan saya langsung‎ terasa panas dingin. Karena memang selama sepuluh bulan Pak Kapolda (Idham Azis), itu tensi tinggi pak. (Tensi) di atas 140 itu. RPM-nya 12 terus, gak pernah berhenti. Dan selalu begitu. Alhamdulihah, sebentar lagi beban saya selesai. Mudah-mudahan di jaman pak Idham sudah habis, sudah selesai," kata Iriawan.
Selain itu, masa jabatan sebagai Kapolda Metro selama sepuluh bulan, dirasakan Iriawan sangat singkat. Namun, dapat juga dikategorikan lama. Apalagi, situasi yang dihadapi Iriawan saat dirinya memimpin, ada banyak event-event besar di Ibu Kota.
Namun, berbagai rintangan yang dihadapi, lanjutnya, dapat dilalui melalui sinergi internal dan eksternal.
"Karena event-event besar yang kami lalui bersama teman teman dari jajaran, Kapolres, rekan di lapangan dan teman teman Kodam. Saya tidak ada hebatnya. Saya hanya dirigen, yang main mereka (anggota Polda Metro jajaran semua. Oleh sebab itu, saya hormat kembali kepada anak buah saya, mantan anak buah saya dan stake holder lain, lua biasa," paparnya.
Seperti diketahui, Iriawan digantikan Idham Azis yang sebelumnya menjabat Kadiv Propam Polri. Mutasi tersebut berdasarkan telegram rahasia nomor ST/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017. Iriawan sendiri akan ditugaskan sebagai Asisten Operasional (Asops) Polri.
Dalam acara lepas sambut Kapolda Metro Jaya, tampak hadir, Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, Kepala Pengadilan Tinggi DKI Damin Sanusi, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Tony Spontana, Pangdam Jaya Mayjen TNI Jaswani, sejumlah pejabat Polda Metro jajaran dan instansi terkait lainnya.
[zul]
Tepat sepuluh bulan, Irjen Mochamad Iriawan duduk di kursi Metro 1. Sejak 23 September 2016 lalu menggantikan Irjen Moechgiyarto, Iriawan mengaku langsung merasakan tekanan. 
BERITA TERKAIT: